11. Little Things

9.7K 699 8
                                    

Hening, hanya ada suara petikan gitar dari Valeron yang duduk disampingku, semua mata tertuju pada kami berdua. Aduhhh... Lagu One Direction lagi, ini kan lagu yang dulu sering kunyanyikan, bahkan sampai sekarang pun masih menjadi lagu pengantar tidurku.

Mata Alden menyipit dan menutup mulutnya, menahan tawa melihatku yang tegang. Aku mengalihkan perhatian ke Valeron, mata lelaki itu tertutup, menikmati petikan gitarnya. Kuhembuskan napas mencoba untuk menenangkan diri.

Your hand fits in mine like it's made just for me
But bear this mind, it was meant to be
And I'm joining up the dots, with the freckles on your cheeks
And it all makes sense to me

Jantungku seperti ingin jatuh rasanya mendengar suara Valeron sedekat dan sejernih ini menyanyikan bait awal lagu Little things milik One Direction. Ya aku tahu kalau dari kecil Valeron suka bernyanyi, tapi suaranya yang dulu dan sekarang sangatlah berbeda. Kenapa sekarang suaranya memberat dan sangat candu untuk didengar? Eh. Kenapa aku jadi sering memuji dirinya.

Ia menatapku, mengisyaratkan kepadaku bahwa aku harus melanjutkan bait lagu selanjutnya, aku menggeleng. Tugasku kan hanya menemani, bukan ikut bernyanyi, lagian suaraku sangat timpang jika dibandingkan dengan suaranya.

Tapi tatapannya tajam untuk menyuruhku melanjutkan bait lagu selanjutnya, begitu juga dengan para tetua yang menatapku penuh harapan untuk menyambung lagu.

Mendengus, aku mengambil napas kemudian mulai bernyanyi mengikuti nada.

I know you've never loved
The crinkles by your eyes when you smile
You've never loved your stomach or your thighs
The dimples in your back at the bottom of your spine
But I'll love them endlessly

Valeron menatapku sambil tersenyum lalu mengangguk-anggukkan kepala, kulirik ke arah penonton acara kecil-kecilan ini, mereka tersenyum, kupikir suaraku tidak terlalu memalukan sepertinya.

I won't let these little things slip out of my mouth
But if I do, it's you
Oh, it's you, they add up to
I'm in love with you
And all these little things

Lanjut Valeron dengan fokus kearah gitarnya, untuk sesaat aku merasa rileks, tidak tegang seperti tadi. Ia mendongakkan kepalanya
Kearahku, menyuruhku kembali untuk melanjutkan bait lagu.

You can't go to bed without a cup of tea
And maybe that's the reason that you talk in your sleep
And all those conversations are the secrets that I keep
Though it makes no sense to me

Dilanjut olehnya

I know you never loved the sound of your voice on tape
You never want to know how much you weight
You still have to squeeze into your jeans
But you're perfect to me
I won't let these little things slip out of my mouth
But if it's true, it's you
It's you, they add up to

Mata kami berdua bertemu, aku menyunggingkan senyum kearahnya, mulai menikmati lagu.

I'm in love with you
And all these little things

Nyanyi kami berdua, kemudian tanpa diminta aku melanjutkan bait selanjutnya.

You'll never love yourself half as much as I love you
And you'll never treat yourself right darling, but I want you to
If I let you know, I'm here for you
Maybe you'll love yourself like I love you, oh

Tatapan lelaki itu tak lepas dariku sama sekali, jernih, menenangkan, dan sangat mendebarkan, seolah keluarga yang sedang menyaksikan kami tidak ada di sana. Valeron menghentikan petikan gitarnya. Kemudian lanjut bernyanyi.

And I've just let these little things slip out of my mouth
'Cause it's you, oh, it's you
It's you, they add up to
And I'm in love with you
And all these little things

Bunda!!! Amona pengen teriak... Kenapa aku baper sekali. Bait terakhir Valeron mengajakku untuk bernyanyi bersama melalui sorotan matanya, ia kembali memetikkan gitar.

I won't let these little things slip out of my mouth
But if it's true, it's you
It's you, they add up to
I'm in love with you
And all your little things

Tepuk tangan meriah dari keluarga membuatku ingin meneteskan air mata saja, wajahku memerah menahan malu, sedangkan Valeron masih setia menatapku dengan intens, segera kualihkan pandangan ke arah lain. Jantungku sepertinya ingin meledak sekarang juga, kenapa senyuman lelaki itu tidak pudar sedikit pun.

Tante Arum mendekatiku, lalu memperlihatkan ponselnya yang menampilkan diriku dan Valeron tadi, astaga wanita ini.

"Tante jangan aneh-aneh lagi ya, awas kalau sampe di posting di instagram kayak dulu," Ancamku kepada wanita yang kini tertawa cekikikan berhasil membuatku kesal.

"Ihh, lucuuuu, romantis tau, kalau diposting pasti bikin orang-orang ikut baper," Katanya dengan nada girang, kuputar bola mata malas.

"Followers tante naik waktu posting foto kalian pas duduk disitu tu," Lanjutnya menampilkan jumlah followers yang kemudian menunjuk ke arah gazebo tempat dimana diriku dan Valeron saat itu.

"Om Dirga!!!" Teriakku kepada suami tante Arum yang kini sibuk membuatku marah. Semua tergelak bahagia menyaksikan wajahku yang merah padam karena kesal.

Physical Attack √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang