PART 13 | KERIBUTAN

9 2 0
                                    

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊 𝒃𝒆𝒏𝒄𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊 𝒃𝒆𝒏𝒄𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏"

_______

Hujan lagi lagi mengguyur kota di pagi hari. Ada yang membencinya, ada juga yang menyambutnya dengan senang hati.

Gadis berbadan kecil itu sudah bertengger di jendela kamarnya, menadahkan telapak tangannya keluar. Butiran hujan itu ia rasakan menyentuh tangangannya lembut. Ia tersenyum lebar, tidak pernah ia sebahagia ini walau wajahnya masih sangat pucat. Sampai seseorang datang meleburkan lamunannya.

"Nara"

Arna menatap sang adik yang selalu bahagia ketika hujan datang.

"Nara pengin ujan ujanan kak"

kata itu selalu arna dengar kalau hujan datang dengan cepat. Arna melebarkan senyumannya.

"Lo baru sembuh nararya, ayok berangkat, papa udah nungguin di mobil"

"Mobil?"

Arna menganggukan kepalanya yakin.

"Nara pengin jalan kaki"

"Ra nggak bisa, lo harus naik mobil hari ini mau nggak mau"

Wajah nara berubah murung. Ia tau apa yang akan terjadi di mobil kalau ia menaikinya. Namun ia terpaksa harus menurut.

"Kak"

"Kenapa ra?"

"Kakak tau bunga tulip yang ada di rumasakit waktu nara sakit? Nara cari kok nggak ada, apa masih ketinggalan?"

"Gue nggak tau ra, kalaupun masih pasti juga udah layu"

"Ohhh" nara menundukan kepalanya berjalan menuju mobil. Ia baru mengingat bunga tulip itu tidak ada di kmarnya. Padahal itu adalah pemberian seseorang.

Lagi lagi ia memandangi hujan yang masih sangat deras mengguyur jalanan kota pagi itu. Ia ingin sekali membuka jendela mobil, tapi tentu saja yodha akan memarahinya.

"Nara, semester nanti kamu harus dapet nilai bagus, kamu tau kan?"

Pertanyaan yodha membuat ia tidak mood hari ini. Ia hanya menganggukan kepalanya lalu memandangi hujan kembali.

Genan yang melihat nara hanya bisa menatapnya tanpa melakukan apa apa.

Tak lama mobil mereka berhenti di depan gerbang sekolah. Arna mengeluarkan payung besar, lalu menjemput nara untuk pergi ke kelas bersamanya.

NARARYA || on goingWhere stories live. Discover now