Bab 35

932 62 6
                                    

Jia duduk di dalam mobil memperhatikan sang ayah yang tengah mengantri membeli cimol keinginannya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

Dia keliatan sumringah banget hari ini. Tak lama renjun sudah kembali ke dalam mobil dan menyodorkan plastik berisi cimol pesanan jia.

Jia menerimanya dengan hati yang berbunga-bunga udah kayak nerima hadiah dari pacarnya.

"makasih ayah" ucapnya.

"hm"

Jia melunturkan senyumnya. "ayah masih marah sama adek?" tanya nya karna muka ayahnya datar-datar aja.

Renjun tidak menjawab dan lebih memilih menjalankan kembali mobilnya untuk pulang.

Jia cemberut karna itu. Empat hari ayahnya diemin dia karna masalah malam itu dan sekarang jia senang karna dia pikir ayahnya udah maafin dia bahkan ajak dia ke mall buat habiskan waktu berdua tanpa bunda.

Tapi nyatanya ayahnya masih cuek.

Jia cuma pangku aja itu cimol, dia jadi ga selera lagi mau makan cimolnya karna ayahnya diemin dia lagi, tadi di mall juga ga banyak omong malah kayak ngikutin maunya jia aja.

Renjun menoleh sekilas pada jia dan kembali fokus ke jalanan.

"kenapa ga dimakan? Tadi katanya mau, keburu dingin nanti keras gaenak" ucapnya.

Jia menoleh cepat mendengar rentetan kata itu.

"ayah ngomong sama jia?! Ayah udah ga marah?"

Renjun mengerutkan keningnya dan menoleh ke jia lagi, kebetulan lagi di lampu merah.

"kamu se-senang itu ayah ajak bicara kamu?"

Jia tersenyum karna benar dia ga salah dengar, dan ga halusinasi bahwa ayahnya bicara sama dia.

Sedang renjun makin terheran-heran liat jia malah ngelamun dan senyum-senyum ga jelas.

Renjun usap muka jia. "sadar dek, kamu kenapa sih? Ga kemasukan setan kan senyum-senyum ga jelas" ucapnya.

"hehe, soalnya seneng ayah udah gamarah"

Renjun terkekeh di buatnya.

"kenapa bisa kamu seneng karna ayah ajak ngobrol? Emang kamu gasuka ayah diemin dan bebasin? Kan itu yang kamu mau"

Jia melengkungkan bibirnya kebawah menatap ayahnya dari samping karna mobil udah jalan lagi.

"ayah kalau marah serem, trus jia sedih kalau ayah diemin. Jia ga suka ayah diemin jia, sakit yah melebihi putus cinta"

Renjun tergelak dibuatnya.

"apasih kamu lebay banget si sayang, kamu sama ayah aja gini gimana nanti kalau punya pacar?" godanya, renjun cuma mau tahu jawaban jia gimana kalau bahas 'pacar' yang di awal dia sendiri yang suka marah kalau pembahasan itu masuk di setiap obrolan mereka.

"pasti pindah dong manjanya dan lebih sakit kalau di diemin pacarnya" lanjutnya.

Jia mengerutkan keningnya menatap sang ayah. "kok bilangnya gitu?! Engga dong. Ayah tetap nomor satu di hati jia!" ucapnya dengan menunjukkan telujukkan.

"iyakah?"

"iyalah. Trus kalau jia nomor berapa di hati ayah?" tanya nya menelengkan kepalanya.

Renjun nampak terlihat berpikir dengan mengusap dagunya.

"kok mikir dulu sih?! Ayah!" serunya menepuk lengan renjun.

Renjun lagi-lagi tertawa dibuatnya.

"nomor empat deh, gimana?"

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Dec 30, 2023 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Renhyuck family || S1&2 जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें