PART 24 | DIA ADALAH ALASAN SEBENARNYA

5 0 0
                                    

"𝑷𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊𝒌𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"𝑷𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊𝒌𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈"

______

Tidak ada semangat untuknya. Bahkan langkah kakinya terasa lebih berat dari biasanya. Rongga rongga dadanya masih terasa sesak seperti banyak serpihan serpihan yang menempel. Matanya sedikit sembab akibat ia menangis semalaman.

Bibir pucat dan kantong mata besar, menjadi pemandangan yang tidak enak untuk dilihat di pagi itu. Terlebih ia harus melewati meja makan yang mengerikan untuknya.

Nara melewati orang orang di meja makan itu, yang terlihat sedang asik menyantap sarapan mereka tanpa melirik sedikitpun ke arah nara.

Ia bahkan tidak yakin akan mampu melewati hari ini dengan baik. Genan, satu orang yang terus ada di pikirannya saat ini.

"Nara"

Ia mendengar suara yang ingin ia dengar saat ini. Ia benar benar melihat pria itu di jalan biasa ia mengantarnya. Namun yang di tatap genan saat ini adalah kondisi nara. Ia tidak tau apa yang terjadi dengan gadis ini, tapi dari luar dia tau bahwa nara sedang tidak baik baik saja.

Tubuh nara berhenti bergerak begitu mendapatkan sosok itu benar benar ada beberapa meter di hadapannya. Sialnya dadanya kembali meresa sesak.

"Genan" lirihnya.

Pria itu berlari ke arahnya, memeluk erat tubuh gadis itu. Tangis nara pecah.

"Nggak papa, ada gue disini ra, nggak papa"

"Nara nggak kuat genannnn, nara nggak kuatt"

Genan lebih erat memeluk nara. Seakan ia tidak ingin membiarkan gadis itu pergi.

"Kenapa? Ada yang nyakitin lo?"

"Nara kira nara akan benar benar sembuh, tapi kenapa mereka selalu memberikan luka, nara pengin pergi genan, nara udah nggak kuatt"

"Ada gue disini nara, lo lupa janji gue?"

Satu satu alasan kenapa ia memilih untuk bertahan adalah genan.

"Pulang sekolah kita ke rumah gue, kita main bareng sama ari, mau?"

Nara menganggukan kepalanya.

NARARYA || on goingWhere stories live. Discover now