"Genan semesta itu jahat untuk orang seperti kita, mereka tidak bisa memberikan kita rasa baik baik saja, semesta terlalu jahat untuk kita yang menganggap semua orang baik genan"
"Tapi gue tetep bersyukur karena semesta mengizinkan lo untuk di sampi...
Perjalanan yang cukup ia nikmati menuju rumahnya. Ada sosok yang ia pikirkan saat ini, yaitu jelita dan ari. Genan sempat mampir ke toserba untuk membeli roti keju kesukaan ari.
Namun saat ia membuka pintu rumahnya yang ia temukan adalah rumah kosong tanpa penghuni. Ia segera mengecek ke kamar ari, karena biasanya mereka berdua ada di sana.
"Maaa, mamaaaa!" Teriaknya memenuhi seluruh ruangan.
Namun sialnya ia bahkan tidak mendengar sedikitpun suara jelita. Ia merogoh sakunya berusaha menemukan handphonenya untuk menghubungi jelita. Tidak ada jawaban bahkan nomernya saja tidak aktif.
Satu nama yang ia tuju di pikirannya. Detak jantungnya berdegup begitu cepat. Roti keju di tangannya terlepas begitu saja. Ia berlari cepat menuruni tangga rumahnya. Ia tidak peduli apa yang akan terjadi dengannya.
Sesekali ia menghubungi kerabat dekat jelita, siapa tau jelita sedang berada di rumah mereka, namun hasilnya nihil. Ia terus berlari, matanya jelalatan kesana kemari.
"Di mana mama? Gue bilang dimana mama!"
Ia tampak emosi sambil menelepon seseorang.
"Kamu ini ngomong apa genan! Mana papa tau mama kamu di mana? Tidak mungkin juga mama kamu bersama papa kan?"
Ia langsung memutuskan teleponya. Nafasnya yang tersenggal, genan menghentikan langkahnya ketika melihat mobil yang ia kenal terparkir di sebuah gedung time zone. Ia kembali mengatur nafasnya, pikirnya benar benar kalut, terlepas dia sedang ada masalah yang belum selesai dengan bina. Ia hanya khawatir jika bina melibatkan jelita di dalamnya, apalagi anak kecil yang tidak tau menau tentang masalah kecil ini.
Genan memutuskan untuk menunggu di depan mobil yang terparkir itu, berharap pemiliknya segera keluar. Dan benar saja bebepa menit berlalu wanita dan anak laki laki yang ingin dia lihat keluar begitu saja.
"Genan? Kamu ngapain disini?"
Genan langsung memeluk tubuh jelita dengan erat.
"Genan cuma khawatir ma"
Jelita menatap sang anak bingung, ada apa dengan genan?