4. Conference pers

12.8K 747 11
                                    

Hari ini aku kembali mendekam dikamar sambil menunggu conference pers yang diadakan pihak agensi yang menaungi Valeron. Bunda yang ikut menonton disampingku tersenyum-senyum tidak jelas menatap layar televisi yang ada di kamarku. "Bunda kenapa si?" Tanyaku heran, bunda menoleh menatapku, raut wajahnya berubah menjadi datar. "Gapapa, bunda lagi seneng aja barusan dikirim hadiah sama ayahmu," Ujarnya yang langsung saja membuatku memutar bola mata jengah.

Sudah tua-tua begitu keromantisan mereka tidak pernah pudar, tapi itu lebih baik. Semoga kelanggengan mereka menurun kepadaku nanti saat aku menikah. "Eh itu loh, conference pers-nya udah mulai," Kata bunda semangat lalu meletakkan bantal diatas pangkuannya, aku melirik ke arah televisi yang menampilkan wajah Valeron dengan setelan lebih formal dari biasanya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi semuanya. Saya Valeron Dirgantara, berdiri disini dengan rasa hormat untuk menyampaikan secara langsung tentang kebenaran kabar miring yang menimpa saya dan beberapa orang terdekat saya belakangan ini. Dimulai dari diri saya yang di anggap sebagai bagian dari kaum lgbt, sebelumnya saya mengelak tuduhan itu. Saya masih menyukai lawan jenis, untuk foto-foto atau gambar yang menampakkan wajah saya sedang menghadiri acara pesta lgbt tentu tidak benar, bisa di lihat bahwa itu editan seseorang yang tidak menyukai keberhasilan saya, pihak kami sedang mencari tahu siapa yang mengedit foto itu. Dan tidak sepantasnya juga kita langsung mendiskriminasi kaum mereka--lgbt--, apapun itu pilihan mereka yang memang bukan urusan kita. Menasehati boleh tapi tidak dengan kata-kata yang menyakitkan. Kedua, orang yang dituduh sebagai pasangan gay saya, itu salah besar. Lelaki itu dulunya tetangga saya, yang sudah saya anggap seperti adik saya sendiri, saya tidak akan menyebar informasi tentang dirinya lebih jauh. Ketiga, perempuan yang bersama saya di bandara beberapa hari yang lalu, dia juga dulunya tetangga saya yang merupakan kakak kandung dari lelaki yang tadi dituduh sebagai pasangan gay saya. Untuk saat ini kita tidak memiliki hubungan apapun selain teman. Saya meminta dengan sangat untuk teman-teman wartawan, tidak memberikan informasi yang membuat masyarakat berspekulasi yang tidak-tidak atas masalah ini. Terimakasih untuk semua yang sudah hadir serta para penggemar yang selalu mendukung saya. Saya akhiri wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, pagi semua, selamat beraktivitas." Sorot lampu kamera langsung mengambil gambar Valeron yang berbalik untuk mengakhiri acara conference pers-nya itu.

Manager mengumumkan tidak ada sesi tanya jawab dari Vale karena tidak ingin menimbulkan bahan gosip baru, managernya juga memberitahu bahwa Vale tidak akan menghadiri acara talk show dalam bentuk apapun untuk membahas masalah ini, tindakannya itu menuai banyak komentar netizen dari yang mendukungnya karena bijak dalam menanggapi masalah, sampai dirinya yang dianggap sombong.

•••

Setelah acara conference pers tadi selesai, aku dan bunda memutuskan untuk turun ke bawah dan ber eksperimen membuat kue yang nantinya akan dijadikan sample produk untuk toko kue ku nanti.

Jadi selama kurang lebih 2 minggu ini aku berada di Indonesia --dan langsung mendapat hadiah tak terduga berupa skandal-- aku menjadi pengangguran dirumah. Enam tahun yang lalu aku masih menimba ilmu di Prancis. Setelah itu bunda memintaku untuk kembali ke tanah air, sebenernya aku sudah betah tinggal disana, selain aku bisa mandiri, aku juga bisa mengembangkan diriku untuk belajar lebih tentang kehidupan.

Sherin---teman SMA---semalam sempat menghubungiku tentang kenapa aku tidak menghubunginya bahwa aku sudah kembali ke Indonesia dan kabar yang menyatakan bahwa ia akan melangsungkan pernikahan dengan Justin, alias adik kelas yang masih satu SMA juga denganku dan Sherin, awalnya aku bingung siapa Justin itu tapi setelah Sherin menjelaskan siapa pasangannya aku segera terbahak, sebab lelaki itu juga yang membuat hubunganku dan Sherin kala itu sedikit merenggang.

Justin Anando,adik kelasku dan Sherin yang memiliki mata sipit, yang menjadi salah satu cerita suram antara aku dan Sherin, lebih tepatnya karena lelaki itu pertemanan antara diriku dan Sherin sempat merenggang.

Jadi ceritanya begini, handphone yang dulu bagi anak SMA sangat mahal alias Iphone keluaran terbaru kala itu jatuh dari ketinggian 4 meter sebab ulahku yang tak sengaja menyenggol tubuh Justin. Iya, itu handphone Justin yang jatuh. Lelaki itu marah besar padaku karena layar ponselnya benar-benar remuk. Kala itu aku panik, menyuruh Sherin untuk membantuku mencarikan tempat servis ponsel khusus IOS.

singkat cerita karena kejadian itu aku mengenal Justin lebih dekat, begitu juga dengan Sherin. Sampai pada akhirnya entah dari mana sahabatku itu bilang padaku bahwa ia memiliki perasaan lebih kepada Justin. Sherin sering murung karena melihat kedekatanku dengan Justin sampai pada akhirnya aku memilih menjauh dari Justin yang membuat lelaki itu kelabakan mencari alasan kenapa aku menjauh darinya. Sherin susah dihubungi, tempat duduknya pindah tidak lagi disampingku, setiap aku ingin mengajaknya bicara ia langsung menghindar.

Beberapa bulan setelah kejadian itu Justin menemuiku, ia menanyakan kepadaku alasan aku menjauh darinya juga Sherin yang ikut menjauhi Justin. Lalu aku menceritakan bahwa Sherin cemburu jika aku sering berdekatan dengannya, lelaki itu tentu terkejut, ia bingung kenapa Sherin cemburu padahal aku dan Justin benar-benar tak ada hubungan lebih dari teman, Justin juga mengatakan bahwa ia sebenarnya memendam perasaan kepada Sherin.

Justin berkata padaku kenapa ia lebih nyaman bersamaku karena lebih bisa bebas menceritakan segala urusannya denganku dibandingkan Sherin, karena setiap ia ingin menatap Sherin entah kenapa jantungnya berdegup dengan kencang, sebab itulah Justin tak bisa lama-lama berada di dekat Sherin, takut membuat cewek itu ilfeel karena tingkahnya.

Aku yang mendengar penjelasan dari laki-laki itu pun tertawa terbahak, kemudian segera menemui Sherin yang entah kemana saat itu sulit sekali ditemui.

Akhir kelas 12 setelah menceritakan semua yang sebenarnya terjadi antara kami bertiga akhirnya aku dan Sherin kembali berbaikan tapi tak lama setelah itu aku memutuskan untuk melanjutkan study di luar negeri dan tak mengetahui bagaimana kelanjutan hubungan Sherin-Justin yang ternyata sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan.

"Bunda masukin adonannya ke oven ya," ucap bunda setelah membuyarkan sesi mengalamunku. Aku mengangguk kemudian meraih segelas air putih yang tadi sudah kuambil dari dalam lemari es.

Ayah datang dari arah depan sambil melayangkan tatapan manis ke bunda dan mengecup pelipis bundaku itu dengan sayang. Haduh mataku. Kupalingkan wajah seolah-olah tak melihat keberadaan mereka.

Topi yang tadi berada di kepala ayah kini sudah beralih di tanganku ketika ia melemparkannya tepat kehadapanku. Ayah lalu memeluk bunda dari belakang. Tanpa memedulikan anak gadisnya yang dapat melihat kemesraan mereka berdua di dapur.

Bunda nampak tersenyum malu-malu lalu mencubit lengan ayah yang diumur setua itu masih terlihat kekar. "Bang toyib baru pulang, oleh-oleh buat keluarga mana?" todong bunda berusaha lepas dari kekepan ayah tapi lelaki itu malah semakin mengeratkan pelukannya. "kangen," lirihnya yang masih bisa kudengar dengan jelas. Walaupun aku tahu ayah orang yang memiliki gengsi se tinggi langit sepertiku, tapi jika dengan bunda maka ia akan bersikap sangat manja tanpa melihat anak-anaknya yang kegerahan.

"Ayah lupa kalau punya anak gadis ternyata," sinisku yang langsung membuat mereka menatapku dengan geli. Aku mendengus kesal, membuang muka dan sok sibuk dengan mengaduk-aduk adonan agar cepat kalis.

Ayah beranjak lalu melilitkan tangannya dileherku, aku terkejut dan segera memberontak. Ia mengecup pipi kanan dan kiriku dengan cepat kemudian terkekeh, aku yang masih dalam mode ngambek berpura-pura tak terpengaruh. "Masa gadis kecil yang sekarang udah gede dan secantik ini dilupain sihh," kekehnya pelan, bunda ikut tertawa geli. "Minggir yah, aku gabisa ngaduk adonannya nih," judesku. Lelaki itu mendengus kemudian melepas tangannya yang tadi melilit leherku dan berpindah mengacak rambutku.

"Galak bener sama ayahnya sendiri," gerutunya. Lalu kembali ke bunda dan mengecup pelipis bunda lagi, setelah itu beranjak dari dapur. Aku melirik geli kearah mereka tapi bunda kemudian pamit kepadaku untuk ke kamar, kangen ayah katanya. Astaghfirullah, aku yang sudah dewasa begini tentu mengetahui maksud dari ucapan bunda tadi.

Physical Attack √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang