Beginning

249 48 0
                                    

Seulgi membuka mata pelan karena terganggu oleh matahari pagi juga cahaya lampu yang masih menyala semalaman, iyaa.... Dia lupa mematikannya.

Dia masih menguap ketika bangun dari kasur lalu berjalan untuk mematikan lampu, langkahnya masih pelan mendekati tirai jendela dan membukanya sambil melempar pandang kearah Jaebum yang masih tengkurap ditempatnya, pemandangan yang tak biasa, Seulgi biasanya langsung keluar kamar, tapi pagi ini entah kenapa dia malah mengamati laki-laki yang sekamar dengannya itu.

Jaebum mengerjap beberapa kali karena cahaya silau menembus jendela sampai akhirnya dia membuka mata, dengan jelas dia bisa melihat Seulgi berdiri didekat jendela sambil menatapnya.

"pagi... " sapa Seulgi memulai.

"mm.... Pagi juga" balas Jaebum dengan suara serak, wajahnya masih menempel di bantal dengan selimut besar yang masih melilit tubuhnya.

"bagaimana tidurmu?"

"mmm..... Kurang nyenyak, lantainya dingin" jawab Jaebum masih dengan raut wajah tak bersemangat, dia bangkit dari lantai lalu mengganti posisi tidurnya diatas kasur, dia masih sangat mengantuk.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar dengan kasar, spontan Seulgi mendekati pintu dan membukanya, dia kaget ketika Yugyeom menerobos masuk tanpa perintah, suaranya menggema dimana-mana "hya hyung.... ayo kita bertarung lagi!" teriaknya lalu tiba-tiba terdiam memandang kakak iparnya yang masih setia diatas ranjang.

Jaebum membuka matanya pelan, dia terganggu dengan suara Yugyeom, lalu ikutan mengangkat kepalanya untuk menatap Yugyeom yang teriak-teriak sepagi ini "wae?" ujarnya lemah tanpa mengubah posisinya yang masih saja memeluk guling.

Yugyeom masih uring-uringan tidak jelas.

Jaebum kembali bersuara "kau tidak sekolah? Lain kali saja kita bertarung"

"ada sesuatu yang ingin aku tanyakan hyung" ujar Yugyeom tiba-tiba dengan suara setengah berbisik sambil mendekati Jaebum yang berbaring diatas kasur, sedangkan Seulgi yang berdiri didekat pintu hanya mengamati mereka.

"apa lagi ha?"

Yugyeom semakin mendekatinya, dia berbisik agar Seulgi tidak mendengar ini "apa semalam Seulgi tidak menggigitmu?"

"ha?" Jaebum melongo dengan wajah bodoh, ikutan berbisik "memangnya dia anjing pemburu?"

Dengan cepat Yugyeom mengecek kedua lengan Jaebum, mengecek wajahnya, telinganya, lehernya, betisnya dan dengan kasar membuka baju Jaebum untuk memastikan adakah bekas gigitan Seulgi disana.

Jaebum tentu saja berteriak panik ketika Yugyeom melakukan itu "heeiii... Heiii.... Apa yang kau lakukan?" ujarnya sedikit kesal, dia kembali memperbaiki bajunya dan duduk diatas kasur. Kantuknya sudah hilang gara-gara Yugyeom.

"Yugi.... Apa yang kau lakukan?" sahut Seulgi yang masih setia berdiri didekat pintu.

Yugyeom tidak memperdulikan Seulgi, dia masih sibuk memegangi Jaebum sambil terus berbisik "dia tidak menggigitmu? Bagaimana bisa?"

Jaebum menautkan alisnya semakin bingung "memangnya Seulgi sering melakukan itu? Kebiasaannya lumayan aneh juga yah"

Yugyeom mengangguk mantap "dia akan menggigit orang itu kalau dia sudah benar-benar gemas, dia sering menggigitku karena aku menggemaskan.... Tapi menurutku hyungnim juga menggemaskan"

Jaebum menghembuskan napas berat sambil melirik Seulgi, lalu kembali menatap Yugyeom yang duduk didepannya "jadi.. Maksudmu... Seulgi menyukai laki-laki yang lucu dan menggemaskan?"

Yugyeom kembali mengangguk "iya... Hyungnim harus hati-hati.... Dia bisa menggigitmu sampai habis"

Jaebum justru tertawa mendengarnya, cara Yugyeom menyampaikan itu terdengar begitu sangat lucu ditelinga Jaebum, membuatnya ingin menggigit Yugyeom karena anak itu tiba-tiba sangat menggemaskan "iyya... Iyaa akan kuingat kata-katamu... Jadi keluarlah, aku ingin mandi"

Yugyeom patuh ketika Jaebum menyuruhnya keluar, dia melesat dengan sangat cepat tanpa mengatakan apapun pada Seulgi yang berdiri diambang pintu, Seulgi kembali menutup pintu kamar sesaat setelah Yugyeom menghilang.

"apa menurutmu aku menggemaskan?" tanya Jaebum tiba-tiba, dia duduk bersila diatas kasur masih dengan memakai selimut tebalnya.

Seulgi berubah kaget ketika ditanyai itu "ha?"

"iyya Yugi bilang kalau aku menggemaskan, dan dia juga bilang kalau kau akan menggigit orang yang menggemaskan"

Seulgi semakin menganga mendengarnya "APA? YUGI MENGATAKAN ITU? jangan bilang kalau kau percaya padanya"

"iyaa... Sedikit"

"ahhhssss...... APA-APAAN ANAK ITU.... DASAR PEMBUAL.... "

"oohhh dia bohong?" tanya Jaebum dengan wajah polos.

"menurutmu? Apa masuk akal? Apa kau benar-benar berpikir kalau aku suka menggigit orang? Yang benar saja"

"bukan hanya menggigit sih.... Kau terlihat seperti akan mengunyah mereka juga" tambah Jaebum.. Mencoba untuk mencari masalah.

Seulgi dengan kesalnya menarik Jaebum dari kasur, dia marah-marah sambil membersihkan tempat tidurnya, sedangkan Jaebum hanya tertawa melihat itu lalu berdehem kecil tepat di belakang Seulgi "ohhh.. Iyya tentang pembahasan semalam, aku takut kalau kau lupa.... Aku bilang kalau aku benar-benar serius mengatakannya"

Seulgi menghentikan aktifitasnya, dia tak jadi membersihkan kasur tapi malah menghadap ke Jaebum, seperti yang terjadi padanya bahwa entah kenapa dia selalu saja kehabisan kata-kata setiap kali Jaebum berucap tentang keseriusannya.

"mungkin sekarang kita masih belum saling mencintai.... Dan aku tahu butuh proses panjang untuk sampai ke tahap itu, iyaa.... Kita bisa melakukannya secara perlahan kan? Contohnya... Mungkin kau bisa memulainya dengan mengucapkan selamat pagi setiap hari, seperti yang tadi kau lakukan.."

Seulgi berubah semakin salah tingkah, dia menggaruk lengannya yang tidak gatal lalu merapikan sedikit rambutnya yang berantakan "ahhh.... Itu.... Apa aku harus melakukannya mulai dari sekarang?" suara Seulgi tiba-tiba berubah gugup.

"mm??"

"iyaa.... Apa lebih baik kalau aku menyapamu setiap pagi?"

Jaebum mengangguk kaku... Sebenarnya itulah yang dia inginkan, mendengar Seulgi mengucapkan selamat pagi padanya sudah cukup menyenangkan buatnya.

"lalu bagaimana denganmu?" tanya Seulgi tiba-tiba.

"aku? Kenapa?" Jaebum bertanya karena tak mengerti.

"iyaa.... Kau memintaku untuk membuat sebuah kebiasaan dipagi hari dengan cara menyapamu, tapi bagaimana denganmu? Kebiasaan apa yang akan kau lakukan mulai dari sekarang?"

Jaebum menaikkan alisnya, dia mendongak menatap langit-langit ruangan sambil berpikir, kira-kira apa yang akan dia lakukan untuk Seulgi.

"sebelum berangkat ke kantor, aku akan mengantarmu ke tempat kerjamu lebih dulu, bukankah itu bagus? Kalau bisa aku akan menjemputmu juga pulang kerja"

Mereka seperti membuat aturan pernikahan mereka sendiri, seperti yang Jaebum katakan sebelumnya bahwa dia tak ada jalan lain untuk lari... Seberapa keraspun dia menolak untuk menikah... Tetap saja fakta yang terjadi adalah sekarang dia sudah menjadi suami Seulgi. Menikah dengan Seulgi adalah pilihannya dan satu-satunya jalan adalah membiarkan semuanya terjadi.

Janji adalah janji.

Jaebum benar-benar serius mengatakan ini... Alasan lain kenapa dia tak ingin lari adalah karena kalimat yang dia ucapkan di hari pernikahan, bahwa dia akan mencintai Seulgi seumur hidupnya baik dalam keadaan sehat maupun sakit dan itu bukan main-main, dia mengucapkannya didepan Tuhan dan didepan keluarganya, dia hanya ingin mempertanggungjawabkannya dan mencoba untuk tetap bertahan. Dia akan mencobanya..... Sampai hatinya mengatakan iya.

PROMISE (Jaebum X Seulgi) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ