TTOL 33

15K 1.7K 242
                                    

"Sayang."

Raksa menoleh, ia melihat ada mamahnya bersama papah Marcel, dan Garaga dibelakang mereka berdua.

Mauren mendekati Raksa, memeluk anaknya yang sedang duduk di kursi, mengelus rambut itu dengan lembut, matanya menatap Owen yang masih belum sadarkan diri.

Raksa memeluk pinggang Mauren,"m-mama."

"Iya sayang, selamat ya, anak mama udah ngisi sekarang, udah mau jadi bunda." Ia berbisik dan mengecup pucuk kepala Raksa.

Lelaki manis mengulum bibir dan mengangguk,"t-tapi Owen mah, dia gak mau bangun hiks."

Mauren menangkup wajah manis itu, mengelus lembut pipi sang anak,"nanti dia bangun kok."

Papah Marcel melihat istirnya bersama temannya a.k.a mommy-nya Cece yang masih berada di kamar inap Owen.

Owen sudah di pindahkan ke kamar inap yang VVIP atas perintah Steffi, agar lebih luas dan tidak sumpek.

"Kenapa bisa begini mah?" Tanya Marcel.

Garaga bersedekap dada, matanya terus menatap intens kepada wanita paruh baya itu dan anaknya.

Steffi menyuruh agar Marcel duduk di sebelahnya,"kecelakaan, aku juga gak tau apa sebabnya."

"Dimana?"

"Di... Dimana jeng?" Steffi bertanya kepada mommy-nya Cece.

"Di-di jalan layang! Iya disitu!" Jawabnya.

Marcel mengerutkan keningnya,"kenapa?"

"Kecelakaan sengaja atau gak di sengaja? Penyebabnya apa? Apa ada orang lain yang ada di TKP waktu kecelakaan?"

Mommy-nya Cece gelagapan,"e-eh... Itu—"

"Cek cctv aja om." Usul Garaga.

Steffi dan Mauren yang mendengar itu menganggukkan kepalanya, mereka harus cari tahu kronologisnya, dan apabila ada sesuatu yang menjadi asal terjadinya kecelakaan tersebut, apalagi kalau sesuatu itu adalah seseorang akan di tinjak lanjut jikalau memang Owen sama sekali gak salah.

"Bener." Mauren.

Mereka tidak sadar aja kalau ada dua orang yang jatungnya sedang berdetak kencang karena rasa takut.

___________________






















20.00

Sekarang hanya tersisa Raksa, Mauren dan Steffi, yang lainnya sudah pulang karena sudah malam, tetapi nanti papah Marcel akan kembali di saat sudah membereskan pekerjaannya.

Steffi dan Mauren lagi berbincang-bincang di sofa, dan Raksa tidak pernah beranjak dari duduknya, menunggu Owen sadar, berharap akan sadar.

Raksa memegang tangan besar Owen, menautkan jari-jemarinya kepada hari besar Owen,"Owen kapan bangun, udah malem."

"Owen gak mau pulang ke rumah?"

Raksa menidurkan kepalanya di pinggir ranjang Owen, sedari tadi dia hanya berbicara sendiri tanpa dijawab oleh suami tampannya itu.

Tok

Tok

"Permisi."

"Biar aku aja yang buka." Mauren membuka pintu di saat di ketuk dari luar.

"Ini untuk makan malam pasien."

[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang