Part:18

19.4K 3K 404
                                    

Vote and comment juseyo..
...

Setelah selesai melakukan makan malam, Aland langsung beranjak ke kamarnya, berbeda dengan yang lainnya menuju ruang keluarga untuk sekedar bercanda bersama. Sedangkan Azka dipangku erat oleh Bimo, mengabaikan rengekan Azka yang selalu ingin bersama Aland.

Aland di dalam kamar tampak bingung, dia ingin latihan bermain gitar karena Shintia tadi mengabarkan dan mengusulkan kalau penampilan mereka dilengkapi dengan Aland yang bermain gitar, tapi masalahnya sekarang dia tidak mempunyai alat musik itu dan dia tidak terlalu ahli bermain alat musik itu.

"Hmm apa gue minta izin aja ya gunain ruang musik di mansion ini?" Monolog Aland menatap langit-langit kamarnya.

"Tapi percuma aja kan kalau ada alatnya tapi nggak ada yang ngajarin gue" ujar Aland berdengus pelan dan mengabari teman-temannya meminta solusi

"Candra bisa ngajarin gue, tapi masalahnya gue mana bisa keluar dari mansion ini"

"Dahlah, minta izin aja dulu" ujar Aland yakin dan mengambil jaketnya yang ada di lemari pakaian kemudian keluar dari kamarnya melangkah menuju ruang keluarga.

Sesampainya Aland di sana, semua pasang mata itu langsung menatap ke arahnya.

"Mau kemana?" Tanya Hendry melihat Aland sepertinya siap-siap akan pergi.

"Maaf ganggu waktunya, saya mau minta izin keluar sebentar"

"Nggak" tolak Bimo

"Tap..."

"Kembali ke kamar kamu Aland, jangan bikin saya marah" ucap Bimo menatap Aland tajam

"Saya ada urusan ke luar tuan, kalau ini tidak penting saya juga tidak akan keluar"

"Urusan apa jam 9 malam ini haa, seharusnya kamu itu belajar bukannya keluar dan keluyuran nantinya, kamu kira saya tidak tau niatan kamu itu haa" ujar Bimo membuat tangan Aland terkepal, mau rasanya dia menghajar wajah pria bangka itu sekarang.

"Aland kembali ke kamar kamu" ujar Hendry

"Ribut aja sih lo, bisa kembali aja nggak sih ke kamar lo tanpa ribut" usir Vano merasa terganggu

"Adek gue kebangun kan gara-gara lo" kesal Kevin mengelus rambut Rafael yang sedang tidur di sofa itu.

"Fine" ujar Aland kembali lagi ke kamarnya dengan perasaan dongkol, kesal dan marah.

"Bang, abang" panggil Azka memberontak di pangkuan Bimo hendak menyusul Aland

"Diamlah dek, atau kamu tidak bisa bertemu dengan anak sialan itu lagi" ancam Bimo

"Apaan sih Opa, Azka mau sama bang Aland bentar"

"Nggak usah ancam-ancam deh, ingat kalau sampai bang Aland luka lagi, Azka marah sama Opa" ujar Azka

"Itu tergantung dia, kalau dia nurut dia akan aman" ucap Bimo mengelus rambut Azka

"Dan Opa sudah bilang kan jangan dekat dengannya" lanjut Bimo

"Opa nggak berhak larang Azka buat dekat sama Bang Aland, selama Azka diabaikan di sini bang Aland yang temani dan kuatkan Azka, bang Aland abang Azka, dan sekarang jangan pernah jauhi Azka sama bang Aland" ucap Azka berhasil turun dari pangkuan Bimo dan berlari menuju kamar Aland

"Haruskah kita kunci saja kamar Aland dari dia pulang sekolah, supaya dia tidak bisa keluar dan Azka sama Vino tidak bisa masuk ke sana" ujar Bimo tampak geram

"Menurut aku, biarkan saja mereka dekat" ujar Hendry membuat semua pasang mata langsung menatap ke arahnya dengan penuh tanda tanya.

"Aku setuju dengan Hendry" timpal Haris

Aland Leon O. (Pre ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang