21. Hati yang mati

76 29 0
                                    

Annyeong💐

Akhirnya setelah sekian lama bisa update juga xixixi.

Ada yang nunggu kelanjutan cerita ini ga sih?

Terus sampai sini alur ceritanya bisa di pahami ga???

Kalau masih ada typo atau penggunaan kata yang salah, tolong tandain yah... Biar aku revisi. Thanks you. (o^∀^o)

ꕥꕥꕥꕥ

Di tengah hutan yang sunyi, terdengarlah suara tembakan yang tajam hingga menggema di antara pepohonan yang tinggi. Suara itu memecah keheningan alam yang menciptakan getaran yang terasa di udara.

Dengan gerakan refleks David dan Farel langsung menutup telinganya saat pelatuk pistol itu di tekan.

Jika Raka tidak cepat-cepat menghindar dipastikan, pistol itu akan mengenai jantungnya. Melihat itu pun membuat David dan Farel bernapas lega.

"Kak David, kak Farel!!"

Teriakan itu terdengar membuat mereka langsung menoleh kearah sumber suara dimana mereka melihat Tasya bersama seorang pria.

Di tempatnya, Tasya merasakan seluruh tubuhnya lemas saat melihat Farel dan David terluka. Farel terluka di sudut bibir dan hidungnya sedangkan David dibagian lengannya yang terkena goresan pisau saat menepis serangan Axel tadi.

Setiap melihat darah pasti ingatannya dulu kembali teringat olehnya. Ingatan ketika abangnya terbunuh di hadapannya sendiri.

Tersenyum menyeringai saat tatapannya menangkap sosok Raka yang sedang terdiam menatapnya, dia melihat di tangan kanan cowo itu terdapat sebuah pisau.

Tangannya yang semula digenggam oleh Danu langsung dia tepis. Kakinya mulai melangkah menuju tempat Raka berada.

Sebaliknya, Raka menunjukkan wajah senangnya melihat jika Tasya baik-baik saja "Lo gapapa?" Tangannya yang akan menyentuh pundak Tasya, namun lebih dulu di tepis oleh gadis itu.

"Pembunuh!" Sakras Tasya.

Wajah Raka langsung berubah saat Tasya mengatakan itu padanya.

"Dugaan gue bener, pasti lo di balik semua ini!"

"Sebenernya lo punya masalah apa?!"

"Apa masalah lo RAKA FAHREZA SUNDARA?!"

Bahunya begetar dan juga matanya pun sudah memerah. Di terlihat sangat murka melihat cowo yang ada di hadapannya.

Suasana pun seketika berubah, semua orang terdiam memerhatikan keduanya.

"Tas--"

Sebelum selesai Raka menyebutkan namanya, tangan Tasya angkat ke depan "Jangan sebut nama gue!!" Ucapnya dengan berteriak.

Kedua tangannya menyentuh kepalanya yang mulai terasa pusing dan juga sakit.

"Pisau..." Sebutnya dengan mata melihat pada pisau yang di genggam Raka "Pisau itu... d-ddia... dia... membunuhnya...." Tubuhnya hampir saja ambruk jika David tidak bertindak cepat menangkapnya.

"Syaa" ucap David. Tasya kembali berdiri dengan benar, tangannya meraih tangan David yang terluka. Dan di situlah dia langsung menangis terisak menatap luka itu

"Kak David berdarah..." Isaknya.

David menarik tangannya dan dia langsung sembunyikan tangannya ke belakang, "Gue gapapa, cuman luka kecil doang"

Friendship of the Heart (Tamat) जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें