Semut Nakal

2.7K 169 12
                                    

Hari masih sunyi, jarum pendeknya menunjukkan pukul tiga pagi. Tae nampak nyaman memeluk bayi imutnya, rasa lelah terganti hangat dan tenang. Begitu juga Koo, dia sangat pulas; mulutnya terbuka, matanya lekat terpejam. Tangannya spontan menggaruk selangkangan tak lama, setelah itu tidur lagi semakin nyenyak.

Waktu terus berjalan, jam terus berputar, alarm Tae berbunyi nyaring, tapi sang empu masih betah bergulung di balik selimut.

"Koo pipis" gumam si bayi dengan wajah bantal dan mata setengah terpejam

Kakinya terseyok-seyok membuat tubuhnya sempoyongan, bukan karena pusing, tapi karena masih lemas dan tak bertenaga.

Setibanya di closet, Koo mengeluarkan belalai imutnya untuk melepaskan air seni yang mengumpul.

"Ungh, perih"

Baru setetes, Koo menahan pipisnya saat penisnya merasa perih dan sakit. Keningnya mengerut, mata bulatnya menatap ke bawah memastikan belalainya aman, tapi nyatanya ujung belalai Koo sedikit bengkak dan merah.

"DADDY~"

Mendengar teriakan keras, Tae langsung loncat dari kasur, sigap berlari ke arah kamar mandi.

"Baby!"

"Dad, chibi Koo kenapa? Hiks... Hiks sakit... Sakit..."

Tae buru-buru mendekat, memeriksa belalai Koo yang disebut Chibi itu. Tae perlahan memegang ujungnya.

"Sakit hiks... Koo pipis!" pekik Koo antar kesal dan takut

Kesal karena ingin buang air kecil tapi tidak bisa, takut karena belalainya dalam kondisi buruk.

"Sabar ya, Dad panggil Jin hyung dulu, Baby tunggu di sini"

Tae menelepon Jin, memintanya untuk segera ke kamar. Tae kembali menemui bayinya yang makin menangis karena kebelet pipis.

"Daddy! Perih!"

"Sthhhh sabar ya, Umma akan ke sini"

Tak lama Jin datang, bukan hanya dia seorang, Namu, Jimin, Suga, Hobi, dan Sully juga masuk ke kamar akibat khawatir.

"Umma hiks... Chibi Koo kenapa hiks..."

"Aishhh, sekarang kenapa lagi hm?" tanya Namu panik

Jin langsung mendekati Koo, melihat penis si bayi untuk memeriksa. Tae sedikit tak rela banyak orang yang melihat Koo dalam keadaan setengah bertelanjang, tapi mau bagaimana lagi semuanya begitu mengkhawatirkan bayi manisnya itu.

"Koo mau pipis Umma" rengek Koo, kakinya berdenyit ribut

"Baby keluarkan sekaligus ya, tahan perihnya oke"

"Tapi Koo ga kuat!"

"Nanti kalau ditahan pipisnya jadi batu, makin bahaya. Ayo sekarang buang pipisnya"

Jin mengusap betis dan paha mulus Koo, bukan karena mesum, tapi untuk menstimulasi agar Koo lebih mudah mengeluarkan urine-nya.

"SAKIT!" pekik Koo kencang seiring air pipisnya keluar seperti air mancur

Setelah dipastikan tak ada lagi air yang tersisa, Jin segera mengambil tisu dan membersihkan penis Koo.

"Sekarang Baby berbaring di kasur ya, akan hyung obati"

Koo menurut saja, ia mencari Daddy-nya supaya digendong. Koo menangis lagi saat mengetahui banyak orang yang melihatnya di kamar mandi; dia malu.

"Sebaiknya kalian kembali sarapan" pinta Tae tegas

Semua orang kembali ke bawah, tapi tidak dengan Sully yang memilih menunggu Koo di kamar.

"Sully-ah sekarang apalagi ini hah? Kau ini becus tidak menjaga bayiku, kenapa selalu sakit begini?! Kenapa bisa bengkak penisnya?!"

Koo ChibiWhere stories live. Discover now