7. Sherin-Justin day

10.6K 696 13
                                    

Sebagai sahabat yang baik, hari ini aku menemani Sherin make up sebelum acara pemberkatan di mulai, sedari tadi tanganku tak dilepaskan olehnya, tangan Sherin sangat dingin, ia benar-benar gugup saat ini.

"Monaaa, gue beneran deg-degan deh, masa sebentar lagi gue bakal nikah sama berondong sih, ini beneran gasi?" ucapnya dengan kalimat yang sama sejak pertama kali aku menginjakkan kaki disini. Berulangkali aku menenangkan dirinya yang gugup tapi tetap tidak mempan, katanya ia tak bisa jika tidak memikirkan hari pernikahan kali ini.

"Iya Rin, kamu udah bilang itu untuk ke 45 kali, jadi tenang oke? berondong-berondong gitu kamu juga mau kan?" godaku agar sedikit bisa membuatnya lebih rileks.

"Ya iya sih, tapi tetep aja aku deg-degan, takut bikin acaraku sendiri gagal karena kegugupanku," lirih Sherin, ya aku tahu dia memang agak sedikit demam panggung, tapi nanti lama kelamaan juga bisa kalau dibiasakan.

"Tarik napas, tahan keluarin pelan-pelan, ulangi terus sampai kamu ngerasa lebih enakan," ucapku kepada Sherin, ia melakukan perintahku.

•••

Setelah janji di ucapkan oleh kedua mempelai, kali ini adalah acara pelemparan bunga untuk para tamu, semua pemuda yang ingin segera mengikuti jejak mereka untuk segera menikah berbondong-bondong maju. Bunda yang juga datang di acara pernikahan sahabatku ini menyenggol lenganku.

"Sana," perintahnya.

"Gamau," kataku datar.

"Kamu gamau cepet-cepet nyusul buat nikah juga? umur kamu udah mateng buat nikah ya Mon," katanya dengan ketus, aku memutar bola malas dan masih kukuh untuk tidak maju kedepan ikut kerombongan yang akan menangkap bunga.

"Engga bunda, jodoh udah ada yang ngatur, lagian itu cuma mitos," balasku. Bunda mengalah kemudian kembali duduk di kursi tamu.

Sherin dan Justin mulai melakukan aba-aba hitungan mundur untuk melempar bunga, kulihat sahabatku ini tidak setegang tadi saat acara pemberkatan, kini wajahnya berseri bahagia menandakan kalau ia benar-benar menikmatinya acara spesialnya. Begitu juga Justin yang tak sekalipun mengalihkan pandangannya dari Sherin yang kini terlihat sangat cantik.

Satu..

Dua..

Tiga..

Bunga dilempar dan didapat oleh salah satu teman Justin yang kini tersenyum bangga sambil memamerkan bunga yang didapatnya, membuat acara begitu meriah dan berjalan dengan semestinya.

Kata Sherin resepsi akan diadakan nanti malam pukul 19.00, jadi kini para tamu beristirahat sejenak di hotel sambil menikmati fasilitas yang disediakan oleh keluarga Sherin.

Malam harinya lampu-lampu di aula hotel ini diubah sesuai keinginan Sherin yaitu bunga mawar bewarna peach dan putih yang memenuhi seluruh dekor ruangan, nuansa hangat lebih mendominasi karena di resepsi kali ini lebih banyak anak muda, atau lebih tepatnya teman-teman Sherin dan Justin yang hadir.

Semua tamu undangan terlihat menikmati acara, aku yang kini memakai dress bewarna putih menatap Sherin yang kini sedang menyapa teman-teman kantornya dengan senyum yang bahagia, begitu juga dengan Justin yang setiap detiknya tak berhenti mengecup pelipis Sherin, astaga berondong itu sepertinya tak sabar untuk malam pertama mereka. Justin terlihat sangat menawan dengan jas hitam bercorak peach yang melekat dengan pas di tubuhnya.

Acara dimulai dengan MC yang sangat antusias akan acara kedepan yang sepertinya begitu meriah.

Dimulainya dengan kedatangan kedua mempelai untuk dipanggil ke arah panggung, menceritakan bagaimana mereka bisa bertemu, yang tak lupa menyebut namaku sehingga membuat menjadi pusat perhatian. Setelahnya dilanjutkan dengan acara sungkem kepada kedua orangtua masing-masing yang di iringi dengan tangis haru.

Physical Attack √Where stories live. Discover now