TTOL 39

13.9K 1.4K 236
                                    

14.00

"Tuh kan beneran mereka pulang bareng lagi! Ayok Mir kita ikutin!" Oliv menepuk-nepuk pundak Mira sambil menunjuk-nunjuk motor Akbar yang keluar dari pekarangan sekolah bersama Raksa.

"Lip panas banget ini, mager."

"Aelah gitu lu sekarang, yaudah gue sendiri aja." Oliv ingin beranjak pergi.

"Yaelah gitu aja ngambek lu, yaudah ayok." Mira membuang gagang permen lollipop nya ke sampah dan melangkah kearah motor miliknya.

Mereka akan mengikuti kemana Akbar pergi bersama Raksa, bukan apa-apa Mira cuma mau dapet traktiran dari Oliv yang kepoannya gak ada batesnya.

"Kemana ini anjir Lip, gue gak tau jalan."
Ucap Mira diatas motor.

"Udah buruan ikutin aja gak usah bacot ah!"

"Rumah sakit co?! Kita ngapain kesini?!"

"Udah-udah parkir dulu motor lu."

Mira memarkirkan kendaraannya diparkiran motor jauh dari Akbar, mereka berdua sama-sama bingung karena Akbar dan Raksa pergi ke rumah sakit.

Apalagi melihat Akbar yang ikut masuk kedalam rumah sakit membuat rasa penasaran Oliv menggebu-gebu.

Oliv menarik tangan Mira membawanya masuk kedalam gedung rumah sakit.

"Kayak mau jadi maling kita anj—"

"Sssttt jangan banyak bacot!" Potong Oliv.

Sampai mereka berdua melihat Akbar dan Raksa masuk kedalam salah satu ruangan kamar inap, yang membuat Oliv langsung mengintip dari jendela.

Oliv melebarkan matanya menatap ada pak Owen yang tidak sadarkan diri dan terlihat sedang sakit.

Dia tambah terkejut di saat Raksa mendekati Owen dan mencium tangan pak Owen.

Oliv menggelengkan kepalanya melihat kedekatan Raksa dan Owen, tetapi tidak ada pergerakan dari pak Owen-nya, apa dia benar-benar sedang sakit?

"Ngapa si Lip? Mangap begitu, kaget ngapa lu?" Celetuk Mira yang udah duduk di kursi tunggu sambil mengipas-ngipaskan wajahnya menggunakan tangan, dia kepanasan.

"I-itu pak Owen! D-di cium sama Raksa anjing?!" Oliv menutup mulutnya kaget.

Oliv membuka sedikit pintu kamar itu, hanya sedikit, dia mengintip Akbar, Raksa dan satu laki-laki lagi sedang mengobrol di sofa sambil memainkan satu anak kecil.

Samar-samar ia dapat mendengar, percakapan ketiga laki-laki tersebut, membuat dia tambah-tambah terkejut bukan main.

"Suami lo gak bangun-bangun Sa." Ucap Akbar.

Oliv kenal banget sama suaranya Akbar, dan apa katanya tadi? Suami? Gak bangun-bangun? Maksudnya pak Owen?

Oliv hampir pengen teriak di saat dia juga dapat melihat dari pintu ada cincin yang melingkar di jari manis tangan pak Owen, yang sama persis dengan milik Raksa.

"Pelakunya udah di tangkap Sa, katanya Cece nangis-nangis minta maaf sama Tante Steffi tau."

"Idih gak tau malu, mampusin dia di penjara gak ada yang nolong gak ada temen gak bisa hidup bebas."

"Dendam banget kayaknya lu Sa."

"Ya iyalah Bar, dia udah buat Owen gue begini. Terus dulu gue juga udah pernah ngerasain apa yang nyokap nya Cece rasain, mendekam di penjara, gak ada kata maaf, gak ada yang nolongin gua, gua cuma menyendiri di sel."

"Hah? Kok bisa?"

"Dulu gue... Gue pernah ngelakuin kesalahan yang fatal banget sampe-sampe gue.... Di jeblosin ke penjara."

[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat