TTOL 45

20.1K 1.7K 187
                                    

"Kamu tahu gak kalau hal semacam ini bisa saya bawa ke jenjang hukum?!"

Oliv tersentak kaget, dia cuma bisa geleng-geleng kepala.

"Kamu maunya apa? Saya penjarakan atau keluar dari sekolah ini?"

"Bu.. saya mohon, saya minta maaf Bu."

"Jawab pertanyaan saya."

"S-saya gak mau Bu."

"Gak mau di penjara? Mau saya keluarkan?"

"Jangan Bu.. saya minta maaf Bu."

"Lalu maunya di penjara aja?"

Oliv langsung menggeleng cepat,"enggak Bu, saya mohon."

"Saya, sebagai orang tua, sekaligus yang memegang kendali sekolah ini, tidak suka dengan sikap kamu."

"Saya minta maaf.. hiks jangan Bu." Oliv langsung menangis sembari menunduk.

Mauren mengeluarkan handphone, matanya melirik Akbar dan Mira,"kalian berdua boleh keluar."

Mira mengangguk pelan dan melangkah keluar, dia sangat-sangat bersyukur tidak kena marah.

Dan Akbar menurut, dia keluar dari ruangan Mauren, tetapi dia langsung mengejar Mira.

"Jangan seneng lo."

Mira tersentak kaget,"lo kenapa gak bela sepupu lo sendiri?"

"Gua gak mau ikut kena imbasnya."

"Lah.. dia sepupu lo sendiri bego."

"Emang kenapa? Urusan dia, bukan gua. Lo juga kenapa gak kena? Kan ikut andil."

"Dih, gak. Gue mah di paksa aja, lagian gue juga sebel sama Oliv, nyuruh-nyuruh doang bisanya, emangnya gue babu."

"Lah sadar lu, yang temenan sama dia mah cuma dijadiin babu."

"Bagus lah dia keluar dari sini, biar gue bebas." Mira nyengir sambil bersedekap dada, dan mereka berdua masuk kedalam kelas.

Balik lagi didalam ruangan Mauren, dimana Oliv masih berdiri menunduk didepan Mauren yang sedang duduk bermain handphone.

Oliv benar-benar takut bukan main, dia terus sesenggukan tanpa di tegur oleh Mauren, apalagi tinggal mereka berdua.

Mauren menelpon Owen, untuk memberitahu orang yang sudah mencelakai Raksa dan membuat masalah dengan Raksa.

Supaya Owen yang akan ambil tindakan, karena dia adalah suami Raksa, yang pastinya satu pemikiran dengan sang istri.

"Iya, sekarang. Di ruangan mamah ya."

Pip*

Oliv melirik sedikit, berfikir siapa yang Mauren telpon, apa polisi? Apa kepala sekolah? Apa orangtuanya?

"Atas dasar gak suka karena Raksa dekat dengan Owen? Memangnya kamu siapa?"

Oliv langsung mendongakkan kepalanya,"saya..."

"Mereka sudah menikah, dan asal kamu tahu mereka sudah kenal dari lama. Dari Owen masih SMA, bersekolah disini. Mereka sudah saling kenal. Dan kamu? Kenal dimana dengan Owen?"

"G-gak tau."

"Se cinta apa kamu sama Owen? Sampe-sampe pengen misahin istri sahnya? Obsesi apa gimana?"

"G-gak Bu."

"Gak gak aja terus, dimana sikap kamu yang sengak itu?"

Oliv meneguk air liurnya, dia gak mau lagi nyari gara-gara dengan keluarga Raksa dan siapapun itu.

[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]Where stories live. Discover now