25. ghosting

8.8K 569 12
                                    

Satu minggu Valeron tak ada kabar sama sekali. Real. Ini aku beneran udah jadian sama dia atau belum sih, bukannya kalo udah ada hubungan itu saling ngasih kabar ya? Ini malah orangnya ngilang. Kemarin, kemarinnya lagi dan tadi pagi aku sudah mengiriminya pesan tapi tidak ada balasan satupun dari orang itu.

Moa Bakery hari ini cukup ramai, sedikit mengalihkan perhatianku yang sebenarnya sedang memikirkan lelaki----yang dari seminggu lalu tidak menunjukkan batang hidungnya, bahkan sama sekali tak mengirimiku pesan.

Sherin datang sendirian, curhat masalah privatnya dengan Justin. Menjalani bahtera rumah tangga tentunya pasti selalu ada masalah, tinggal bagaimana kita menyelesaikan masalah tersebut dan---masalah itu bisa di tolerir atau tidak.

"Ya setelah nikah semua busuk dan baiknya pasangan bakal keliatan, gue gasuka kalau Justin naruh handuk di kasur setelah mandi, gasuka Justin kalau masuk kamar mandi gapake sandal, capek banget ngingetin berondong satu itu. Apalagi kalau pulang kerja langsung nemplokin gue, ga mandi dulu, haduhh," Gerutu Sherin sambil memutar gelas yang sudah kosong.

Aku terkikik geli, "Astaga Rin, ya mungkin itu udah kebiasaan dia di rumahnya dulu, maksudnya pasti dia juga lagi ngebiasain diri buat ngikutin aturan rumah ala kamu, santai aja, pelan-pelan,"

"Masalahnya itu masih dilakuin Mona, apalagi kalau gue udah ngomel dia malah ketawa ngakak kayak orang gapunya dosa, tambah kesel kan guenya,"

Tawaku semakin meledak menyaksikan raut wajah Sherin, "Tapi emang muka marah kamu gemesin sih Rin, mungkin itu alasan Justin suka bikin kamu kesel."

"Dahlah kalian sama aja,"

"Itu bumbu-bumbu rumah tangga kali, coba kalian pas udah nikah adem ayem, pasti tetep ada rasa yang kurang. Malah biasanya pernikahan adem ayem gitu sekali ada masalah, masalahnya besar loh Rin, jadi syukuri aja." Balasku sok bijak

Tak lama kemudian orang yang sedang dibicarakan itu datang menghampiri meja kami sambil menenteng tas kerjanya, kemudian lelaki itu mengecup pelipis istrinya dengan sayang sambil tangannya meletakkan tas kerja diatas meja. Kedua lengan kemeja nya di gulung sampai siku, dasi sudah tidak ada ditempat, kini dua kerah teratas lelaki itu dibuka. Suami orang hot banget ya Allah.

Sherin menatap sinis Justin yang kini sudah duduk disampingnya, ia mendengus sebal.

"Kamu kok tahu kalau aku disini," Tanyanya dengan nada ketus, astaga, padahal itu suaminya, tapi dijutekin gitu buk.

Justin tersenyum manis, "tadi aku udah sampe dirumah, tapi ga ada orang, karena aku punya feeling bagus pasti kamu ada disini sama Mona," Jawabnya.

Sherin melihat pakaian suaminya dari atas hingga bawah, kemudian beralih ke tas kerja yang tadi sempat ditaruh di meja, "terus kalau udah sampai rumah kenapa ga ganti dulu bajunya," Cecar Sherin.

"Ohh, gatau, lupa, pengen cepet-cepet ketemu kamu soalnya," Jawabnya polos.

Aku menghembuskan napas iri, sambil memalingkan wajah kesamping. Memutar bola mata malas. Muak dengan kebucinan dua orang ini.

"Justin, kamu apa banget sih, kamu kerja 5 hari dalam seminggu, dari jam 8 sampai jam 5 sore. Malam sampai pagi sama aku, bahkan sabtu minggu juga kita berduaan terus, masa kangen," Ujar Sherin dengan nada ketus andalannya. Suaminya hanya mengendikkan bahu, seperti tak peduli dengan ucapan istrinya. Yang ia tahu hanyalah--ia tak ingin jauh-jauh dari Sherin titik---.

"Tukan Mon, liat, seminggu ini kayaknya dia lagi bucin banget sama gue, biasanya suami yang tiba-tiba bucin itu pasti ada hal yang disembunyiin," Celetuk Sherin yang membuat Justin mendongak menatap istrinya kesal.

"Apa-apaan kamu nuduh aku kayak gitu." Ucapnya tak terima, aku mendengus pelan. Mulai lagi pertengkarannya.

"Udahlah Rin, dibucinin suami sendiri kok malah curiga begitu, bagus dong suaminya bucin daripada malah engga dianggep sama sekali."

Physical Attack √Where stories live. Discover now