Part:22

19.4K 2.9K 311
                                    

Vote and comment juseyo..
....

Aland melangkah gontai menuju kamar mandinya, entah kenapa badannya terasa sakit semua, dan entah apa yang dia lakukan hari ini.

Aland tidak ingat, yang terakhir dia ingat ketika dia tertidur dipelukan Sky waktu di parkiran, dan bertanya-tanya kenapa dia malah berada di kamarnya pikirnya

"Apa yang gue lakuin ya, semoga aja nggak macam-macam dan nyakitin orang lain" monolog Aland memperhatikan wajahnya di cermin kamar mandi itu.

Aland menghela nafasnya pelan dan membasuh wajahnya beberapa kali, setelah merasa segar akhirnya dia keluar dari kamarnya hendak melakukan makan malam, karena memang sekarang sudah saatnya makan malam.

"Sudah puas istirahatnya" ujar Bimo menatap Aland tajam

"Yaa" jawab Aland singkat dan malas kemudian duduk di samping Lucas.

"Abang udah baikan kan?" Tanya Azka dan diangguki oleh Aland dengan senyuman tipis

"Sudah pasti itu, seharian kerjanya cuma tiduran di kamarnya, mau jadi apa dia nanti" sinis Bimo

"Masalahnya buat tuan apa, walaupun nanti saya jadi gelandangan itu bukan urusan tuan" ucap Aland membalas perkataan Bimo

"Woww, sudah berani membalas hmm, dapat keberanian dari mana kamu haa"

"Berani sama saya" ujar Bimo tersenyum smirk

"Kenapa juga saya harus takut sama anda, anda tidak ingat usia haa, bentar lagi juga mati, bukannya tobat tapi malah mengomentari hidup orang"

"Berasa udah sempurna sekali anda jadi manusia" ujar Aland pedas, membuat semua pria itu menatapnya tidak percaya karena berani sekali Aland melawan Bimo seperti itu. Lihatlah sekarang Bimo sudah tampak kesal dan menggeram marah.

"Dasar anak sialan, kamu mau saya mati haa" marah Bimo

"Ck nggak usah marah-marah tuan, gimana jantungnya atau darah tingginya, nanti malah ketemu tuhan lebih cepat lagi"

"Saya sih nggak masalah anda mati, malah bersyukur" ujar Aland santai bahkan Lucas sudah memegang tangan Aland berniat memperingatinya.

Prankkk

Bimo melemparkan gelas kaca ke arah Aland, untung saja Aland dengan sigap menghindar sehingga gelas itu tidak mengenainya. Kalau tidak, sudah dipastikan gelas itu mengenai kepalanya.

"Sini kamu anak sialan, saya akan membunuh kamu terlebih dahulu" marah Bimo mencekal kuat tangan Aland membuat Aland dengan terpaksa berdiri

"Yaudah bunuh saja, nih"

"Bunuh saya dengan tangan anda sendiri" ucap Aland memberikan pisau pada Bimo dan menatap Bimo tanpa ekspresi

"Abang" kaget Azka hendak mendekati abangnya itu

Bimo menatap tajam Aland dan menggenggam erat pisau yang diberikan Aland tadi.

"Ck" kesal Bimo melemparkan pisau itu dan melangkah pergi dari sana.

"Rantai anak sialan itu di kamarnya selama 3 hari, jangan ada yang masuk dan memberikan dia makan sedikitpun" perintah Bimo menatap bodyguard yang ada di sana.

"Apa-apaan sih pa, cuma segitu aja papa sudah marah dan hukum Aland" ujar Hendry tidak terima, membuat Bimo menghentikan langkahnya. Sedangkan Aland mengernyitkan alisnya bingung melihat Hendry malah membelanya.

"Kamu melawan papa haa, cuma karena anak sialan ini" ucap Bimo tersenyum sinis

"Iya, karena dia anak Hendry" ucap Hendry membuat semua yang berada di sana terkejut tentu saja. Seorang Hendry Oliver baru saja mengakui kalau Aland merupakan putranya.

Aland Leon O. (Pre ORDER)Where stories live. Discover now