Part: 2

39.6K 4.4K 278
                                    

Vote and comment juseyo..
....

Aland terbangun dari tidurnya, menatap jam di dinding kamarnya yang menunjukkan pukul 7 malam, itu artinya makan malam sebentar lagi akan di mulai.

Aland melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, selang 15 menit dia keluar dan memakai pakaiannya.

Setelah itu dia memutuskan untuk turun ke bawah hendak makan malam karena perutnya yang sudah keroncongan. Tapi saat hendak menuruni tangga, lagi-lagi dia mendengar teriakan dari para setan itu.

Ahh Aland ingat kalau ini waktu Azka keluar dari mansion dan melewatkan acara makan malam mereka begitu saja. Dia bergegas turun karena tidak mau ketinggalan live action itu tentunya, karena bagaimanapun dia suka sikap Azka yang mulai berani melawan orang tua dan saudara biadapnya itu.

Tapi yang dia tidak suka dari Azka karena tidak menghargai pembelaan abang sulungnya itu. Walaupun mereka tidak lahir di rahim yang sama, tapi menurutnya Azka tetap salah karena bagaimanapun Aland itu abangnya. Aland juga sudah berperan sebagai abang yang baik untuk Azka, tapi bodohnya Azka malah tidak menganggapnya yang jelas-jelas tulus menyayanginya.

"Yahh ketinggalan ya gue" gumam Aland melihat Azka yang sudah melangkah pergi.

Aland mengangkat bahunya acuh dan duduk enteng di kursinya mengabaikan tatapan tajam daddy dan adek-adeknya.

Terdengar helaan nafas kasar dari Hendry yang melangkah pergi dari sana, diikuti juga oleh Ravino Zey Oliver, adek pertamanya Aland.

Aland menatap Vano dengan tatapan datarnya karena memang pemuda itu masih duduk di sana memperhatikannya intens, entah apa yang dipikirkan pemuda itu sekarang.

"Apa?" Tanya Aland dengan nada dingin

Dia dapat melihat Vano yang seperti terperanjak kaget dan langsung pergi dari sana. Aland mengernyitkan alisnya bingung dan mengangkat bahunya acuh, kemudian melanjutkan acara makannya sendirian.

Setelah selesai makan, dia kembali ke kamarnya hendak melakukan hal yang menyenangkan dan sekedar menjernihkan pikirannya.

Aland mengambil laptopnya dan dengan lincahnya menekan keybord laptop,dengan seringaian kecil yang tercetak di wajah tampannya.

Kalau kalian ingin tau Aland sedang melakukan apa sekarang, dia sedang mencari uang dengan menghack dan merampas uang dari perusahaan milik Hendry Oliver.

Jangan heran, dia sudah ahli di bidang itu. Di kehidupan dulunya dia tertarik di bidang itu, walaupun dulu dia melakukannya karena gabut dan tidak ada kerjaan, apalagi dia sering terkurung di mansionnya sebagai hukuman dari abang-abangnya.

Yasudah, karena dia gabut dia mencoba-coba dan semakin lama dia tertarik dan mendalami bidang itu sampai dia ahli.

Aland menyeringai puas mendengar notifikasi di ponsel milik Aland yang dia temukan di laci nakas kamar itu.
Dia tersenyum puas melihat nominal angka di M-banking milik Aland yang berjumlah 2M.

Mungkin tidak seberapa kerugiannya bagi Hendry dengan jumlah segitu, tapi bagi Aland itu sudah cukup untuknya sekarang, karena memang Aland sekarang tidak memiliki uang sepersen pun.

Jangan harap tuan Hendry yang terhormat itu akan membiayai kehidupannya, Aland harus kerja banting tulang terlebih dahulu sepulang sekolah untuk memenuhi kebutuhannya, dan biasanya dia akan pulang malam dan akan disiksa oleh Hendry sesampainya dia di mansion. Jadi anggap saja dengan uang 2M yang dia ambil sekarang, sebagai ganti rugi kehidupan Aland selama ini.

Aland meregangkan tubuhnya dan melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam, dia akhirnya memutuskan untuk tidur karena tidak sabar dengan hari esok.

Aland Leon O. (Pre ORDER)Where stories live. Discover now