10. Saat itu...

91 51 5
                                    

annyeong💐

һᥲ⍴⍴ᥡ 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

___


"Wah, sekarang si culun ini udah punya temen yah?" ucap Erika disaat melewati meja yang terdapat Shireen dan Amel temannya.

Kedatangan Erika membuat Shireen langsung menunduk takut.

"Lo ga takut temenan sama si culun, nanti lo ketularan culun lagi" lanjutnya diakhei tawa meledek oleh teman-teman Erika.

Amel melirik sekilas pada Shireen yang duduk di hadapannya---lalu bergantian menatap Erika dengan berani.

"Udah mau lulus kok masih ngurusin kehidupan orang.... Situh ga punya kehidupan yah jadi ngurusin punya orang?" ucapnya dengan nada santai namun bisa membuat Erika jengkel mendengarnya.

"Berani yah lo--"

"Yah! Gue berani, kenapa? Lo ga suka? Jangan mentang-mentang lo itu kakak kelas.... jadi lo seenaknya sama dekel lo!" potong Amel, ia sudah sangat kesal dengan modelan senior yang belagu seperti Erika dkk. "Belaga penampilan paling oke aja, ngaca dong. Kaya lonte aja bangga!" lanjutnya dengan blak-blakan.

Tangan Erika mengepal dengan keras. "Kurang ajar!!!" tangannya sudah siap menampar Amel namun sebuah tangan kekar menghadangnya.

"Raka?" sebut Erika dengan terkejut.

Cowo tanpa ekspresi itu langsung menghempaskan tangan Erika dengan kasar.

"Jagoan lo disekolah ini?" tanyanya.

"A--it-itu dia udah--" entah mengapa setiap di hadapan Raka nyalinya langsung menciut.

"Pergi"

"Rak--"

"Gue bilang pergi!!" tegas Raka hingga membuat Erika tak bisa berbuat apa-apa selain pergi dari sana.

Sebelum pergi Erika melirik sinis pada Amel dan Shireen. Sungguh dia tidak akan melepaskan orang yang telah menghinanya begituh saja.

"M-makasih kak" ucap Shireen setelah Erika dkk pergi.

Raka tak menjawab apa pun dia langsung pergi begituh saja.

"Wow! Keren banget tuh cowo!" puji Zitha yang sedari tadi memerhatikan dari jarak jauh.

"Alah! Masih kerenan gue juga!" cibir Rafa seraya menyeruput es tehnya.

"Idih!"

"By the way, kok kalau diliat-liat Raka mirip sama Rafa ga sih?" celetuk Julva.

"NAH KAN!"

"Anjir! Kampret lo, Zithanying!!" umpat Rafa dikala Zitha menggebrak meja membuat kuah baso yang ada di sendok tumpah ke seragam Rafa.

Zitha menutup mulutnya, "ups! Sory!" ucapnya sembari menggigit ujung lidahnya.

Cowo itu berdecak kesal lalu pergi untuk membersihkan seragamnya.

"Zitha, Zitha. lo itu ga ada hari buat si Rafa kesel yah?" ucap Julva, ditanggapi dengan cengiran oleh Zitha.

"Yang tadi ga sengaja suer.... Oh yah! Soal si Rafa mirip Raka itu, gue dari awal ketemu dia itu udah ngira kaya gituh loh. Kok bisa yah? Miripnya itu memang mirip banget, anjir!"

"Kebetulan kali,"

"Masa sih? Menurut gue sih mereka ada hubungan darah. Atau bisa jadi mereka adik-kakak?!"

Julva mengangkat bahunya bertanda tidak tahu. "Tanya langsung aja, " sarannya "Oh, yah. Gue baru inget, waktu pesta kemarin mereka berdua kan ada, gue liat mereka kaya orang asing kok. Jadi menurut gue kayanya bukan adik-kakak. Mungkin beneran cuman kebetulan aja"

Friendship of the Heart (Tamat) Where stories live. Discover now