Bab 22. Kabur

1.1K 122 2
                                    

Jam menunjukkan pukul setangah lima pagi. Jia sudah rapi dengan pakaian nya yang nampak seperti lelaki. Karna jika di luar dia di kenal tomboy.

Jia membuka pintu kamarnya pelan. Dan dia tutup kembali dengan hati hati. Jia mengendap ngendap berjalan ke arah pintu belakang rumah kaka nya.

Saat sudah sampai di pintu dia menghela nafasnya lega. Dia coba buka dan keluar, saat dia luar dia bertemu dengan pa dino. Supir pribadi jisung.

"eh, neng jia mau kemana pagi buta gini? Nanti di marahin bpk lo neng. Ayo masuk lagi dingin juga ini" ucap pa dino coba bujuk adik tuan nya untuk masuk kembali.

Jia menempelkan telunjuknya di bibir nya.

"shutt pa dino jangan berisik. Jia mau keluar, nanti bpk jangan kasih tahu abang ya? Jia mohon"

"tapi neng, nanti bpk marah lo"

"ck. Mangkanya bpk diem pura pura gatau dan ga liat aku pergi ya ya?" mohonnya.

Dan pa dino cuma bisa mengiyakan dan melihat adik tuannya pergi lewat pintu samping biasa buat dia pergi ke masjid.

Disini tidak ada pembantu tetap. Biasanya hanya ada satu minggu sekali saja mereka ke sini. Jisung tidak mau ada pembantu dan supir pun itu atas paksaan jeno.







Jia melihat mobil mira sudah terparkir apik dan dia segera masuk.

"gimana? Aman kan ji?" tanya mira.

"tenang aman ko,"

"yaudah, sekarang kita ke rumah clara dulu abis itu kita nyusul sungchan sama jemi oke?"

"oke aja gue mh"

Dan setelahnya mira melajukan mobilnya untuk ke rumah satu temannya lagi. Mira sudah bisa mengendarai mobil sendiri begitupun jia, karna mereka sudah kelas 11 dan itu seperti sudah tidak aneh lagi di sekolah. Bahkan anak smp pun sudah bisa mengendarai mobil jika sekolah.

Akan tetapi jia dia tidak slalu membawa mobil sendiri. Pastinya di larang keluarganya, apalagi ayah sama abangnya. Itumh udah gabisa di bantah.

Setiap hari juga mereka yang gantian antar jemput.







Pukul enam pagi jisung bangun dan dia segera cuci muka dan turun buat bikin sarapan. Hari ini hari minggu tapi jisung sudah kebiasaan bangun pagi, yaudah lah sekalian beresin rumah.

Jisung mulai masak sarapan dan dia cuci buah buahan dan sayuran yang baru dia keluarkan dari kulkas.

Saat sedang masak tiba tiba saja ada yang memeluknya dari belakang. Pastinya itu jeno memangnya siapa lagi?

"good morning sayang" ucapnya dengan suara khas bangun tidur.

"pagi juga mas,"

"kok udah bangun aja sih? Inikan masih pagi. Kamu juga pasti cape masih ngantuk" lanjut jisung dengan melepas pelukannya dan di balik badannya buat berhadapan sama jeno.

Jeno balik peluk lagi jisung dari depan.

"masih ngantuk. Tapi kamu gaada jadi yaudah kebangun"

Jisung mendengus sebal mendengarnya.

"udah aku mau lanjut masak. Kamu tiduran lagi aja sana di sofa atau ke atas lagi sana"

Jeno melepas pelukannya dan dia kecup bibir jisung sekilas.

"yaudah aku di sofa aja" jeno pergi ke ruang keluarga dan jisung lanjut masak sarapan.







Jia nampak terdiam sepanjang jalan. Clara yang melihat jia melamun dia coba ajak bicara.

"lo kenapa diem aja ji? Biasanya lo paling gabisa diem?"

"gatau gue ngerasa bersalah sama nyokap. Kok perasaan gue ga enak ya?" ucapnya.

"ck. Gapapa kali ji, sekali kali lo keluar gini. Gabakalan ada apa apa ini"

"iya tuh bener ji" balas mira.

Dan jia cuma bisa diem natap jalanan di depannya.

Semoga saja semuanya baik baik aja. Dan dia tak salah malah kabur gini.

Sedangkan di kediaman huang. Haechan tengah terduduk dekat closet.

"sayang buka dong pintunya!" seru renjun di luar sana.

Entah kenapa istrinya kambuh lagi. Pasti ada yang sedang menganggu pikirannya, haechan semenjak melahirkan jia entah kenapa mempunyai suatu kecemasan berlebih. Dan renjun lagi lagi harus melihat istrinya seperti ini.

Karna tidak ada sahutan dari dalam renjun dengan segera mendobrak pintunya. Dan dia melihat haechan sudah jatuh terduduk.

"asataga sayang! Ayo bangun mas gendong ya" dengan segera renjun menggendong briday style sang istri.

Dia baringkan perlahan haechan di ranjang. Setelahnya dia duduk di sebelah haechan.

"kamu kenapa hm? Ada yang sakit?" tanya nya dengan mengelap keringat haechan.

"gatau aku tiba tiba ngerasa ada yang ga beres. Lemes banget mas," lirihnya.

Renjun pegang tangan haechan yang nampak gemetar.

"obat kamu simpan dimana?" panik renjun dengan meraba nakas laci pertama dengan satu tangn setia memegang tangan gemetar haechan.

"laci kedua" balas haechan lemas.

Setelahnya renjun ambil. Dan dia buka tabung kecil berisi pil penenang haechan. Dan meminumkannya pada haechan dengan bantuan air.

"atur nafasnya pelan pelan"

Setelah semuanya stabil haechan buka matanya.

"coba kamu telpon kaka. Tanyain jia"

"ini masih pagi. Nanti mas telpon kaka sebentar lagi ya?"

Dan hanya bisa mengiyakan saja. Dan dia lanjut menutup matanya karna pengaruh obat juga.






TBC.

Masih awal buat konflik tapii saya greget pen ada keributan 😭🙏

Renhyuck family || S1&2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang