Chapter 36

928 49 2
                                    

Happy reading 。⁠.゚⁠+⁠ ⁠⟵⁠(⁠。⁠・⁠ω⁠・⁠)








Tiga bulan kemudian...

Genap sudah usia kehamilan Levi, waktunya untuk menghadapi proses persalinan yang ditakutkan oleh sebagian besar orang-orang. Termasuk Levi sendiri. Sudah hampir seminggu Levi tidak bisa tidur, membuat Eren khawatir setengah mati.

Padahal Eren terus menurutinya tidur di kasur kesukaannya tetapi tetap tak membuat Levi tidur nyenyak. Setiap kali bangun ia selalu merasakan pakaiannya basah akibat tangisan Levi. Eren telah menanyakan masalah itu beberapakali padanya, tapi Levi enggan menanggapinya dan malah mengabaikannya selama dua hari lamanya.

Levi sering berpergian tanpa izinnya. Membuat Eren harus mengambil langkah tegas yaitu menelepon semua teman-teman Levi agar tidak mengajaknya keluar atau tidak mengiyakannya ajakannya. Untung saja cara tersebut berhasil, dan kini Levi tidak keluar sembarangan lagi. Bisa berbahaya keluar dengan keadaan perut besar seperti itu.

Hari ini Eren memiliki banyak waktu senggang karena telah menyelesaikan syutingnya jauh hari. Menggunakan kesempatan ini untuk menemani Levi di rumah. Eren berdiri di depan cermin, menatap pantulan postur tubuhnya yang kian maskulin seiring bertambahnya usia. Ia menghela nafasnya sebelum membasahi rambutnya dan menguncirnya.

Bersamaan dengan itu ia mendengar langkah kaki menuruni tangga. Iris hijaunya bergulir mendapati Levi dengan sorot mata sedih. Eren memutuskan mendekatinya lalu menarik tangan kanannya.

" Levi...kau baik-baik saja? Akhir-akhir ini kau berwajah murung. Apa kau mengkhawatirkan sesuatu, tentang persalinanmu? "

Tepat setelah mendengar kata 'persalinan' air berwarna bening seketika mengalir dari ujung matanya. Reaksi yang tak terduga berhasil membuat Eren panik sekaligus terkejut telah membuatnya semakin sedih.

" Ssshh Levi...maafkan aku, aku tidak bermaksud menambahkan kesedihanmu...maafkan aku..."

Ucapnya serak sembari menarik kepala istrinya ke pelukannya dan mengelusnya pelan. Levi terisak pelan ketika membalas pelukan suaminya erat. Mencengkeram kaosnya hingga kusut.

" Kau benar Eren...aku sedang khawatir tentang persalinan..."

" Apa yang kau khawatirkan, sayang? " tanya Eren hati-hati agar tak memperparah suasana hatinya.

" Aku tidak mau mengalami persalinan yang sakit seperti kehamilanku sebelumnya. Eren a-aku takut..."

" Kau tidak ingin menjalani persalinan normal? " Eren menelusupkan satu tangannya ke lutut Levi dan satunya di punggungnya kemudian membawanya menuju kasur di ruang tamu.

Levi mengulum bibirnya sendiri, menatap Eren yang berlutut di depannya. Iris hijau menatapnya kalut tapi sang empu mencoba menyembunyikannya.

" Aku tidak mau..." balas Levi lirih

" Tidak apa-apa kalau kau tidak mau menjalani persalinan normal. Kita bisa melakukan C-section sebagai gantinya, bagaimana? "

" C-section...."

" Ya, dengan cara operasi. Kau tidak akan mengalami rasa sakit yang sama seperti saat kau melahirkan normal." ucap Eren lembut seraya mengelus telapak tangan Levi yang berkeringat.

" Baiklah aku mau."

" Baguslah," Eren bergerak memeluknya dan mencium bibirnya.

" Kita pergi berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. "

Levi mengangguk, ketakutannya mulai berkurang. Ia merentangkan kedua tangannya lebar menatap suaminya dengan tatapan berkaca-kaca. Hati Eren tergelitik melihatnya, segera mendekat untuk memeluk tubuh mungil istrinya.

Need You Badly [EreRi]Where stories live. Discover now