TTOL 43

19.1K 1.7K 146
                                    

Happy reading~

.
.
.
.
.




























































05.00

Cklek

"Loh... Raksa kenapa tidur disitu sama Owen?" Tanya Steffi.

Baru masuk Steffi dibuat bingung karena melihat Raksa udah tidur berdua sama Owen.

Steffi datang bersama Marcel, sebelum berangkat kerja.

Steffi menghampiri Raksa dan Owen bersama Marcel.

Marcel juga mengerutkan keningnya,"Owen udah sadar mah." Dia memegang tangan anak semata wayangnya dengan senyuman.

Raksa terbangun dari tidurnya karena suara bising, dia mengucek mata dan terduduk diatas ranjang, menoleh kearah mertuanya,"mah? Pah?"

"Dari tadi?" Marcel menggeleng.

"Baru sampe, Owen udah sadar ya?"

Raksa tersenyum lebar dan mengangguk cepat, ia turun dari ranjang dan mencium tangan Marcel dan Steffi,"udah mah! Pah!"

"Baru tadi malem pas jam dua belas, Asa ngerayain ulangtahun Owen! Dan gak lama Owen langsung sadar!" Ucapnya antusias.

Steffi juga bahagia bukan main, dia langsung memeluk Owen yang masih memejamkan mata,"anak mamah akhirnya sadar!"

Owen yang terganggu langsung buka mata dan mengerutkan keningnya,"mah?"

"Astaga anak mamah! Seneng banget akhirnya kamu sadar!"

Owen duduk diatas ranjang dengan Steffi yang sama sekali tidak melepaskan pelukannya,"iya mah."

"Jangan begini lagi ya sayang! Jangan bikin mamah takut! Hampir gila mamah liat kamu sakit!"

Raksa tersenyum tipis, tetapi ia bingung melihat wajah tidak suka Owen saat mendapatkan pelukan mamahnya.

Marcel mengusap rambut blonde Owen,"gimana? Enak tidur panjangnya?"

Owen cuma nyengir, dia menatap Raksa,"Sa."

Raksa mendekat, lelaki manis itu menatap Owen,"a-apa?"

"Mau gimanapun keadaan aku, gak ada namanya perceraian diantara kita, tanpa persetujuan aku, semuanya gak mungkin terjadi. Kamu tetep istri aku, aku butuh kamu selamanya." Owen mengelus rambut hitam lelaki manis.

Marcel rolling eyes, heran sama anaknya sendiri baru bangun udah bucinan lagi.

Steffi mengerutkan keningnya,"Owen udah makan belum nak?"

"Denger kan sayang?" Owen memegang pipi sang istrinya.

Raksa mengangguk pelan, dia melempar senyum manis,"i-iya."

"Aku udah sadar, tandanya kita gak jadi pisah, dan ini belum sampai satu Minggu."

Dahi Marcel mengkerut,"pisah? Apa?"

"Mamah bilang kalo Owen gak bangun-bangun dalam seminggu bakal buat surai perceraian buat, Owen sama Raksa. Pah." Jelas Owen.

Steffi yang berada ditengah-tengah merasa terpojokkan,"apa sih? Kamu ngomong apa? Fitnah mamah kamu? Gak ada yang pernah bilang kayak gitu."

Owen membuang nafas panjang,"ya.. lupain aja, intinya Raksa itu istri aku mah, menantu mamah. Dia juga berhak dapet haknya dari mamah, gak cuma ngelakuin kewajibannya doang sebagai menantu mamah yang nuntut ini itu."

[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]Where stories live. Discover now