Chapter 32

862 55 2
                                    

Happy reading \⁠(⁠๑⁠╹⁠◡⁠╹⁠๑⁠)⁠ノ⁠♬






Pagi hari yang cerah dan sejuk, matahari yang bersinar menyalakan kehidupan di kota Tokyo. Sangat tenang dan sunyi, seperti semua orang sedang mengagumi pesona matahari pagi. Warna mata emerald terbuka, menyipitkan matanya guna menyesuaikan pencahayaan ruangan.

Tangan kanannya menggerayangi tempat yang biasanya menjadi tempat istrinya berbaring. Saat tak menemukan tubuh mungil Levi, Eren spontan memutar tubuhnya ke arah pintu yang telah terbuka.

Seketika indera penciumannya menghirup aroma sedap yang membuat perutnya bergemuruh lapar.

Eren turun dari kasurnya lalu melangkah menuju toilet. Selimut tersingkap memperlihatkan tubuh polosnya yang berotot dan atletis. Kebiasaannya saat tidur adalah bertelanjang, selain sejuk tapi juga praktis ketika ingin melakukan hubungan intim bersama kesayangannya. Berbeda dengan Levi yang selalu memakai piyama.

Pastinya jika di kemudian hari Levi bangun dengan tidak memakai piyama. Itu artinya, Eren telah menggempurnya sampai puas. Tapi akhir-akhir ini Eren harus menahan hasratnya mengingat Levi sedang hamil.

Setelah selesai dengan urusan cuci muka, memakai baju, serta gosok gigi. Pria brunette itu berjalan ke tangga dengan mata yang mengantuk, padahal sebentar lagi ia dan Levi harus pergi ke lokasi syuting.

Levi tersentak kaget saat merasakan ada tangan melingkari perutnya. Ia mengecilkan api kompor untuk mengusap pipi suaminya yang bersandar di pundaknya.

" Ohayouu Anata ... "

" Ohayo—... anata? " ucap Eren bingung membuat Levi terkekeh.

" Sesekali memanggilmu begitu tidak masalah 'kan, anata~ " godanya

" Jangan menggodaku Levi kau membuat juniorku mengeras dan ini sangat merepotkan." geramnya

Levi tertawa kecil, menepuk-nepuk pipi suaminya beberapakali sebelum mengambil bumbu masakan dan menuangkannya ke kompor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Levi tertawa kecil, menepuk-nepuk pipi suaminya beberapakali sebelum mengambil bumbu masakan dan menuangkannya ke kompor. Matanya melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, satu jam lagi waktunya berangkat syuting.

" Aku ingin memberitahu kehamilanku pada Nifa dan juga sutradara."

Eren mengecup leher jenjangnya, " Kenapa? Bagaimana jika mereka jahat padamu sama seperti Floch dulu."

" Nifa tidak mungkin melukaiku, terlebih lagi aku ingin memberitahu mereka supaya mengurangi adegan yang beresiko untukku."

" Baiklah jika itu rencanamu beritahu saja pada mereka." ucap Eren seraya menjulurkan lidahnya ke ceruk leher si raven, menjilatinya sensual.

" N-ngh Eren ... "

" Apa hanya perasaanku saja, selama kehamilanmu tubuhmu sekarang semakin seksi." bisiknya dengan nada bariton.

" Akh?! E-eren aku sedang masak." Levi menghimpit tangan yang menggerayangi paha dalamnya. Kakinya mulai bergemetar saat Eren mencubitnya lalu menggodanya.

Need You Badly [EreRi]Where stories live. Discover now