Part:30

18.9K 2.7K 223
                                    

Vote and comment juseyo..
...

"Abang gue nggak kuat haa, panas" ujar Vano mengelus-eluskan badannya pada Aland.

"Anjir lo kenapa sih" heran Aland dan berusaha menjauhi Vano darinya.

"Abang, tolongin gue haaaa"

"Tolongin apaan njir, ini bentar lagi kita sampai mansion kok, lo sabar"

"Gue nggak kuat haaaa, panas abang haaa"

"Lo kenapa sih, makan apa lo tadi hhh"

"Sampai bisa sakit kayak gini" ujar Aland terus mencoba menjauhi Vano yang terus mendekatinya. Supir taksi yang memperhatikan mereka dari tadi hanya diam, enggan mencampuri urusan kedua pemuda itu, hingga mereka sampai di mension Oliver.

Aland keluar dari taksi dan berlari masuk ke mansion sambil menggendong Vano dengan panik, karena Vano terus mengeluh mengatakan panas, apalagi melihat Vano yang sepertinya kesusahan untuk bernafas.

"Ahhh abang ahh panas" ujar Vano

"Sabar Van" ujar Aland panik berlari memasuki lift, bahkan mengabaikan orang-orang yang menatapnya bingung. Karena penasaran, akhirnya mereka semua mengikuti Aland hingga Aland berada di kamar Vano.

"Vano kenapa Aland?" Tanya Hendry

"Nggak tau tuan, tapi bisa panggilkan dokter ke sini" ujar Aland membuka sweter Vano dan mengipasinya.

"Nggak kuat haa, panas" racau Vano, melihat itu Vino dan Azka juga ikutan mengipasi Vano.

"Bisa kamu ceritakan apa yang terjadi?" Tanya Haris dan diangguki oleh Aland

"Tadi saya nggak sengaja melihat Vano bersama Bella, dan karena melihat Vano yang tidak sadarkan diri saya mengambil alih Vano dari Bella yang katanya mau membawa Vano ke rumah sakit"

"Dan saat saya berada di dalam taksi, Vano terus saja kepanasan seperti ini" jelas Aland, membuat Bimo, Hendry dan Haris kaget.

"Aland, kamu rantai kedua tangan Vano" ujar Hendry khawatir

"Loh, kenapa?" Heran Aland menautkan alisnya bingung

"Daddy mengira perempuan itu memberikan obat perangsang pada Vano" ucap Hendry membuat Aland, Vino dan Azka kaget.

"Cewek sialan" geram Aland dan akhirnya melaksanakan perintah Hendry untuk merantai tangan Vano. Takut saja nanti Vano lepas kendali dan malah melepaskan hasratnya pada maid yang di sana tanpa pengetahuan mereka.

"5 Menit datang ke mansion Oliver, sekarang" ujar Hendry dan langsung mematikan sambungan telponnya.

"Daddy panas, Vano nggak kuat hhaa" ujar Vano memegang erat tangan Aland, Aland meringis dan terus mengipasi Vano, bahkan sekarang suhu di kamar Vano benar-benar terasa dingin untuk menghilangkan efek dari obat perangsang itu (aku baca dari google)

"Minum dulu Van" ujar Kevin memberikan minuman dingin pada Vano yang di ambilnya dari lemari pendingin yang ada di kamar Vano itu.

Tak berselang lama dokter datang dan langsung memberikan penanganan pada Vano, setelah beberapa saat akhirnya Vano tenang dan terlelap.

"Obatnya terlalu kuat, setelah dia bangun nanti pastikan dia banyak meminum air putih dan berikan obat ini nantinya kalau dia merasakan perutnya mulas" jelas dokter itu memberikan secarik kertas pada Hendry, Hendry mengangguk dan mengambil kertas itu dan menyuruh Jeff untuk menebusnya ke apotik.

"Kalau begitu saya permisi" pamit dokter itu

"Terima kasih dok" ujar Aland

"Sama-sama, hubungi saya lagi kalau terjadi sesuatu" ujar dokter itu tersenyum dan diangguki yang lainnya.

Aland Leon O. (Pre ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang