30. The End

13.3K 694 23
                                    

Senyum lebar lelaki yang kini berdiri dengan karismanya di atas panggung membuatku ikut merasakan kebahagiaan yang lelaki itu rasakan. Mungkin selama aku di Prancis aku tidak tahu bagaimana perjuangannya hingga sampai di detik ini. Bagaimana ia membawakan lagu ciptaannya sendiri dan bagaimana ia dengan bangganya sukses membuat para penonton di acara konsernya menikmati semua lagu yang ia nyanyikan.

Keringat yang membasahi pelipis Valeron menambah tingkat ketampanannya, apalagi ketika ia menyiramkan air dalam botol kebajunya saat ia kegerahan, benar-benar seksi yang membuatku sedikit kesal, sombong sekali ia mentang-mentang hari ini jadi tokoh utama yang di gandrungi remaja seenaknya memamerkan tubuh yang tercetak jelas karena kaosnya yang basah.

"Oke, sebelum acara ini berakhir, gue pengen ngadain challenge buat kalian semua." Kata Valeron dengan senyum merekah untuk para penggemarnya yang merespon dengan berbagai macam teriakan.

"Nanti akan ada lampu yang bakal muter dan nyari sasaran ke kalian, siapapun yang bakal ke sorot lampu di haruskan untuk maju ke depan sini, maksimal tiga orang, nanti bakal gue kabulin apapun keinginan kalian, asal keinginan kalian masih masuk akal ya....setuju?"

Para penonton berteriak serempak 'setuju!'

Lampu sorot di nyalakan, kali ini masih menghadap kearah sang tokoh utama malam ini, Valeron. Setelah itu ia menghitung dari 3 2 1, lampu sorot bergerak ke segala arah di bagian penonton, saat Valeron mengatakan kata stop, lampu tersebut berhenti di penonton yang ikut tersorot kamera sehingga wajah penonton tersebut terpampang jelas di layar besar yang ditampilkan di depan. Suara gemuruh kembali mengisi suara hening yang tadi sempat tercipta.

"Oke, silahkan kesini."

Penonton yang tadi terkena lampu sorot kegirangan berlari ke depan dengan semangat membuat beberapa penonton lain iri. Lelaki itu memakai kacamata hitam yang membuat dirinya begitu menawan tak kalah dengan idolanya.

Setelah naik ke panggung lelaki itu bersalaman dengan Valeron ala-ala mas bro sambil menepukkan bahu satu sama lain.

"Oke, jadi siapa nama lo dan dari mana asal lo. Terus jelasin kenapa bisa nonton konser kesini." Cecar Valeron dengan beberapa pertanyaan kemudian menyerahkan satu mikrofon kepada lelaki tadi.

"Halo semua! Kenalin gue Candra dari Lampung nonton konser kesini karena pengen liat Valeron yang bener-bener memukau hari ini, gue fans dia dari lagu physical attack," Kata lelaki tadi dengan napas ngos-ngosan terlihat lelah, semangat, dan senang menjadi satu.

"Wow, dari Lampung guys, okee... Jadi Can, lo mau apa dari gue,"

Sorakan penonton kembali terdengar heboh, merekomendasikan berbagai macam keinginan yang harus dilakukan dengan Valeron.

Lelaki tadi bergeming, seperti memikirkan sesuatu yang sangat serius, kemudian ia mendekatkan diri ke arah Valeron dan berbisik.

Sesaat kemudian mereka berdua tersenyum dan ber tos ria.

"Ehm, jadi Candra pengen gue sama dia nyanyi satu bait lagu 'Dia gadisku', oke... Bakal gue kabulin."

Alunan musik kembali terdengar, kini lelaki tadi memulai lagunya.

Bagaimana bisa ia terlihat cantik dengan dress putihnya
Bunga di tangannya pas dalam genggaman

Kemudian dilanjutkan dengan Valeron

Dia gadisku seorang, dia gadisku tersayang
Dia gadisku yang cantik dengan senyuman terbaik

Beralih ke lelaki tadi

Kau bagaikan bidadari, berjalan menyinari sanubari
Kau akan tetap jadi yang terbaik dikala pasang mata menatap sirik

Tepuk tangan terdengar meriah, setelah duet singkat mereka selesai, selanjutnya sesi foto dengan Valeron. Kemudian lampu sorot kembali berputar bersamaan dengan turunnya lelaki terpilih tadi.

Physical Attack √Where stories live. Discover now