Bab 25. Huang jia mee

1.3K 120 0
                                    

Jeno menutup pintu kamar bundanya. Haechan tidur kembali di temani jisung, dan dia sekarang mau melihat jia terlebih dahulu.

Jeno tanpa basa basi lagi dia buka pintu kamar sebelah dan terlihat jia tengah tertidur. Jeno jadi tidak tega melihatnya.

Jeno hampiri jia dan dia duduk di sisi ranjang jia. Dia usap lebut kepala jia.

"abang minta maaf udah cuekin kamu tadi. Dan udah bikin kamu takut," ucapnya dengan tangan masih mengelus kepala jia.

"abang gamau kamu kenapa napa dek. Abang gatau mau gimana lagi kalau aja abang telat narik kamu. Abang tahu kamu udah besar tapi di mata kita kamu tetap putri kecil kita." jeno mendongak menghalau air mata turun.

Jika menyangkut jia semuanya akan lemah. Tidak ada sosok yang dingin dan kejam, jeno dihadapan jia hanya seorang abang superhero nya jia.

Dulu waktu jia kecil dia dengan bangga mengenalkan jeno dan ayahnya pada semua temannya.

Jia berdiri di depan semua murid dan orang tua murid. Dia menggandeng tangan kedua hero nya, kanan renjun sang ayah. Dan kiri jeno calon abangnya waktu itu.

Jia berumur enam tahun sangat senang dan terus saja mendongak melihat ke arah mereka dan terus saja tersenyum menatap keduanya.

Jia beralih menatap bunda dan kaka nya di depan. Haechan memberikan anggukan sekali dan jia balas.

Setelahnya jia tarik dua tangan itu.

"hai teman teman. Hari ini jia datang sama superhero loh!" serunya senang.

Semua siswa bersorak dan menanyakan mana superhero yang jia maksud.

"ayah adalah superhero jia nomer satu. Dan abang nomer tiga. Yang dua bunda sih dan empat kaka, tapikan hari ini temanya harus ayah. Jadi jia bawa aja ayah sama abang superhero jia. Abang kan kata bunda nanti kayak ayah punya jia gitu, jadi jia bawa aja biar abang jadi ayah" ucapnya polos panjang lebar.

Haechan dan jisung cuma bisa tertawa gemas melihat jia bercerita di depan. Bahkan dia dengan lucunya memperagakan bagaimana sang ayah berbicara jika jia mau tidur dan abangnya yang slalu datang membawa jelly untuknya.

Dia nampak polos dan menggemaskan..

Jeno terkekeh dan nampak menahan tangis saat mengingat semua itu. Dan dia menatap jia dalam.

Kalau saja dia telat menarik jia. Dan jia nekat masuk kolam entah apa jadinya sekarang, mungkin mereka akan menginap di rumah sakit. Bukan hanya jia, tapi bunda pun sama.

"beruang nakal abang udah besar ya. Udah berani nunjukin kalau jia sudah mau bebas, tapi maaf sayang. Ayah, abang. Semuanya, tidak akan pernah bisa membebaskan kamu seperti mereka." ucapnya dengan mengelus rambut jia.

"pasti ada saatnya, tapi tidak untuk sekarang." setelahnya jeno menunduk dan dia kecup kening jia lama.

Jeno merapihkan selimut jia sampai sebatas dada, dan saat melihat ada baju renang yang jia tadi pakai, dengan segera dia ambil dan jeno keluar dari kamar jia. Dia tutup pelan pintu agar tidak menganggu jia.

Sama halnya dengan jisung dia juga baru keluar dari kamar haechan.

"gimana mas? Adek gapapa kan?" tanya jisung menghampiri jeno.

"adek lagi tidur. Kita ke bawah aja, biarin mereka istirahat." jeno berjalan terlebih dahulu.

Jisung menatap punggung suaminya sendu. Jeno sudah anggap jia seperti adik kandung sekaligus anak. Jadi jisung tahu bagaimana marahnya dia tadi.

Jisung menyusul turun ke bawah dan dia mencari suaminya. Entah kemana jeno padahal baru saja tadi dia turun sekarang sudah tidak ada.

Jisung memutuskan duduk di ruang keluarga dan menyalakan tv. Tak lama datang jeno dan dia berbaring berbantalkan paha jisung.

"kamu dari mana?"

"aku bakar baju renang jia"

Dan jisung cuma bisa diam. Emang dia tadi melihat jeno bawa baju renang.

"kamu ga ke kantor?" jisung coba alihkan pembicaraan.

"aku jagain kalian aja disini."

Dan mereka lanjut bersantai di ruang keluarga. Seakan semuanya baik baik saja.



Renjun menatap jemi yang tengah duduk di depannya tajam. Renjun pergi ke rumah jaehyun karna pasti jemi juga pulang. Jemi adalah anak angkat jaehyun dan mark. Dan tentunya jemi sudah berstatus sebagai kaka di sini.

Jemi baru saja tiba di rumah dan sudah di sambut renjun. Daddy sama mommy nya di luar kota karna bisnis. Padahal libur ada aja kerjaannya. Mangkanya dia pergi ke vila.

"kamu tahu kesalahan kamu?" tanya nya dingin.

"jemi udah bawa jia ke vila" cicitnya.

"kamu laki laki kan?"

"ya laki dong. Kan ayah juga liat!"

Jemi tepuk bibirnya. Hadeh dia kelepasan sewot.

Renjun melotot tidak percaya di buatnya. Berani sekali bocah satu ini.

"kamu mulai berani sama saya?"

"ck. Maaf yah, udah sih. Jia juga udah balik ribet banget orang tua" karna sebal dia sekalian aja.

Renjun menghela nafasnya lelah. Salah besar dia bicara sama bocah satu ini, yang ada dia bakalan pusing.

"saya aduin ke daddy kamu mau? Kamu juga kan liat tadi jeno yang jemput jia."

"dih ayah mainnya ancaman gaseru"

Renjun berdiri. Dia sudah tidak bisa, yang ada darah tinggi dia disini. Sangat salah dia kesini.

"sekali lagi kamu bawa bawa jia tanpa izin dari saya. Akan saya adukan pada jaehyun, mau kamu dikirim ke kanada?"

"orang tua bisanya ngancem trus" lirihnya.

"apa? Kamu bicara apa?"

"iya jemi gaakan ulangin lagi. Puaskan?"

Dan renjun pergi begitu saja untuk kembali ke rumah. Pusing dia bicara sama jemi.

"yeh dasar orang tua. Eh tapi, gue keren banget anjir haha. Sampe pusing tuh ayah" cibirnya.

Dan dia pergi naik ke kamarnya.








TBC.

Gatau gajelas 😭🙏

Renhyuck family || S1&2 Where stories live. Discover now