Susu

3.6K 195 5
                                    

Tae sudah melihat hasil pemeriksaan bayinya yang diletakan Jin di ruang kerja. Daya tanggap dan otak Koo ternyata lambat berkembang, akibat lahir prematur, makanya ia bersikap seperti bayi dan amat sensitif.

Mengetahui hasil diagnosa Koo yang bisa dikatakan Kurang Baik Tae jadi lebih protektif, bahkan amat memanjakan bayi besarnya itu. Bukan hanya Tae, semua keluarga Kim pun berperilaku hal yang sama pada Koo.

"Ungh... Engh... Ishhhh"

Di keheningan pagi yang baru menujukan pukul tujuh, terdengar suara rintihan dan keluhan mengusik ketenangan tidur.

"Sayang~ kenapa hm?"

Tae perlahan membuka matanya, sedikit menyipit melihat ke arah Koo yang menggeliat di balik selimut tebal.

"Hey, bangun sayang"

Tangan besar menepuk-tepuk pipi gembul Koo yang agak memerah dan sedikit hangat. Tae langsung menyibak selimut, dia terkejut ketika kedua tangan Koo menggaruk-garuk brutal lengan dan perutnya.

"Astaga, kenapa ini?"

Pekik Tae setelah menyingkap sedikit piyama Koo. Perutnya merah-merah dan ada banyak bentol, lehernya pun beruam merah dan basah. Tae langsung menelepon Jin agar segera ke kamarnya.

Tak lama Jin datang, langsung memeriksa Koo yang masih gelisah dalam tidurnya.

"Semua tubuhnya ada ruam, dan paling parah di bokongnya, bentolnya berair dan akan terasa amat gatal juga panas"

Jin menjelaskan sambil membuka celana piyama Koo, Tae membola ketika melihat bayinya setengah telanjang; sedikit salah tingkah hingga panas menjalar ke telinga.

"Jangan berpikir mesum, sekarang bantu aku membalik tubuhnya" omel Jin tahu isi otak Tae

Tae langsung menarik perlahan tubuh Koo, memeluknya agar tubuh itu miring supaya Jin mudah untuk mengobati lukanya.

"Daddy"

Si bayi rupanya sudah bangun, memanggil Tae dengan suara serak dan kecil. Baru bangun, Koo merasa tubuhnya panas dan gatal, mata jernihnya mulai berbulir mengeluarkan air.

"Koo kenapa? Hiks"

"Koo alergi sayang, tunggu ya Hyung sedang obati" jawab Jin

Tae hanya diam, menciumi kening Koo dengan pelukan yang semakin erat menyalurkan kenyamanan juga keamanan untuk bayinya. Ia tidak tega melihat Koo menangis apalagi sakit seperti sekarang ini.

"Ungh sakit" rengek Koo ketika Jin mengambil darah di lengannya

"Sthhh, sedikit ya sayang, sudah kok" ucap Jin menempel kapas beralkohol pada lengan yang disuntik

Koo mengangguk, tapi menangis lemah, mengusel di dada Tae manja semakin membuat Jin dan Tae jadi tak tega melihat bayi mereka sakit.

"Hyung akan ke rumah sakit untuk mengetahui alerginya. Untuk sekarang jangan berikan Koo makanan yang kemarin ia makan"

"Em, terima kasih Hyung, aku akan bilang pada Sully"

Jin keluar untuk bersiap ke rumah sakit, sedangkan Tae tengah sibuk menahan hasrat melihat pemandangan seksi Koo yang tidak bercelana. Tae sudah menawarkan untuk kembali mengenakan celana, tapi Koo menolak karena bokongnya amat gatal.

"Tuan muda, ini buburnya"

Sully datang membawa nampan berisi bubur hambar dan air putih. Tae segera mengambilnya, tapi Koo tak minat sama sekali melihat makanan yang sama sekali tidak menarik itu.

"Sully, kemarin Koo makan apa saja?" tanya Tae mulai menginterogasi

Sully sejenak mengingat-ngingat apa yang Tuan Baby-nya itu makan kemarin, karna banyak makanan yang dimakannya.

Koo ChibiOnde histórias criam vida. Descubra agora