the rules

374 68 4
                                    

Jaebum mengerjap beberapa kali, kemudian terbangun dalam keadaaan masih setengah sadar, dia bahkan menguap, telingannya terlalu peka untuk tidak merasa terganggu dengan suara gaduh yang bersumber dalam kamarnya pagi itu.

Seulgi sibuk menyusun barang-barangnya yang baru saja tiba pagi ini, dia bahkan sudah mandi juga sudah berganti pakaian, Jaebum mengamati lantai kamar, barang-barang milik Seulgi bertebaran dimana-mana, dia menggaruk rambutnya yang berantakan dan masih duduk di sofa masih memperhatikan lantai kamar, kalau dia ke kamar mandi, dia akan berjalan sangat hati-hati agar tidak tersandung, barang milik Seulgi terlalu banyak.

"barangmu baru tiba?" tanyanya basa-basi, dia justru menyilangkan kakinya dan memandangi Seulgi yang sibuk menyusun pakaiannya ke dalam lemari kosong, kemarin Jaebum sudah menyiapkan satu lemari kosong untuknya.

Seulgi mengangguk kemudian melirik ke Jaebum "jam berapa sumbae tidur semalam?" tanyanya penasaran karena seingatnya dia menguasai ranjang seorang diri.

Masih dengan posisinya, Jaebum menopang kepalanya dengan tangan kanan sambil mengerutkan keningnya dan berpikir dengan sangat malas "aku tidak ingat karena langsung tertidur, kenapa bertanya?"

Seulgi menggeleng "bukan apa-apa" dia kembali fokus menyusun pakaiannya ke dalam lemari, benar mereka menikah karena hanya terpaksa, Jaebum pasti tidak punya niat untuk menyentuhnya sedikitpun, ini sesuai yang Seulgi harapkan, lebih baik jika tak ada kontak fisik.

Sangat tidak nyaman melihat pemandangan ini dipagi hari, Jaebum terlalu malas melihat kamarnya terlihat berantakan seperti sekarang gara-gara barang istrinya, dia berdiri kemudian mendengus sebal tidak sengaja menendang sesuatu dibawah kakinya, Seulgi melongo memandang benda itu melayang jauh.

"jangan menendang barangku!" ujarnya dengan wajah polos yang kekanak-kanakan.

Jaebum menutup telinganya "aku tidak sengaja, cepat bereskan ini saat aku selesai mandi!" ujarnya sekali lagi berjalan menuju kamar mandi.

"ini terlalu banyak untuk dikerja sendiri" protes Seulgi.

"panggil pelayan untuk membantumu!! " seru Jaebum lagi dengan malas, dia masih berdiri di pintu kamar mandi memperhatikan Seulgi.

Seulgi menatapnya dengan wajah sedikit memelas "bisakah aku meminta bantuan pelayanmu?"

Mendengar itu, Jaebum langsung mengerutkan keningnya, sepertinya Seulgi masih belum sadar juga tentang statusnya sekarang bahwa dia adalah nyonya muda disini, artinya semua pelayan yang ada disini adalah pelayannya juga, dengan cepat Jaebum membanting pintu kamar mandi dengan keras, dia sempat mendengar Seulgi sedang mengumpat tapi tidak jelas.

Jaebum berendam di dalam bathtub, memikirkan Seulgi, perempuan itu lagi-lagi membuatnya berpikir keras hari ini "upacara kemarin bahkan dia sempat ingin menolakku juga hampir mengatakan tidak bersedia menjadi istriku.. ahh dasar, dia hampir saja mempermalukanku, iya aku memang memberikan kesempatan terakhir padanya tapi aku tidak berharap kalau dia akan berteriak ingin membatalkan pernikahan" gumamnya memukul air dalam bathtub.

Selesai mandi, Jaebum keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai, hari ini dia tak akan keluar rumah karena dia sudah mengambil cuti dari kantor sampai pesta pernikahan selesai, dia terkejut setelah mendapati 2 pelayan mondar-mandir dalam kamarnya membereskan barang-barang milik Seulgi, dia mencari perempuan itu tapi tak ada, Seulgi tak ada dalam kamar.

"kemana Seulgi?" tanyanya pada pelayan berdiri tidak jauh darinya.

"sepertinya dia keluar rumah hari ini tuan"

Jaebum mengernyit, keluar rumah? Bukankah Seulgi juga sedang cuti? Dia berjalan mendekati meja rias dan disana cincin pernikahan milik Seulgi tergeletak begitu saja diatas meja seperti bukan barang penting, Jaebum mengambilnya kemudian memandangi cincin itu lama "bagaimana bisa dia melupakan ini?" gumamnya tidak percaya, bukan apa-apa, Jaebum hanya tidak mau jika Seulgi tidak menghargai benda ini.

PROMISE (Jaebum X Seulgi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang