26. Mobil kayu

82 27 8
                                    

Yuhuuu I Coming
Beberapa hari ini lagi males-malesnya tapi kudu di paksain update walau belum mencapai target :v

Yuk bisa yuk votenya biar semangat nulis, biar cepet selesai terus revisi xixixi...

Oh yahhh... seperti biasa kalau ada penempatan tata bahasa, kata atau typo tandai yahhh.. OKAYYY

And satu lagi bantu follow Ig and tiktok ku yuk!!
Ig :@smallstep00
TT:@smallra00

ᎻᎪᏢᏢᎽ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ

★☆★

"Aku pulang..."

Setelah melepaskan sepatu dan menaruhnya dengan rapih, ia melangkah memasuki rumahnya yang terasa sepi.

Ini sudah jadi hal biasa dalam hidupnya. Kedua orang tuanya sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka hingga hanya di hari libur saja keduanya ada di rumah.

Tidak menuntut atau mengeluh karena dirinya sudah mengerti jika orangtuanya berkerja demi dirinya juga.

Mengambil air dingin di dalam kulkas lalu dia bawa ke ruang tengah. Tak lupa menyalakan televisi, setelahnya dia duduk di sofa untuk menyandarkan punggungnya yang terasa pegal.

Setelah tubuhnya merasa lebih rileks dia meraih ponselnya yang berada di atas meja.

Baru beberapa menit tidak membuka ponsel, sudah banyak notif yang dia dapatkan. Dari banyaknya notif dia lebih tertarik pada pesan dari sahabatnya.

Zitha Yr
: Jullll
: faaaa
:lo udahh di rumah belummm?
:P
:P
:P loker
: julfa baless

Hmm... gw di rmh :
Knp? :

: gue ke rumah yaahhh
: ini gue udah di komplek lo

Tasya jg? :

: no... dia lgi temenin tante Riana belanja,, paling nyusul.

Oke :

🍁🍁🍁

Hal tidak di duga ternyata Zitha datang bersama Rafael. Saat di tanya, katanya Zitha tidak punya uang ongkos jadinya dia ikut dengan Rafa. Awalnya, dia minta untuk di antar saja, tapi setelah sampai Rafa meminta untuk ikut bergabung juga. Jadilah sekarang, mereka duduk bersama di ruang tengah dengan hidangan makanan ringan dan minuman yang telah Julfa sajikan.

"Ternyata bukan orangnya doang yah, rumahnya juga hawanya dingin," celetukan Rafa itu membuat kedua gadis yang sedang sibuk melihat film yang ditayangkan di TV dengan kompak menoleh.

Rafa berdehem singkat, "Maksud gue... rumah lo nyaman banget!" koreksinya.

"Hmm... gue setuju!" timpal Zitha dengan tangannya terus saja mengelupasi kuaci.

"Terkadang memang rumah orang itu lebih nyaman dari pada rumah sendiri," lanjutnya dengan menatap kuaci yang sudah dia buka semua.

Rafa menyadari percakapan mereka mulai aga sensitif untuk di bicarakan. Dia pun langsung mengganti topik pembicaraan mereka.

"By the way, lo kapan olimnya?" tanya Rafa pada Julfa, mengenai Olimpiade yang akan dilakukan oleh gadis itu.

Friendship of the Heart (Tamat) Where stories live. Discover now