Chapter 16

1.2K 83 35
                                    

Happy reading (⁠/⁠・⁠ω⁠・⁠(⁠-⁠ω⁠-⁠)




" Hoekkk ... Hoekkk "

Eren yang biasanya tertidur nyenyak bahkan susah untuk bangun, kali ini hanya karena mendengar suara muntahan kekasihnya ia langsung tersentak dari tidurnya dan reflek terduduk.

Ia melirik jam yang masih menunjukkan pukul dua belas malam. Saat melihat ke samping benar saja Levi sudah tidak ada di kasur, ia turun menghampiri Levi yang masih memuntahkan isi perutnya di wastafel.

" Levi ... Dari kemarin kau terus-menerus begini, aku khawatir padamu."

Levi membasuh mulutnya lalu menyenderkan punggungnya pasrah ke dada pria brunette itu. Matanya terpejam erat dan wajahnya pucat pasi.

" Aku lelah Eren ... "

Pria tan itu memijat bahu si raven seraya mengecup pipinya.

" Mau ku belikan minuman jahe? Sepertinya itu bisa meredakan rasa mualmu."

" Tapi ini sudah tengah malam. Aku tidak mau menyusahkanmu." Levi membalikkan badannya dan memeluknya manja.

" Tidak apa-apa yang terpenting rasa mualmu bisa mereda."

" Mn arigatou..."

Eren mengecup pucuk kepalanya, " Sekarang pergilah ke kamar, aku akan pergi keluar."

" Hati-hati." Levi memejamkan matanya ketika Eren mengapit pipinya untuk mencium bibirnya.

-

-

-

" Totalnya tiga ratus yen tuan."

Eren mengeluarkan dompetnya dan segera membayar menggunakan kartu atm-nya kepada sang kasir.

" Terimakasih Tuan, ini minumannya dan selamat menikmatinya."

" Mn." balas Eren datar, ia mengambil segelas jahe hangat kemudian melangkah keluar.

" Hei bukankah itu Eren Jaeger? "

" Mana? Ehh beneran itu Eren— kyaaaa tampan sekaliii. Aku ingin menjadi kekasihnya! "

" Hushh bagaimana jika dia sudah memiliki kekasih? "

" Mana mungkin. Tidak ada kabar apapun jika Eren-kun itu memiliki kekasih. Jadi aku bisa menjadi kekasihnya bukan."

" Hah ... Terserah dan selamat berkhayal."

Bisik-bisikan mulai terdengar saat Eren melangkah keluar dari cafe. Ia lupa memakai masker saking khawatirnya dengan kondisi kekasihnya, jadi yang ada di kepalanya hanyalah jahe dan juga Levi. Dahinya mengkerut, ini sudah tengah malam tapi masih ada banyak orang di cafe ini.

' Hmm mungkin cafe ini sangat terkenal.'

" Ya Tuhann Eren-kun benar-benar tampan! Rasanya aku ingin menangis sekarang juga." pekik histeris wanita itu.

" Kita harus mengabadikannya. Say cheese! "

Cekrek

Eren merotasikan matanya dengan kelakuan mereka. Ia segera mempercepat langkahnya agar tak berurusan dengan para wanita itu, Levi lebih penting daripada mereka!

Sesampainya di rumah pria brunette itu memarkirkan mobilnya di garansi. Kemudian masuk ke dalam sembari melepas Hoodie nya. Setelah itu, ia bergegas menuju kamar utama.

" Eren! " ucap Levi bahagia seolah-olah sudah sangat lama ditinggal olehnya. Levi turun dari kasur dengan semangat.

" Aku sudah membelikanmu jahe hangat, minumlah."

Need You Badly [EreRi]Where stories live. Discover now