49. Sudah terlambat

15 3 0
                                    

"Ini Tuan Muda,"

Seorang masuk ke dalam kamarnya, dia memberikan sebuah tas Biola kepadanya. Dengan senyum senang, Raka mengambil tas Biola itu.

Setelah melihat kondisi Biola Tasya saat itu juga, Raka langsung meminta pada seorang paman yang bekerja pada ayahnya, untuk memperbaiki Biola itu. Sebab, katanya, dia mengenal orang yang bisa memperbaiki permasalahannya.

Hanya memakan waktu dua hari, Biola itu akhirnya selesai di perbaiki. Raka membuka Tas Biola itu, memeriksanya di setiap sudut dan juga memeriksa senar Biolanya.

Agar merasa puas dengan hasil suaranya, Raka pun mencoba untuk memainkannya. Hanya mengetes saja, Raka sama sekali tidak berbakat dalam bidang musik.


Tokk...tokk

Ketukan pintu mengalihkan dirinya, Raka langsung menurunkan Biolanya. Sorot matanya, melihat sekretaris ayahnya yang berdiri di ambang pintu.

"Maaf Tuan Muda, anda di panggil Tuan besar ke ruangannya."

Itu yang dia sampaikan. Kemudian, sebelum pergi, Raka merapihkan dahulu Biola itu ke dalam tasnya.

*

*

"Ada apa, Papa memanggilku?"

"Duduk lah," titah Eron menunjuk sofa sampingnya.

Raka menurut duduk di sana, dia tetap diam hingga Eron yang berbicara lebih dahulu.

"Tinggal beberapa hari lagi, kamu akan lulus sekolah. Kamu masih ingat apa yang Papa katakan sebelum kamu pindah ke sini?"

Cowo itu terdiam beberapa saat, "tidak bisakan Raka tetap di sini?"

"Jika kamu disini, kamu tidak akan belajar dengan serius. Lihat saja, setelah kamu pindah, kemampuanmu berkurang. Jadi lebih baik kau kembali ke sana. Di sana kamu akan lebih fokus belajar dengan baik! " jawab Eron yang sepertinya tidak dapat di bantah. "Lagi pula, Papa akan sering pepergian keluar negri. Rencana juga Papa akan jual rumah ini," lanjutnya membuat Raka langsung menatap Eron.

"Raka tidak setuju. Rumah ini banyak sekali kenangan Mama. Bagaimana bisa Papa menjual rumah ini?"

Eron menghela napasnya, "Maka dari itu Papa menjualnya, rumah ini terlalu banyak kenangan." katanya sembari melihat setiap inci ruangan ini. "Terlalu sesak jika tinggal di sini, Papa seakan tidak bisa bernapas dengan baik, setiap kali melihat tempat di rumah ini. Semuanya penuh dengan kenangan lama. Lebih baik Papa menjualnya saja."

Raka menggeleng menolak, "Raka mohon, Pa. Jangan jual rumah ini, hanya rumah ini tempat Raka untuk pulang. Hanya rumah ini, Raka bisa merasakan keberadaan Mama~~"

"Raka---"

"Raka akan turuti keinginan Papa, Raka akan pindah ke Swiss. Tapi Raka mohon, jangan pernah jual rumah ini~~~"

Eron mengusap wajahnya sekali, "Baiklah. Papa tidak akan menjual rumah ini, seperti keinginan mu."

"Terima kasih, Pa."

Friendship of the Heart (Tamat) Where stories live. Discover now