PART 8 | KETENANGAN YANG DITEMUKAN

9 3 0
                                    


"𝑲𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏? 𝑫𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"𝑲𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏? 𝑫𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏?"

_______

Setelah perjalanan yang cukup menenangkan kepalanya bersama genan, tak terasa jam sudah menunjukan pukul 10.50 itu artinya ia harus segera pulang sebelum yodha kembali menyadari kalau dirinya keluar rumah malam ini.

"Gue anter ra"

"Nggak usah ge, nara sendiri aja nggak papa kok"

"Nggak, lo nggak liat udah pukul berapa, ini udah malem banget, bahaya juga kalo lo pulang sendirian, gue anterin"

Nara menghela nafasnya pasrah. Mereka berjalan kembali menuju rumah nara. Nara tertunduk tak berkata apa apa, sementara genan hanya bisa menatap pucuk kepala gadis itu.

Mereka sampai bahkan tanpa sepatah kata apapun yang mereka obrolkan sepanjang jalan.

"Makasih genan"

"Sama sama, yaudah masuk, istirahat yang bener"

Nara menganggukan kepalanya sampai akhirnya memilih untuk masuk kedalam rumahnya. Genan menatap kepergian gadis itu. Ia bahagia bisa bertemu nara malam ini, bahkan di dalam keadaan seperti ini.

Ahhh sial pikiran genan kembali lagi kepada bina.

"Aishhh brengsek!"

Genan juga memutuskan untuk pulang. Mungkin saja jelita sedang menunggunya di sofa sambil terkantuk kantuk. Ia membuka handphonenya mengetikan pesan kepada jelita.

"Ma, mama nggak usah tungguin genan, bentar lagi genan pulang kok"

Dan akhirnya ia benar benar memutuskan untuk pulang.

Nara berhasil kembali tanpa sepengatuhan yodha. Ia bergegas menuju ranjangnya. Membaringkan badan mungilnya dan mulai memejamkan matanya. Ia berterimakasih kepada genan yang sudah menemani dan menerima keluh kesahnya malam ini.

•••

Di meja makan pagi itu nara tidak mengharapkan ada perbincangan hari ini. Ia benar benar ingin berdamai dengan dirinya sendiri. Berusaha menelan makanannya dengan sempurna.

"Kemana aja kamu nara pulang malem banget?"

Nara tersedak. Padahal saat ia pulang tidak ada siapapun yang melihatnya. Nara menatap mata yodha.

"Kenapa kaget kenapa papa bisa tau?"

"Kenapa kalau nara pulang malem? Nara cuma cari udara segar!"

Satu piring berisi makanan mendarat di kepalanya. Bunyi gemertang langsung terdengar. Kepalanya berisi penuh makanan.

NARARYA || on goingWhere stories live. Discover now