Basah

3.1K 177 10
                                    

Langit sudah berganti gelap, matahari bertukar posisi dengan bulan; malam telah tiba.

Suasana mansion Kim ramai dengan personil lengkap; Jin pulang lebih awal untuk mengecek tangan Koo, kini si bayi sedang rewel karena tengah diperiksa.

"Hyung pinjam sebentar saja, boleh ya?"

Sejak tadi, Jin membujuk Koo yang menyembunyikan tangannya agar tidak disuntik.

"Baby nakal hm? Kalau gitu duduk sendiri, Dad tidak mau peluk bad boy!"

Akhirnya Tae turun tangan, sejak tadi ia mencoba bersabar, tapi Koo malah membuat kepalanya pening.

Bahu Koo bergetar, rasa ketakutannya makin bertambah gara-gara bentakkan Tae; meski menggunakan nada lembut, tapi tetap saja Koo tidak suka dibentak.

Tidak mendapat jawaban, Tae mengangkat pelan tubuh Koo, berniat mendudukannya di kasur, tapi kaki Koo langsung melingkar kuat di perut Tae.

"Koo sama Daddy hiks... Hiks... Hiks"

"Kalau mau sama Dad nurut dong, tangannya mau sembuh ga?" jawab Tae sedikit meninggikan suara

"Tae!" tegur Jin

Tae hanya menatap kakak iparnya itu sebentar, kemudian kembali mengamati bayinya yang menunduk sambil menangis, tangan kirinya memegang kuat pergelangan tangan Sang Daddy.

"Berikan tangannya pada Jin Hyung" titah Tae

Koo perlahan mengulurkan tangannya, lalu menyembunyikan wajahnya di dada Tae dengan tangisan yang makin kencang ---- Sejak awal marah, Tae sebenarnya tidak tega, tapi ia harus sedikit keras pada Koo. Tae mengecup kening Koo beberapa kali, lalu mengelus punggungnya agar nyaman.

Jin mulai menusuk jari Koo yang terjepit untuk diambil cairannya supaya tidak bengkak agar lekas sembuh. Merasa mulai ditusuk, tubuh Koo berdenyit refleks, Tae lalu memeluk semakin erat tubuh gembul Koo.

"Daddy, udah" mohon Koo karena sakit mulai menguar

"Ah, sudah sayang, Koo hebat ya" puji Jin setelah mengoles salep yang membuat tiga jari Koo merasakan dingin

Koo melihat jarinya, kemudian beralih menatap Tae yang tersenyum simpul padanya. Si bayi makin rapat memeluk Tae, tapi sudah tidak menangis lagi.

"Sekarang makan ya, lalu minum obat" ucap Jin sembari mengelus rambut belakang Koo yang sedikit berantakan

Koo mengangguk, perutnya memang terasa lapar, mungkin efek menangis seharian.

"Daddy, tapi Koo makannya di kamar aja ya? Hiks... Koo takut hiks"

"Baiklah sayangku" ujar Tae setelahnya mengecup bibir pucat si bayi

Siang tadi, setelah bangun tidur, Koo demam tapi tidak terlalu tinggi hanya 38°. Meski begitu, tetap saja Koo rewel dan cengeng, dia juga tidak mau didekati siapa pun hanya ingin bersama Daddy-nya saja.

"Cepat makan, sini Dad suapin"

Bukannya membuka mulut, si bayi malah menggeleng ribut; tiba-tiba nafsu makannya lenyap, bahkan perutnya mual.

"Loh, ayo cepat jangan nakal"

Tae membolakan matanya berharap Koo takut, tapi kali ini dia malah merajuk memukuli Tae dengan tangan kirinya juga guling.

"Kim Jungkook!"

"Koo maunya minum susu!" pekik Koo tak kalah nyaringnya

"Aish, bocah ini!"

Tae terpaksa mengalah dari pada ujung-ujungnya dia tidak bisa tidur karna Koo menangis sepanjang malam; ia menyeduh susu untuk Koo yang kembali serius menonton serial Tayo.

Koo ChibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang