Chapter 13

2.1K 123 37
                                    

Happy reading ᕦ⁠༼⁠ ⁠~⁠ ⁠•́⁠ ⁠ₒ⁠ ⁠•̀⁠ ⁠~⁠ ⁠༽⁠ᕤ







Siang hari syuting pertama akan dilaksanakan. Para pemain akan berkumpul di salah satu lokasi yang telah ditentukan pihak studio. Karena mereka sepakat untuk tidak menggunakan cgi mengenai tempat lokasi. Maka mereka telah mempertimbangkannya dengan sangat baik. Lokasi yang telah ditetapkan berada di perbukitan Inggris, tepatnya di kota Iwase, Fukushima. Jaraknya dari Tokyo hanya sekitar dua setengah jam saja.

Levi memasukkan kaos milik Eren ke dalam koper. Ia sibuk menyiapkan beberapa barang kebutuhan untuk syuting nanti. Karena pihak studio menyuruh para aktor tinggal beberapa minggu di sana.

" Eren kenapa celana dalammu tinggal satu? " teriak Levi dari kamar.

" Itu, aku memasukkan semuanya ke mesin cuci! " Eren menyahut dari lantai bawah. Pria itu sedang sibuk mengabari ayah ibunya perihal syutingnya yang juga melibatkan Levi.

" Semuanya?! " gumam Levi heran.

Levi memutuskan melihat mesin cuci sambil berharap celana dalam Eren belum basah dan masih bisa diselamatkan. Saat berpapasan dengan Eren ia menggerucutkan bibirnya lalu kembali berjalan menuju mesin cuci. Decakan sontak keluar, Levi berkacak pinggang saat melihat air telah memenuhi mesin cuci.

" Bagus, kau tidak akan mempunyai stok celana dalam untuk nanti siang."

Eren menutup panggilan teleponnya, lalu mendekati pria raven.

" Bagaimana? "

Levi menatapnya, " Bagaimana apanya! Jelas-jelas kau sekarang hanya memiliki satu celana dalam saja. Kenapa kau baru mencucinya sekarang! Kita akan berangkat ke lokasi nanti siang! Aku tak habis pikir denganmu."

Wajah Levi memerah saking marahnya. Tapi di mata Eren tentu saja sangat menggemaskan. Tangan Eren menyentuh pipi gembul itu dan memberinya usapan kecil. Perlakuannya berhasil meredakan sedikit amarah Levi.

" Baiklah baiklah itu kesalahanku. Bagaimana kalau kita belanja lagi? "

" Pemborosan." gerutu Levi, matanya melirik ke atas dengan lucu.

Eren tersenyum lebar, seketika pikirannya kembali mengingat kejadian dimana Levi pingsan setelah mengungkapkan perasaan satu sama lain. Waktu itu semua dibuat panik dan Nifa terpaksa menyuruh Eren membawanya pulang lebih dulu.

Sehari semenjak kejadian itu, Eren pergi ke mall bersama dengan seorang wanita. Sialnya saat itu Levi juga berada di mall yang sama, tepatnya Levi ada di sebuah gym sedang melakukan olahraga untuk kebutuhan syuting. Begitu menyaksikan dari balik kaca jika Eren berduaan dengan wanita lain, dia langsung tertelan api amarah.

Eren terkekeh geli mengingat kejadian di mall. Ia menarik tangan Levi, kemudian melihat sebuah cincin perak yang tersemat di jari tengahnya. Alasan dirinya di mall saat itu adalah untuk membeli cincin tunangan dan wanita yang bersamanya itu adalah pemilik toko cincin.

" Apa kau masih belum siap memberitahu ayah ibu tentang hubungan kita sekarang? " tanya Levi pelan

" Besok ayah ibu pulang, aku akan memberitahu mereka."

Sepertinya Levi telah melupakan kekesalannya, kepalanya bersandar di dada bidang pria itu.

" Bagaimana jika ayah dan ibu tidak setuju ... "

" Aku sudah bilang padamu sebelumnya. Kalau mereka tidak merestui hubungan kita maka aku akan tetap menikahimu apapun itu keadaannya."

Levi mengamati cincin di jarinya. Pipinya bersemu merah. Ia bisa merasakan debaran jantung di dadanya.

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang