Bab 14

1.9K 69 1
                                    

"Hwaaa hwaa hiks"

"Astaga dia menanagis bagaimana ini?" seru suigetsu menatap sarada yang terus menangis di pelukan ameno.

"Kau jangan panik sarada-chan akan tambah menangis jika dikejutkan seperti itu" ujar ameno tetap menimang sarada.

"Hah.. Kenapa dia tumben membawa anak dan istrinya kesini" racau suigetsu memaki sasuke.

"Sudahlah sui.. Kecilkan suaramu"

"Huh kau selalu memanjakan sasuke, jugo"

"Ohayo, eh? Sarada-chan?"

Di mansion haruno~

"Jika tidak enak badan kau bisa beristirahat shion"

"Tidak apa saso-kun.. Istirahat saja tidak membuat tubuhku seperti biasa kan?"

"Tetap saja harus istirahat untuk kepulihanmu"

"Iya.. Dimana shiro-kun dan sharon-kun, saso-kun?"

"Dia dibawah bersama mama dan papa"

"Maaf ya"

"Hm?"

"Maaf karena sakitku menjadikan mama dan papa repot mengurus mereka dan dirimu"

"Kenapa mengatakan itu? Tentu saja aku dan mereka tidak keberatan. Apa yang kau katakan itu sangat berbanding terbalik shion"

"Ya.. Aku hanya tidak enak saja pada keluargamu yang begitu baik pada anak yatim piatu sepertiku"

"Berhenti berkata seperti itu. Jika mereka mendengarnya maka mereka akan sedih melihatnya dan jika sampai sakura mendengarnya aku tidak yakin dia pasti akan memukulku haha"

"Haha anak itu memang"

"Dia selalu berupaya melindungimu bukan? Jadi tenang saja"

"Ya.. Dia berjasa untukku"

Flashback on~

Shion ingat, ia merupakan kakak tingkat sakura yang sangat dekat dengannya karena merupakan anak yang baik dan ramah terhadap adik tingkat nakal sepertinya.

Sampai suatu ketika shion yang ingin pulang dihadang oleh sekelompok siswa yang memiliki tahta berkuasa di sekolah.

Menatap shion dengan tatapan merendahkan membuat shion hanya diam takut-takut dan pasrah dipukuli dan diejek oleh mereka. Shion takit dan khawatir jika salah sedikit maka beasiswanya akan dicabut berujung ia tidak akan bisa melanjutkan pendidikannya apalagi saat ini ia sudah berada di tingkat akhir high school.

Shion sadar, dia tidak akan sanggup melawan seseorang yang berkuasa.

Sakura yang kebetulan sudah pulang bersama ino, karin dan temari, dengan sakura yang berdebat dengan perihal taruhan mendapatkan sasuke. Berdebat dengan karin seketika membuatnya terdiam karena menyaksikan pembullyan yang ada didepannya.

Segera sakura membantu shion dengan menendang dan menghajar 3 murid yang dikenal sebagai golongan atas seperti sakura.

Tak memperdulikan mama dan papanya yang akan marah atau kakaknya yang akan memukul bokong sakura saat itu tetap saja membuat sakura menghajar mereka hingga babak belur.

Melihat kemenangan dimatanya tentu membuat sakura bersemangat memukuli 3 orang tersebut.

"SAKURA!" teriak guru anko selaku guru bp.

Sakura yang mendengar teriakan guru tercempreng se sekolah menghela nafas kesal.

Meskipun sakura ialah dari keluarga terpandang sempat membuat guru-guru disekolah menjadi lebih hati-hati untuk bertindak.

My husband's breastfeeding🤱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang