"Genan semesta itu jahat untuk orang seperti kita, mereka tidak bisa memberikan kita rasa baik baik saja, semesta terlalu jahat untuk kita yang menganggap semua orang baik genan"
"Tapi gue tetep bersyukur karena semesta mengizinkan lo untuk di sampi...
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Pintu berwarna coklat itu ia masuki. Lalu mendapatkan sosok gadis yang lagi lagi sedang bergekut debgan soal soal di buku tebal.
Genan mulai meletakan tasnya di kursinya, kemudian menatap lekat lekat gadis di sampingnya itu.
"Kakak lo nyariin tadi, udah ketemu?"
"Udah" jawabnya lirihhh.
"Genan?"
"Eum"
"Jangan terlalu deket sama nara ya, nara nggak suka jadi pusat perhatian gara gara nara berangkat sama genan!"
"Maafin gue ya ra, eumm boleh pinjem buku catatan biologi?"
Nara menggorek isi tasnya mencari buku catatan biologi miliknya.
"Thanks ra!"
Nara hanya menganggukan kepalanya pelan. Entah darimana susu coklat kotak sudah ada di depannya. Nara kembali memandangi genan penuh tanda tanya.
"Di minum, rotinya juga jangan lupa di makan"
Senyum yang terpancar di wajahnya begitu lebar. Nara masih menatapi sudut sudut bibir itu yang melengkung sempurna. Sampai genan akhirnya pergi dari kelas itu.
Sekarang yang bisa ia pandangi hanya susu kotak yang sekarang tepat berada di atas mejanya.
Segerombolan anak mulai memasuki ruang kelas yang masih terlihat sepi itu. Memandangi nara dengan segala bisikan yang keluar dari mukut mereka.
"Si bisu, kenapa berangkat sama genan?"
"Iya ngapain juga genan mau sama cowok yang kena mental kaya gitu!"
Bisikan demi bisikan mulai meracuni pikirannya kali ini. Dadanya mulai terasa sesak, entah kenapa detak jantungnya berpacu lebih ceoat dari biasanya.
"Apapun yang mereka lihat tentang nara nggak semestinya bener, nara juga nggak suka tatapan dari mereka yang liatin nara rendah, seakan akan nara berada di bawah kaki mereka, nara nggak suka" batinnya.