PART 11 | SIALNYA AKU MEMBENCINYA

6 1 0
                                    

"𝑵𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊 𝒃𝒆𝒍𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒖𝒂𝒏𝒈

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"𝑵𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊 𝒃𝒆𝒍𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒖𝒂𝒏𝒈. 𝑪𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒍𝒊"

______


Semua manusia diciptakan atas kadar kebahagiaan yang sama, tapi setelah waktu berjalan selama ini, tidak ada kadar kebahagiaan yang di dapat. Dimana? Apakah bisa di gapai? Atau hanya akan menjadi angan angan?

Bahkan pemandangan di luar jendela mobil lebih menarik daripada menyaksikan keadaan di dalam mobil.

Nara sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Matanya masih sayu, bibir yang masih terlihat pucat, serta kulit yang terlihat tidak sehat menjadi sorot bagi semua orang.

"Arna, mama sama papa udah siapin acara spesial buat ulang tahun kamu"

Ya pria di sampingnya itu memang sebentar lagi menginjak umur yang ke 18. Dan sebentar lagi adalah acara yang tidak mau nara saksikan.

Nara menatap mobil mobil yang bergerak. Menikmati udara kota dengan asap mobil.

Pandangan arna jatuh kepada nara yang masih sibuk dengan pemandangan luar mobil.

"Nggak usah adain pesta ma, arna mau keluarga kita aja yang rayain"

"Nggak bisa gitu dong, gedung sama konsep acaranya kan udah mama siapin, kamu nggak boleh nolak arna, papa juga akan mewariskan sebagian sahamnya kepada kamu nanti, jadi itu akan menjadi acara spesial"

"Arna nggak mau maa!"

Gendhis tampak menatap arna tajam, lalu menatap nara.

"Apa karena nara kamu menolak?"

Sontak pandangan nara beralih ke gendis lalu di liriknya arna di sampingnya.

"Nara nggak bilang apa apa, nara juga nggak nglarang kak arna buat adain acara"

"Arna yang nggak mau maaa! Bukan nara, lagian kenapa sih bawa bawa nara, nara nggak tau apa apa!"

Mata gendhis tampak memerah.

"Nggak, pasti kamu nara yang mempengaruhi pikiran kakak kamu!"

"Bukan naraaaa, nara cumaa..." belum selesai nara berbicara. Yodha langsung memotongnya.

"Nara! Diamm"

Ia ingat betul apa perkataan yodha kemarin. Tentang nara yang tidak boleh melawan gendis saat bicara.

"Mau semegah apa si acaranya? Sampai arna yang nggak mau tapi nara yang di salahin, kalo arna mau mama nggak bakal nyalahin nara kan? Ma jawab" arna sudah muak dengan perkataan gedhis yang selalu menyakiti hati nara.

NARARYA || on goingWhere stories live. Discover now