Jealous

72 15 1
                                    

Sarapan pagi ini terasa begitu damai, tidak seperti yang Jaebum harapkan bahwa akan ada acara tanya jawab antara dia dan orangtuanya perihal bulan madunya kemarin yang berjalan tidak sesuai harapan, nyatanya pagi ini semua orang justru sibuk dengan urusannya masing-masing.

Seulgi mengobrol dengan nyonya Lim sedangkan tuan Lim sibuk menyeruput kopinya dan matanya hanya fokus pada layar ponselnya.

Jaebum berdehem berharap agar perhatian semua orang tertuju padanya.

"aku ingin mengatakan sesuatu"

Suara Jaebum membuat semua orang yang berada di meja makan menoleh penasaran, dia biasanya tidak memulai percakapan ketika sarapan sedang berlangsung.

Jaebum meletakkan garpunya, dia melirik semua orang lalu kemudian melanjutkan dengan suara tegas "aku dan Seulgi akan pindah"

Tiba-tiba diam... semua orang menjadi diam, orangtua Jaebum fokus padanya, mereka menganga tak percaya Jaebum akan mengatakan kalimat itu, sedangkan Seulgi yang tak tahu apa-apa hanya terlihat bingung karena seperti biasa bahwa Jaebum merencanakan semuanya sendirian.

"aku sudah lama menyuruh sekretarisku untuk mencarikan rumah..... sebentar sore mungkin aku dan Seulgi sudah bisa pindah"

"tidak...." Nyonya Lim membekap mulutnya, suaranya hampir tidak terdengar "kenapa kau tidak mendiskusikannya dulu pada kami?" tanyanya sedikit kecewa.

Tentu saja, keluarga Lim terkejut mendengar ini, bertahun-tahun mereka bertiga hidup bersama, Jaebum adalah satu-satunya putra di keluarga ini, kesayangan orangtuanya, bagaimana bisa dilepaskan begitu saja meskipun sudah menikah.

"rumah ini kan besar... kalian masih bisa tinggal disini" tuan Lim menambahkan.

Jaebum melempar pandang pada Seulgi, dia sengaja mengedipkan mata dan menaikkan alisnya, mengirim kode agar Seulgi bisa memberikan reaksinya, tapi tetap saja Seulgi masih belum paham karena Jaebum tidak pernah sekalipun menyinggung tentang mereka yang akan memiliki rumah sendiri setelah menikah, tapi bukankah mereka masih harus dalam pengawasan orangtua? Apa yang akan terjadi jika mereka tinggal berdua? Apa yang akan terjadi?

Karena seulgi masih tidak memberikan responnya, jaebum akhirnya mewakilinya untuk bicara "aku rasa Seulgi juga setuju tentang ini....."

"kalian yakin akan tinggal berdua?' nyonya Lim masih belum menerima "kenapa tidak menunggu tahun depan saja?"

"menunggu tahun depan terlalu lama" balas Jaebum "kami akan baik-baik saja meskipun tinggal berdua.... Rumahnya juga bagus, halamannya luas"

"bukan itu yang jadi persoalan" tuan Lim ikutan bersuara "masalahnya adalah kau...."

"aku?" Jaebum menunjuk dirinya sendiri dengan wajah bingung.

"kau kan lebih mengutamakan pekerjaanmu....kasian Seulgi, dia akan sendiri di rumah, dia tidak punya teman dan dia akan kesepian"

Seulgi yang sejak tadi diam langsung menanggapi "aku tidak apa-apa" ujarnya menggeleng sambil mengangkat kedua tangannya, dia tidak ingin menjadi alasan bertengkarnya keluarga ini, dia paham betul bagaimana sikap Jaebum, jika dibiarkan maka kemungkinannya adalah perdebatan yang berujung pertengkaran "aku benar tidak apa-apa, jangan mengkhawatirkanku, lagian aku tidak takut di rumah sendirian"

"ada aku... tenang saja kau tidak akan sendiri" balas Jaebum dengan wajah cuek sambil mengunyah makanannya, entah dia memang sepeduli itu atau tidak yang pastinya dia hanya mengatakan apa yang dia pikirkan.

Seulgi sedang menatapnya ketika Jaebum dengan tiba-tiba menyiku lengannya "cepat selesaikan makananmu, aku akan mengantarmu sebelum berangkat ke kantor" ujarnya beranjak lebih dulu.

PROMISE (Jaebum X Seulgi) Where stories live. Discover now