🔞

42.3K 2.2K 381
                                    

Hari-h pernikahan dilaksanakan.

*Acara pernikahan udah terlaksana ya jadi anggap acaranya udah selesai soalnya Oca belum bisa ngetik gimana acara kondangan🗿🙏

Jadi langsung malem pertama aja 😋⚠️

.
.
.
.
.



































20.00

Dari jam delapan pagi sampai sekarang sudah jam delapan malam, acara baru selesai, Raksa dan Owen sekarang sudah sah menjadi pasangan pasusu.

Cincin yang diberikan Owen berbeda lagi dari yang waktu itu tunangan, jadi yang tunangan di simpan dan yang baru dipakai, masing-masing tadi sudah memakaikan cincinnya bergantian, semuanya merasakan senang dan bahagia yang terpancar dari pasangan baru itu.

"Sayang, capek ya?" Mauren memijat pundak lelaki manis.

Raksa mengangguk, membuang nafas pelan, dia senang karena tadi acaranya berjalan lancar.

"Gak sabar gue gimana keadaan lo abis malper nanti." Rayyan menaik turunkan alisnya sambil menyesap bir.

Lelaki manis rolling eyes, sebenarnya ia juga masih deg-degan sekarang karena nanti malam, dia akan tidur bersama Owen dan selamanya tinggal bersama lelaki itu.

"Mamah, gak papa Asa tinggal sama Owen?" Raksa memegang tangan Mauren.

"Gak papa sayang, tapi inget mamah ya."

"Iya mah, Asa pasti sering-sering mampir ke rumah mama nanti." Raksa tersenyum.

"Tapi nanti kalo ada apa-apa kamu sama Owen, langsung lapor sama mamah, bilang sama mama ya."

Raksa mengangguk cepat, dia membuka kancing jas putihnya karena sesak, punggungnya ia sandarkan ke sandaran kursi.

"Kamu mau tinggal di apart? Apa dirumah? Kenapa gak dirumah aja? Kan masih muat, ada banyak kamar juga." Steffi sedang mengobrol sama anaknya.

Owen menggeleng,"Owen udah beli apartemen baru mah, yang lebih besar."

"Kamu ini buang-buang duit aja, kan rumah kita gede kenapa gak tinggal dirumah aja, biar mamah gak jauh-jauh dari kamu."

Owen menghela nafas, matanya menatap lelaki manisnya yang sedang menatap kearahnya juga.

Mereka duduk sedikit berjarak, Owen sedang mengobrol bersama kedua orangtuanya.

Dan Raksa lagi di ledekin sama teman-teman Owen sialan dan Panji n Bimo, apalagi mamanya yang ikut-ikutan ngeledek membuatnya kesal dan malu.

"Nanti kalo bisa di video —" ucapan Niko terhenti saat Raksa memelototinya.

"Eh Sa, kalo bisa bikinnya kembar, kan Owen jago tuh di ranjang keliatan—" ucapan Bimo juga gak sampe abis karena,

"Apa sih! Lo pada ngomongin nya itu terus! Ah bosen! Gue gak mau malper!" Raksa bersedekap dada.

"Loh, kasian dong Owen nya sayang, kan itu yang di tunggu-tung—"

"Mamah! Jangan ngikutin mereka ah!" Raksa mempoutkan bibirnya.

Garaga menggelengkan kepalanya melihat adiknya yang malu-malu meong, dia menyesal wine juga sambil matanya menatap kearah Owen.

"Si Owen sama keluarganya ngomongin apa? Kok jauh-jauhan?" Garaga.

Mauren menggeleng,"enggak, emang kenapa, biarin aja."

"Jangan-jangan disuruh tinggal di rumah Mak nya Owen lagi, terus disana lo dijadiin bab—"

[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang