PART 6 | TIDAK ADA PILIHAN LAIN SELAIN BERTAHAN

11 3 0
                                    


"𝑩𝒂𝒅𝒂𝒊 𝒋𝒂𝒖𝒉 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕 𝒋𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒎𝒑𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝑩𝒂𝒅𝒂𝒊 𝒋𝒂𝒖𝒉 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕 𝒋𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒎𝒑𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒑𝒖𝒓𝒏𝒂"

_________

Waktu berdenting begitu cepat. Tak terasa bel pulang sekolah sudah terdengar sedari tadi. Namun anehnya nara enggan beranjak dari tempat duduknya.

"Ra gue duluan ya"

Tak ada jawaban yang genan dengar dari gadis itu. Akhirnya genan menutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya. Genan menatap nara sekali lagi sebelum kakinya benar benar beranjak pergi. Dan benar saja kali ini genan sudah meninggalkan kelas itu.

Di parkiran sekolah arna tidak bisa menemukan sang adik. Arna berlari menaiki tangga, dan benar saja ia berpapasan dengan genan di tangga.

Kedua mata itu saling bertemu. Menatap penuh kata. Sampai akhirnya genan menahan tangan arna yang sudah ingin melangkah.

"Tunggu di parkiran aja, nara lagi pengin sendiri kayaknya, biarin dia tenang dulu"

"Siapa lo ngatur ngatur gue!"

"Terserah lo na!"

Genan melepaskan genggamannya. Memilih meninggalkan arna yang angkuh.

Arna menatap kepergian genan. Ia berfikir sejenak. Mungkin saja kalau ia menemui nara, ia hanya akan membuat gadis itu menitihkan air matanya lagi. Akhirnya arna memilih duduk di tangga menunggu gadis itu keluar.

Waktu berlalu, tak terasa 1 jam sudah ia menunggu nara tapi gadis itu tak kunjung keluar. Sampai detik selanjutnya ia melihat kaki nara melangkah.

Manik manik mata mereka saling bertemu. Nara mengayunkan kakinya mendekati arna.

"Kakak nungguin nara?"

Arna hanya mengangguk.

"Nara mau jalan jalan dulu kak, kakak pulang duluan aja"

"Sama gue, gue ikut ra"

"Nggak kak, nara mau sendirian, kak arna nggak usah khawatir"

"Kalo gitu, telfon gue kalo ada apa apa"

Nara menganggukan kepalanya ragu. Arna mengeluarkan lembaran berwarna merah dari dalam sakunya.

"Siapa tau lo butuh"

"Nggak usah kak, nara masih ada kok"

"Ambil aja, pulangnya jangan kemaleman"

Mereka berjalan bersama sampai lantai bawah. Sampai akhirnya mereka berpisah di area parkiran.

NARARYA || on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang