Chapter 38

912 56 12
                                    

Happy reading (⁠・⁠ω⁠・⁠)⁠つ⁠⊂⁠(⁠・⁠ω⁠・⁠)









Levi mendudukkan diri di kursi secara perlahan. Akhir-akhir ini Eren sering menggempurnya tanpa ampun, hampir setiap hari dirinya tidak lepas dari terkaman suaminya itu. Membuat tubuhnya terasa remuk, mungkin Eren benar-benar ingin mewujudkan impiannya tuk membuat anak kedua.

Iris abu-abunya memandang Eren tengah bercanda dengan Arthur di halaman belakang, tepatnya tempat dimana taman kecil berada. Senyuman tercipta di wajah eloknya, ia tertawa ringan saat tangan kecil Arthur menarik jenggot suaminya yang telah tumbuh.

Levi pun memutuskan berdiri, mengambil alat cukur dan shaving foam. Ia menghampiri keduanya, berjalan pelan karena masih terasa sakit efek persetubuhannya semalam. Eren menggeser bantal agar istrinya bisa duduk di tikar bersebalahan dengan putranya.

" Lihat mom datang kesini, mom sangat cantik bukan~" Eren menggelitiki perut Arthur hingga tertawa terbahak-bahak.

" Eren sepertinya janggutmu sudah agak panjang. Aku membawakanmu alat cukur atau biar aku saja yang mencukur bulumu? "

" Kau saja yang mencukurnya."

" Mn, mendekatlah..."

Levi menyentuh janggut suaminya lalu mengusapkan foam ke seluruh dagunya sebelum memulai mencukur bulunya dengan hati-hati dan teliti. Eren mengulum bibirnya, menahan tawa ketika melihat Levi sangat fokus. Iris hijaunya bergulir menatap alis hitamnya, turun ke matanya, dan berakhir bibir ranumnya.

Tangan Eren terulur untuk menyentuh bibir ranum milik sang istri. Sedangkan Levi membiarkan saja, toh kelakuan Eren selalu seperti itu jika berdekatan dengannya. Saat Eren memanyunkan bibirnya hendak mencium istrinya, Levi reflek memukul pelan bibirnya.

" Ouch."

" Aku tidak mau merasakan bulumu yang tajam saat menciumku."

" Semalam kau mau-mau saja..." belanya

" Itu karena aku tidak punya pilihan, kau tiba-tiba menyerangku dan tak membiarkanku berbicara sepatah kata apapun selain mendesah! "

" Siapa suruh posisi tidurmu sangat mengundang hawa nafsuku~"

Levi telah menyelesaikan mencukurnya, melirik Arthur sejenak yang masih sibuk mengemut jari jemari kecilnya kemudian ia menatap suaminya dengan datar sebelum mendorong pelan dahinya.

" Dasar."

Eren terkekeh geli melihat istrinya merajuk. Ia mengambil tangan kanannya untuk digenggam.

" Ada yang ingin ku bicarakan padamu Levi."

" Mn, apa itu? "

" Dua hari lagi aku sudah harus pergi ke Jerman. Ada beberapa proyek syuting yang mengharuskanku pergi ke sana."

" Kalau begitu aku dan Arthur juga ikut."

Tangan Eren beralih membelai pipinya dengan lembut, " Kau dan Arthur tidak perlu ikut—"

" Kenapa! Kau tidak akan terurus di sana tanpaku." ucap Levi galak, matanya memincing tak suka.

" Hahaha baiklah-baiklah, kuakui aku memang tidak bisa menjaga diriku tanpamu. Tapi tidak baik mengajak Arthur dalam perjalanan jauh, dia masih kecil sayang."

Levi mengerutkan keningnya, " T-tapi..."

" Hanya tiga hari saja, tidak akan lebih."

" Tiga hari bukanlah waktu yang pendek." ucap Levi sambil memasang ekspresi sedih.

Need You Badly [EreRi]Where stories live. Discover now