44.| Arti sebuah ketulusan

82 4 0
                                    

..

Waktu terus berlalu begitu cepat, tanpa terasa sudah enam hari pula Gilang dan Keyla bersama melakukan banyak hal juga mengunjungi banyak tempat seperti yang mereka sepakati sebelum nya.

Selama enam hari menghabiskan waktu bersama Gilang, keyla merasa cukup bahagia ditengah duka dan rasa kehilangan nya yang masih ada, meski terkadang bersama dengan Gilang dan menatap Gilang kembali membuat nya rindu pada sosok mendiang Alkavi, Keyla tetap tak ingin membuat Gilang kecewa, Keyla hanya ingin membuat Gilang merasa bahagia sebelum sahabat nya itu akan pergi menuntut ilmu di tempat yang jauh, Keyla hanya tak ingin kembali mengukir duka di hati Gilang, karena Jika soal cinta yang Gilang berikan keyla tak mampu untuk membalasnya, hanya dengan cara ini keyla berharap dirinya dapat sedikit menebus kesalahan itu.

Hari ini tepat pukul sepuluh Gilang sudah menjemput keyla dirumah, datang dengan mobil kesayangan nya.

Setelah turun dari mobil,Gilang melangkah berjalan menuju keteras kediaman keyla, sesampai nya di ambang pintu Gilang mulai mengetuk pintu utama rumah yang tak lama pintu pun terbuka bersamaan dengan keyla yang terlihat menyambut Gilang dengan senyum manis nya.

"Udah siap?" Tanya Gilang

Keyla Tersenyum "Udah, aku tinggal bawa tas doang di kamar, kamu masuk dulu aja"

"Tante ada di dalem?"

"Mama udah pergi ke outlet,Lang"

"Yaudah, kalo gitu aku tunggu di luar aja"

"Iya deh, tunggu sebentar ya, aku bawa tas doang kok ke kamar"

"Oke" Ucap Gilang tersenyum memperhatikan Keyla yang berjalan menuju ke kamar nya di lantai dua rumah, dalam batin nya Gilang terus memuji kecantikan keyla hari ini, sejujurnya perasaan nya pada Keyla tak pernah berubah, ia tetap mengagumi keyla, Gilang tetap mencintai keyla.

Semua perasaan dalam hati nya masih sama, yang berbeda kini hanyalah dirinya yang sudah mencintai tanpa ambisi untuk memiliki, Gilang menyadari suatu hal lagi setelah banyak yang terjadi dalam hidup nya, cinta itu bukan sesuatu yang bisa untuk dipaksakan, cinta itu soal saling menerima dan memiliki tujuan yang sama, lalu setelah semakin menyadari tujuan keyla bukanlah dirinya kini Gilang tak mampu lagi memaksa untuk apapun, ia membuat pilihan sendiri untuk tetap ikhlas mencintai tanpa berharap imbalan apapun dari wanita yang di cintai nya itu.


****

"Hari ini Kita mau pergi kemana,Lang?" Tanya Keyla ketika dirinya sudah duduk dalam mobil, tepat disamping Gilang yang juga tengah mengemudi.

"Aku mau ajak kamu buat ketemu seseorang"

"Ketemu seseorang?ini masih terlalu pagi buat bikin janji sama orang,Lang. apa lagi itu orang asing, aku gak bisa"

"bukan orang asing,Key. kamu jangan marah dulu.. nanti juga kamu tau kok, sabar ya gak jauh kok, kamu duduk manis aja" ucap Gilang seraya melayangkan senyum nya pada Keyla.

Beberapa menit di perjalanan, Gilang akhirnya menghentikan laju mobil nya dipelataran parkir sebuah tempat yang sangat keyla kenal, awalnya keyla terdiam mematung menatapi tempat yang jelas di hadapan nya, ada sedikit air mata tertahan di pelupuk mata nya.

Ternyata pagi ini Gilang membawa Keyla ke makam mendiang kekasih nya, Alkavi. Sungguh Keyla tak menyangka Gilang akan membawa nya ke makam Alkavi hari ini, kerena untuk pertama kali nya baru hari ini keyla kembali akan menginjakan kaki nya ke makam kekasih nya itu, di fase awal kepergian Alkavi seperti ini keyla masih begitu rapuh untuk berani datang ke pusara Alkavi, begitu pun hari ini, keyla tak yakin dirinya kuat kembali bersimpuh didepan pusara kekasih nya, duka itu masih begitu memenuhi rongga dada nya, rasa kehilangan dan sakit yang teramat sangat sampai detik ini masih menjadi sebagian dari dirinya.

ALKAVI (REVISI BERTAHAP)Where stories live. Discover now