Bab 31

1.2K 76 6
                                    

Jia sama jemi sudah sampai sekolah. Mereka tadi diantar renjun berangkatnya. Dan nanti pulang abang nya jeno yang jemput, sekalian sama jisung mau nginep dirumah.

Besok kan libur. Saatnya mereka kumpul keluarga.

Jemi masuk kelas dengan merangkul bahu jia. Nampak akur seperti biasa, tapi tatapan mira sama clara nampak aneh.

"tumben kalian datang berdua? Mana rangkulan," ucap mira.

"ck. Biarin sih jia kan adek gue, salah emang?" balas jemi.

"gasalah sih. Tapi gimana ya, kemaren aja lo marah sama kita. Sekarang udah akur sama yang bikin lo kena tampar"

Jemi cemberut dibuatnya. Sialan masih aja mereka inget itu.

"jangan dibahas lah. Malu gue,"

Mereka ketawa dibuatnya. "udahlah emang bener jemi tuh sama kak danu aja. Dia kan suka sama lo" ucap clara tiba tiba.

"danu? temennya bang gany?" tanya jia.

"iya, lo liatkan pas jemi nangis. Kak danu yang coba nenangin kak gany biar udahan mojokin jemi"

Jia mengangguk mengiyakan. Bener kemarin pas nangis ada satu kakel yang emang keliatan bela jemi.

Jemi yang mendengar pembicaraan mereka menahan malu karna inget dia nangis, karna dilabrak kakel.

"gue ini dominan. Ngapain lo gabungin sama danu? Dih engga banget" selanya.

Clara memutar bola matanya malas. "alah sok mau jadi dominan, lo bergaul aja sama kita kita yang cewe. Mending jadi uke"

"diem ah,"

"lo aja suka ambekan. Udahlah sama kak danu aja, ganteng loh dia"

Jemi mendengus kasar. Dia ini dominan.

"oh iya, kalian tahu ga sungchan mau pindah?" tanya mira ke jia sama jemi.

Jia menatap mira meminta penjelasan.

"kemarin dia ga sekolah karna urus buat kepindahannya. Dan katanya hari ini hari terakhir dia sekolah disini. Dan hari terakhir juga dia di indo. Dia mau pindah keluar negeri. Ikut kaka nya" ucapnya panjang lebar.

"tapi dia gaada cerita sama gue" ucap jia.

"gatau juga. Mending lo ajak dia ngobrol, lo juga masih ngegantung dia kan ji? Lo jujur aja. Urusan bokap lo nanti aja."

"bukan masalah itu. Masalahnya kita ini sahabat dia, masa gaada cerita. Lo tahu darimana?"

"gue denger aja pembicaraan kaka nya sungchan tadi sama walas kita. Sungchan sekarang lagi di ruang kepsek sama kaka nya"

Jia cuma diem. Nanti deh kalau sungchan datang dia tanya langsung.













Disini jia sama sungchan sekarang. Ini jam istirahat dan karna tadi ga sempet buat ngobrol karna langsung ada guru.

Sehabis dari kantin. Mereka lebih milih misahin diri ke rooftop sekolah buat ngobrol.

Mereka masih betah diem dieman. Dan sungchan juga gatau mau mulai darimana.

Jia menghela nafanya, setelahnya dia menatap ke arah sungchan. "lo beneran mau pindah?" tanya nya buka suara duluan.

"hm. Kaka gue dipindah kerja ke korea. Dan mau gamau gue harus ikut sama keluarganya. Kan gue tinggal sama dia semenjak ortu pisah"

"kenapa lo gaada cerita? Lo udah ga anggap kita semua sahabat lo?"

"bukan gitu ji"

"trus gimana?!"

Sungchan menatap balik jia. "kenapa lo marah? Bukannya lo seneng kalau gue jauh? Dan lagi gue udah gatau lagi sama perasaan gue sama lo ji. Lo juga gaada balasan sama gue"

"kenapa malah kesana bahasnya?" bingung jia.

Sungchan terkekeh sinis. "gue mau nanya sekali lagi sama lo. Disini gue bukan sahabat lo, tapi disini gue orang yang suka sama lo."

"gue mau tanya jawaban lo." lanjutnya lagi.

Jia mengalihkan tatapannya dari sungchan. Dan menunduk setelahnya kembali menatap lurus mata sungchan.

"lo kan tahu gimana ayah gue. Jujur gue juga suka sama lo, dan lagi lo mau pergi. Gue ga yakin nanti gue jawab 'iya' dan kita gabisa tahan berhubungan jarak jauh." ucapnya panjang lebar dan kembali mengalihkan tatapannya.

Sungchan diam. Dia juga gatau mau gimana, kenapa sih masalah percintaan bisa serumit ini.

"kita juga masih terlalu dini buat galauin masalah cinta. Ayah gamau gue kehambat sekolah karna masalah kayak gini,"

Sungchan tahu dan sangat tahu. Tapi dia bakal berusaha perjuangin semuanya, emang masih labil tapi sungchan bener bener udah yakin suka sama jia.

"gue janji bakal nemuin lo lagi. Gue ga bakal berharap lo mau nunggu, tapi gue punya tekad gue bakal buktiin sama ayah lo. Gue bisa bahagiain lo suatu saat nanti." ucap sungchan.

Jia mengangguk dan tersenyum. "semoga lo bahagia disana."

"pasti. Dan lo juga semoga bahagia slalu disini, semoga kita bisa ketemu lagi ya? Untuk itu gue gaakan mau denger lo nolak gue lagi"

Jia terkekeh mendengarnya. "jadi damai kita?"

"damai? Emang kita lagi perang?" tanya sungchan.

"haha, perang dingin sih. Gue jadi cuek sama lo"

"gue ga anggap lo lagi marah atau gimana. Gue tau kok gimana keluarga lo, kita kan sahabat. Yakan?" tanya nya dengan sedikit menakan kata sahabat.

"iya"

"yaudah sekarang kita ke kelas. Bentar lagi bel masuk bunyi"

"hm"

Setelahnya mereka beranjak dan kembali ke kelas.








TBC.

Renhyuck family || S1&2 Where stories live. Discover now