PART 30 | KITA YANG TIDAK PERNAH SEMBUH

6 0 0
                                    

"𝑷𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒔𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒛𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒊𝒏𝒊"

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"𝑷𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒔𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒛𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒊𝒏𝒊"

_______

Hujan atas kesedihan, badai yang bergemuruh atas rasa sakit, dan pantai yang menderu atas luka. Semuanya terdengar seperti alunan musik yang terus menyapa dan berputar di kepala.

Dua insan yang tampak sedang menikmati hamparan bunga berwarna warni. Mereka bercengkrama satu sama lain, dengan tangan yang tampak tertaut erat.

"Nara, gue kira semesta jahat bahkan gue kira semesta benar benar hanya ada untuk mereka yang beruntung, tapi gue salah, ternyata semesta juga mempertemukan dua manusia yang awalnya tidak saling kenal, bahkan sekarang menjadi amat deket entah karena apa"

"Apa genan menyesali itu?"

"Saat tangan gue tertaut erat kayak gini nggak ada rasa penyesalan di hidup gue, dan gue yakin genggaman ini tidak akan pernah terlepas"

"Apa genan yakin"

"Ya untuk saat ini, tapi gue nggak yakin kedepannya bakal gimana, nara kalau saja gue yang pergi duluan lo tetep nggak boleh nyerah, karena gue akan tetap nemenin lo pada akhirnya"

Iris mata cantik itu tampak saling bertemu. Dekapan hangat di sambut oleh keduanya.

"Gue sayang lo raa"

Ia membuka matanya. Semuanya hanya mimpi indah yang menemani lelapnya. Ia mengingat dan akan menyimpan mimpi itu di dalam pikirannya. Genan sadar bahwa tubuhnya tidak berada di tempat yang ia kenal. Ternyata dia terbaring di ranjang rumasakit.

"Kenapa bisa gue disini?"

Ia menelusuri ruangan itu. Ia menemukan seseorang sedang duduk di hadapannya. Genan masih memegangi kepalanya yang masih sedikit sakit.

"Dokter david"

"Lagi genan?"

Dokter yang di panggil David itu tampak sudah sangat mengenal genan.

"Sudah saya bilang kan kamu harus menjalani terapi?"

"Nggak dok! Lagian kenapa harus terapi?"

"Kamu memang keras kepala, gimana kepala kamu semakin sering sakit bukan? Dan kapan juga kamu mau menyimpan ini sendirian genan, untung saja saya yang menemukan kamu terbaring di jalan bukan orang lain. Kalau kamu tidak mau memberi tahu keluarga kamu, setidaknya teman kamu yang bisa di ajak tukar pikiran agar pikiran kamu tidak terlalu memikirkan hal berat, lihat kondisi kamu"

NARARYA || on goingWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu