TTOL 42

18K 1.8K 242
                                    

00.00

Tinong

Tinong

Raksa terbangun dari tidurnya mendengar alarm handphonenya berbunyi, tanda sudah pukul 12 malam. Karena ia menyetel alarm di jam 12 pas untuk merayakan ulangtahun Owen, ia tahu akan ketiduran makanya ia menyetel alarm.

Raksa mengucek matanya, terduduk diatas ranjang disebelah Owen, matanya menatap sang suami yang masih terlelap di ranjang yang berbeda.

Lelaki manis tersenyum dia turun dari ranjang, mengambil kue yang ada diatas meja, kue tart berukuran kecil dengan selai cokelat. Dengan gambar Owen yang berambut blonde dan tulisan 'Happu birthday husband'.

Raksa menyalakan lampu di kamar itu, fyi mereka berdua masih berada di kamar inap rumah sakit, dan hanya ada mereka berdua saja karena sudah malam tidak ada yang bisa untuk menjaga Owen selain dirinya.

Raksa menyalakan korek api juga untuk menyalakan lilin yang menghiasi di sekeliling kue tart itu.

"Yey udah nyala!" Raksa mengangkat kue itu dan mendekat kearah ranjang Owen.

"Sssttt.. Owen bangun."

Rasa nyeri di dadanya kembali dirasa, ia tahu Owen tidak akan mendengarnya, apalagi menanggapinya, tetapi ia cuman ingin merayakan ulangtahun Owen yang pertama kali baginya, walaupun Owen sama sekali tidak sadar, yang terpenting ia sudah membuat suatu kenangan pertama merayakan ulangtahun Owen yang akan ia ingat selalu.

Lelaki manis itu meneteskan air matanya kembali, sebenarnya ia capek terus menangis membuat matanya sembab dan bengkak, tetapi ia tidak bisa menahannya, matanya terus berkaca-kaca dan ia tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar.

Raksa mengulum bibir, mengelap air matanya yang membasahi pipinya.

"Happy birthday Wen."

Raksa menampilkan senyum tipis, tangannya mengusap surai Owen-nya, dia mendekatkan diri untuk,

Cup

Raksa mengecup singkat pipi sang dominan dengan penuh sayang dan kelembutan, air matanya kembali jatuh seiring hatinya terasa sesak.

"Semoga  lo denger gue Wen, kali ini aja. Ayok Wen bangun, sadar. Ada hadiah ulangtahun dari gue yang pasti bakal lo suka, Wen lo harus tau apa hadiah dari gue."

"Owen—"

"Sayang."

Raksa langsung mengerjapkan matanya, menatap suaminya dengan pandangan tidak menyangka, didepannya saat ini suaminya sudah sadar dengan pandangan sayu, dan dia dapat mendengar suara Owen yang sudah lama ia rindukan dari kemarin.

Tangis Raksa langsung tumpah, lidahnya kelu untuk mengatakan sepatah kata karena ada banyak yang ingin ia katakan dengan suaminya saat ini, tetapi tidak bisa. Dia hanya bisa menangis disebelah Owen.

Owen meringis pelan memegangi kepalanya sambil berusaha untuk duduk, dia menatap sekeliling dan matanya berhenti pada sang pujaan hatinya yang sedang menangis sambil sesenggukan.

Owen mengambil kue yang ada di tangan Raksa, menaruhnya diatas nakas, dan membawa istrinya kedalam dekapannya.

Raksa langsung merendamkan suara tangisannya di dada bidang Owen, dia memeluk Owen erat, ia memohon kalau ini bukan cuma mimpi, dia benar-benar rindu dengan suaminya.

Owen mengelus surai lembut Raksa, menciumnya beberapa kali, mengusap-usap punggung ringkih itu, dan mengecupi pipi sang lelaki manisnya.

Owen juga rindu dengan istrinya, dia samar-samar mendengar suara Raksa tadi membuat dirinya langsung berusaha untuk bangun dari tidur panjangnya.

[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]Where stories live. Discover now