Part:32

18.4K 2.7K 272
                                    

Vote and comment juseyo...
...

Aland tersadar dengan ucapannya dan langsung melepaskan pelukan Hendry.

"Maaf" ucap Aland

"Kamu mau berbeda dengan adek-adek kamu hmm, mau memanggil daddy dengan sebutan ayah" ujar Hendry tersenyum

"Tidak, maaf tuan"

"Tadi saya mengatakan itu tanpa sadar" ujar Aland,

"Bisakah kamu tidak terlalu formal sama daddy, kita seperti orang asing boy"

"Kalau kamu mau manggil daddy dengan sebutan ayah, daddy tidak masalah, malah daddy suka mendengarnya, apalagi itu dari kamu" ujar Hendry dan dibalas gelengan oleh Aland. Dia tidak mau, karena menurutnya ayahnya cuma satu tapi dia tidak bisa bertemu lagi dengannya

"Saya mau istirahat tuan, selamat malam" ucap Aland mengalihkan pembicaraan dan langsung berdiri, tapi ditahan oleh Hendry

"Maaf, daddy tau kalau itu dulu kesalahan daddy karena melarang kamu memanggil daddy dengan sebutan itu"

"Maaf, tapi bisakah daddy minta sama kamu jangan memanggil daddy dengan sebutan tuan lagi"

"Daddy bukan atasan kamu Aland, daddy orang tua kandung kamu" ujar Hendry dan berdiri, menatap Aland lekat.

"Daddy mohon, daddy ingin memperdekat jarak antara kita karena kesalahan daddy sendiri dulu yang memberikan jarak antara hubungan kita"

"Daddy mohon, berikan daddy kesempatan, jangan kamu anggap daddy orang asing di kehidupan kamu Aland, kamu bahkan masih canggung dengan daddy" ujar Hendry menatap Aland yang sepertinya enggan menatap matanya itu.

"Maaf, tapi saya masih belum terbiasa"

"Lagian kita memang orang asing" batin Aland

"Saya belum terbiasa dengan perubahan yang tiba-tiba ini, selama beberapa tahun saya seperti orang asing dan budak di mansion ini dan itu membuat saya terbiasa"

"Jadi maaf, ini semua terasa aneh bagi saya"

"Jujur di satu sisi saya senang, tapi disisi lain saya sudah terbiasa dengan jarak itu, semoga anda mengerti perasaan saya" ujar Aland melepaskan tangan Hendry dan melangkah menuju kamar mandi.

Hendry mengusap wajahnya kasar dan menatap sendu pintu kamar mandi yang tertutup itu.

"Sepertinya butuh waktu ya" ucap Hendry menghela nafasnya kasar dan kembali duduk di sofa itu karena masih ada yang ingin dia bicarakan dengan putra sulungnya itu.

Selama beberapa menit Hendry menunggu, Aland akhirnya keluar dan menatap bingung Hendry masih berada di kamarnya.

"Sini boy" ucap Hendry melihat Aland dengan senyuman, Aland mengangguk kemudian duduk di samping Hendry.

"Maafkan daddy, daddy tau kamu butuh waktu"

"Daddy tidak akan memaksa, tapi suatu hari daddy berharap kamu bisa nyaman bersama daddy" ujar Hendry mengelus rambut Aland, dan Alang hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ahh ya, ini hadiah dari daddy" ucap Hendry memberikan kunci mobil pada Aland.

"Hadiah?" Ucap Aland memautkan alisnya binging dan hanya menatap kunci pemberian Hendry itu, enggan mengambilnya.

"Kamu ambil ya, anggap saja ini ucapan terima kasih dari daddy karena kamu sudah menyalamatkan daddy" ucap Hendry semakin membuat Aland bingung.

"Ini, daddy tau kalau ini kamu yang mengirim" lanjut Hendry memperlihatkan ponselnya dimana Aland mengirimkan foto-foto dan Video beberapa minggu yang lalu.

Aland Leon O. (Pre ORDER)Where stories live. Discover now