TTOL 25

17.2K 1.6K 288
                                    

"Udah Wen! Ayok keluar ah!" Raksa mendorong tubuh Owen supaya keluar kamar.

Owen dan Raksa sudah selesai mandi berdua, udah sama-sama pake baju dan wangi.

Sekarang pasusu itu menghampiri mamah Mauren di ruang tamu tetapi,

"Kalian ngapain lama banget dikamar? Udah tau ada mamahnya Raksa disini, kamu juga Wen bukannya keluar nyapa mamahnya Raksa dulu malah berduaan terus dikamar!"

Baru sampe di ruang tamu, Owen dan Raksa terkejut melihat ada Steffi, dan mamahnya Owen itu tiba-tiba nyerocos ngomel-ngomel.

Padahal Mauren gak masalah soal itu yang Raksa tau.

Owen menggeleng, ikut duduk di sofa bersama Raksa disebelahnya,"enggak mah, Owen baru bangun."

"Kemarin Raksa yang bangun siang, terus kamu. Kalian berdua itu emang pasangan males ya."

Mauren terkekeh kecil melihat Owen dimarahi oleh mamahnya.

Lelaki manis yang disebelah Owen cuma menunduk memainkan jari-jemarinya, kalau mamah Steffi lagi ngomel dia gak bisa jawabin takut.

"Ya capek mah, lagian Owen kerja juga siang, gak ada kerjaan pagi mah di kantor."

"Kamu bilang kalo kamu udah nikah sama Raksa bakal bangun perusahaan papah kamu supaya lebih berkembang! Kembang apaan kalo kamunya malas-malasan!"

Owen memijat pangkal hidungnya sambil menghela nafas,"kan Owen masih ngambil cuti mah, Owen abis nikah."

Steffi mendengus, Mauren disebelahnya mengusap-usap punggung Steffi.

"Udah-udah, pagi-pagi jangan sarapan pake emosi." Mauren.

Owen mengangguk,"bener tuh." Dia menyandarkan kepalanya di pundak Raksa.

Steffi rolling eyes,"jangan cuti lama-lama, kamu juga Raksa jangan libur sekolah lama-lama bisa-bisa di keluarin kamu dari sekolah."

Raksa mengangguk pelan,"iya mah.."

"Tadi udah dimakan masakannya Raksa, Wen?" Tanya Mauren dan dibalas anggukan.

"Enak?"

"Buangetttt."

Mauren tertawa, tangannya mengusap rambut lelaki manis,"pinter dong, mamah yang ngajarin."

Raksa tersenyum manis kearah mamahnya,"eum... Mamah, sama mamah Steffi udah makan? Nasi gorengnya masih ada kalo mau Asa siap—"

"Boleh." Jawab Steffi sebelum ucapan Raksa selesai.

Raksa tersenyum,"tunggu ya, Ada ambilin." Ia melangkah pergi menuju dapur.

"Sini mamah bantuin sayang." Mauren menyusul Raksa.

Meninggalkan Owen dan Steffi di ruang tamu.

Owen menyalakan televisi dan menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa.

Steffi bersedekap dada,"Raksa bisa hamil?"

Owen menoleh dan mengangkat bahunya tidak tahu.

"Mamah tau, anaknya Mauren yang satunya juga nikah sama laki-laki, tapi dia beruntung laki-laki yang dinikahin anaknya bisa hamil."

"Kalo kamu?"

Owen menghela nafas, dia tau Gara memang beruntung bisa menikahi orang yang dicintainya a.k.a Jeva dan Jeva bisa mengandung mempunyai anak bersama Garaga.

Tetapi kalau Raksa? Dia juga gak tau, tapi dia pengen aja punya anak bayi bersama Raksa, tapi kalo gak juga gak papa.

"Owen gak tau mah."

[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]Where stories live. Discover now