23. My little friend

64 25 0
                                    

Annyeong💐

Happy Reading

*
*

"Eh anjirr! Angin sialan, udah cape-cape gue pasang spanduk malah copot terus!!" kesal David yang usahanya sia-sia akibat angin yang kencang.

Semua yang melihat itu hanya bisa tertawa tampa niat membantu David sedikit pun.

Anak-anak 11 IPS 2 sekarang sedang sibuk menyiapkan pesta kecil dengan persiapan yang apa adanya saja. Karena pesta ini tiba-tiba tercetus oleh Rafael, pagi buta sekali, cowo itu mengumpulkan semuanya. Sebenernya, kejutan ini sudah di rencanakan jauh-jauh hari, tetapi tidak ada yang bisa mendeteksi apa yang akan terjadi di hari H. Semuanya dibatalkan, karena insiden di hutan saat itu.

"Ini ulang tahun tampa kue gimana ceritanya anjir?" sungut Baim yang kerjaannya hanya komentar saja.

"Kue udah siap, sebentar lagi juga datang!" jawab Raya.

"Siapa yang bawa?" tanya Julva.

"Kak Raka."

"Raka?" ucap David dan Baim berbarengan.

"Ho'oh kak Raka. Waktu gue bingung mau cari kue dimana, pas semalem kak Raka nawarin diri buat beli di luar. Ada bagusnya kan, kalau kita yang keluar ga mungkin di izinin," tuturnya, menceritakan apa yang terjadi semalam saat dirinya kebingungan membeli kue dimana.

Raut wajah Rafa berubah setelah mendengar siapa yang menyiapkan kue ulang tahunnya. "Kenapa nggak kasih tau gue?" celetuknya, Rafa sama sekali tidak ingin Raka ikut serta dalam pesta kecil ini.

David melangkah mendekati Rafa, dia merangkulnya, "Udah lah biarin. Ga ada pilihan lain, kita jangan bilang aja kalau tuh kue dari Raka," David mengerti, jika Tasya mengetahui kue itu dari Raka, dia tidak akan menerimanya. Maka dari itu, sikap Rafa menjadi berubah.

Menghela napasnya, Rafa mengangguk kecil. Untuk kali ini, dia akan membiarkannya. Dia tidak ingin, acara ini menjadi batal. Selain untuk merayakan ulang tahun Tasya. Dia dan lainnya pun ingin Tasya melepulan kejadian sebelumnya.

"Berapa lama lagi ini beres?" tanya Rafa pada anak-anak lainnya.

"Aman semua udah beres, tinggal kuenya aja!" jawab Dara, mengangkat jari jempolnya. Gadis itu walau sering kali beradu argumen dengan Tasya, dia pun ikut turut serta untuk memeriahkannya.

Rafa mengangguk, "Sekarang Tasya dimana?" tanyanya kepada Julva.

"Tasya di kebun bantuin warga tanam umbi-umbian bareng Zitha," jawabnya.

"Gue telepon Zitha sekarang suruh bawa Tasya kesini, kalian semua siap-siap yah!!" teriaknya.

"Okee!!!"

Rafa melangkah menjauh untuk menghubungi Zitha, sebelum itu dia menghampiri David lebih dahulu.

"Pastiin dia ga muncul saat Tasya dateng!" katanya lalu diangguki oleh David.

🍁🍁🍁

Di perkebunan. Saat Zitha sudah menerima telepon dari Rafa bahwa semuanya sudah siap dia pun langsung mengajak Tasya pergi. Tetapi, ada sedikit masalah, bagaimana caranya mengajak Tasya pergi dari sini?

Sebuah ide terlintas di benaknya, Zitha langsung melangkah lebar menghampiri Tasya, "Astaga! Lo mau bawa gue kemana?" sorak Tasya yang tiba-tiba saja, Zitha menariknya pergi.

Zitha melepaskan tangan Tasya sebentar, "Gue kebelet, anterin gue!" imbuhnya, Tasya berdecak kecil, karena itu Zitha menariknya tiba-tiba.

"Sendiri aja, gue lagi kerja!" nah, kan. Gadis itu hendak kembali namun, Zitha langsung meraih tangan Tasya kembali.

Friendship of the Heart (Tamat) Where stories live. Discover now