Part 13

23.2K 3.5K 384
                                    

Vote and comment juseyo..
....

"Lo bakalan menyesal" ujar Azka menatap Hendry tajam.

"Daddy tidak mau berdebat dengan kamu hanya karena anak tidak diinginkan itu, jadi sekarang pulang"

"Selagi daddy masih bicara baik-baik Azka" ucap Hendry menatap Azka dan Aland tajam

"Gue nggak mau ikut sama lo, selagi lo belum bisa ngerubah sifat lo itu"

"Apalagi lo masih ngehina bang Aland yang juga putra lo" ketus Azka menatap Aland ketika dia merasakan tangan abangnya itu gemetaran.

"Katanya dia nggak punya orang tua"

"Kasihan ya"

"Anak haram"

"Jangan temanan sama dia, kata bunda aku, dia anak haram"

"Ihh jangan dekat-dekat, nanti kamu malah bawa sial"

"Orang tuanya pasti buang dia"

"Nggak berguna"

"Kamu, bukan anak saya sialan"

"Lo bukan siapa-siapa, jangan pernah mendekati gue"

"Gue jijik disentuh sama lo, pergi sana"

Bayang-bayang ketika Aland saat kecil terngiang di kepalanya, waktu sekolah dasar dia dijauhi dan dikucilkan oleh teman-temannya, Hendry yang selalu melukainya, saudaranya yang selalu berkata pedas padanya.

Dia dapat merasakan perasaan sakit milik Aland asli, dibenci dan diremehkan oleh dunia sudah dirasakan oleh Aland kecil.

Dia yang tidak punya sandaran, hanya bisa menerima perlakuan mereka, dan tidak bisa menyalurkan rasa sakitnya dengan bercerita pada orang lain.

Aland asli terbiasa memendam perasaannya sendiri, hingga saat masa Sekolah menengah Pertama, dia bertemu Sky dan Candra yang mendekatinya terlebih dahulu dan menerimanya.

Saat itu dia sedikit mendapatan cahaya dari ruang sempit yang selalu dia tempati, dan dengan perlahan dia melangkah menuju cahaya atas bantuan teman-temannya itu, walaupun Aland tidak pernah secara langsung menceritakan semua masalahnya pada Sky dan Candra.

Tapi apa ini, kenapa semuanya berputar dipikirannya lagi, Aland tidak sanggup menahan semua rasa sakit itu sendirian, dia butuh pelukan dan menumpahkan semua kesedihannya. Ditatapnya Hendry dan saudaranya yang menatapnya dengan berbagai macam ekspresi, bahkan suara Azka tidak terdengar di indra pendengarannya.

Akhhh

Teriak Aland menjambak kuat rambutnya, membuat Hendry dan yang lainnya kaget melihat itu, termasuk juga Azka yang sudah menangis melihat abangnya tampak kacau.

"Ada apa?" Tanya Sky yang baru datang dan kaget melihat keadaan Aland, dengan cepat dia langsung memeluk Aland memberikan ketenangan.

"Stss, Aland gue di sini" ucap Sky lembut mengelus rambut belakang Aland. Aland mendengar suara yang sangat familiar itu langsung melepas jambakannya dan menatap Sky dengan mata berkaca-kaca.

"Sky, mereka berisik"

"Suruh mereka pergi hiks" isak Aland memeluk Sky erat dan membenamkan wajahnya diceruk leher Sky.

"Iya, gue udah usir mereka"

"Sekarang lo tenang, ada gue disini dek" ujar Sky

"Sakit hiks, huwaa Sky sakit"

"Mereka masih berisik Sky hiks"

"Pergi"

"Siapa yang berani bikin adek gue sakit hmm, biar gue hajar" ujar Sky dan dibalas gelengan oleh Aland, melepaskan pelukannya kemudian menatap Sky dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya. Hendry dan yang lainnya bahkan kaget melihat itu, karena ini pertama kalinya mereka melihat Aland menangis.

Aland Leon O. (Pre ORDER)Where stories live. Discover now