I'm your husband

89 16 4
                                    

Sepanjang malam hingga menjelang pagi, Jaebum secara terang-terangan memperlihatkan rasa tidak senangnya, dia marah dengan cara yang sedikit kekanak-kanakan, tak ingin bicara sepatah katapun, dia mogok bicara.

Mereka bertemu di meja makan pagi ini, Seulgi paham kenapa Jaebum bertingkah seperti itu, tentu saja karena semalam, tentang kalimatnya yang meminta izin untuk mengundang Jimin datang ke rumah, mereka sempat berdebat panjang sampai akhirnya Jaebum meninggalkan Seulgi di teras belakang tanpa suara dengan raut wajah yang benar-benar kesal, dan bahkan rasa kesalnya masih bertahan sampai pagi ini.

"kau tidak ke kantor hari ini?" tanya Seulgi kemudian, heran setelah memperhatikan penampilan Jaebum yang tidak biasa.

Pria itu hanya memakai piyama dengan tampang baru bangun tidur, dia bahkan belum mandi, biasanya pagi-pagi sekali dia sudah memakai pakaian rapi dan bersiap untuk berangkat ke kantor, hari ini malah sebaliknya, dia lebih mirip seperti orang pengangguran.

"kau tidak berangkat ke kantor?" tanya Seulgi sekali lagi.

Jaebum benar-benar tidak ingin bicara, dia mendiami Seulgi dengan raut wajah datar sambil menikmati roti dan kopinya yang dia siapkan sendiri.

"kau masih marah gara-gara semalam?"

Jaebum masih tidak bicara, bahkan sama sekali tidak ingin melirik ke seulgi, dia menggeser kursinya, membawa piring kotornya untuk dicuci sendiri, setelah itu meninggalkan ruang makan tanpa suara, pagi ini aura Jaebum begitu sangat dingin, tak tahu apa yang ada dipikirannya sekarang.

Karena mereka hanya tinggal berdua, maka alangkah lebih baiknya apabila hal ini tidak berlangsung lama, Seulgi tentu saja merasa bersalah atas perubahan sikap Jaebum yang sangat tiba-tiba itu.

Dari belakang Seulgi mengikuti Jaebum ke ujung ruangan, laki-laki itu memasuki kamar dan Seulgi masih saja mengikutinya, sedangkan Jaebum tetap bertingkah seolah Seulgi tidak ada di dunia ini, dia mengabaikannya dan berpura-pura tidak melihatnya.

"...... aku minta maaf" ujar Seulgi, kali ini sedikit merengek.

Sekarang Jaebum malah sibuk membuka lemari untuk memilih beberapa baju yang akan dia pakai hari ini, awalnya dia tidak ingin berangkat ke kantor, sekarang dia berubah pikiran, tidak mungkin dia meninggalkan pekerjaannya untuk alasan yang tidak jelas.

Sedang sibuk memilih beberapa kemeja, Seulgi malah mengganggunya, perempuan itu terus saja mencoba untuk mendapatkan perhatian Jaebum "iyaaa..... iyaa.... aku tidak akan mengundang siapapun ke rumah..."

Jaebum akhirnya menoleh sambil melempar kemeja yang ada di tangannya ke atas kasur, lalu memilih kemeja lain didalam lemari, dia sengaja tidak melirik pada Seulgi ketika akhirnya berbicara "aku tidak melarangmu mengundang siapapun" ujarnya ketus masih dengan nada yang tidak bersahabat. 

"oh yah?" Seulgi semakin mendekat "jadi aku bisa mengajak Jimin datang?"

Sekali lagi Jaebum melempar kemeja kedua keatas kasur, kali ini dengan lemparan yang sedikit lebih bertenaga "memangnya aku bilang kau bisa mengajak siapapun datang?"

Semakin sulit Seulgi berkomunikasi dengan Jaebum, bukankah sebelumnya dia mengatakan bahwa dia tidak melarang? Dan kurang dari 5 detik langsung mengatakan hal yang berbeda, dasar aneh.

"kau masih marah?"

Jaebum menghembuskan napas berat, dia mengangguk "kau tidak lihat? Iya aku marah, kau harusnya tahu alasan kenapa aku marah..."

"karena aku mengajak Jimin datang?"

"tidak perlu kau perjelas..." Jaebum semakin malas, tapi aktifitasnya justru tidak berhenti, sekarang dia sibuk memilih dasi mana yang akan dia pakai.

PROMISE (Jaebum X Seulgi) Where stories live. Discover now