Bab 5 : Berita dari Yaya

3.9K 453 31
                                    

"Hali pacaran sama siapa?" Gadis berhijab merah muda itu bertanya dengan penasaran. Ia menatap keempat pemuda yang duduk melingkari meja.

"Sama lo! Fuck! Merinding banget gue sial!" Sinis si mata merah itu.

Manik coklat Yaya membulat, gadis itu langsung memeluk tubuhnya sendiri dan memasang wajah jijik, "Ew, gue sama Hali? Najis banget."

Taufan dan Gopal udah ngakak guling-guling di lantai, menuai tatapan bingung dari beberapa pengunjung kafe. Fang menatap teman-temannya dengan bingung, Ying yang ikut dengan Yaya juga menatap dengan penasaran.

"Kenapa sih? Lo sama Hali kan emang cocok kok, Ya."

Mendengar pernyataan Ying, Fang juga mengangguk setuju. Hey! Rumor di kampus mengatakan bahwa Yaya dan Halilintar ini memiliki suatu hubungan, dan orang-orang juga mengatakan bahwa kedua orang ini juga merupakan couple goals nya kampus, siapa yang tidak akan ke makan rumor ini coba?

"Serendah itukah persahabatan kita Fang? Hubungan Jeje sama Yaya pun lo gak tau?" Taufan menggeleng berpura-pura kecewa.

Halilintar mendesah lelah, "Pantes saling suka, sama-sama gak peka gini." Gumam si manik merah.

Fang yang mendengar gumaman pelan dari Halilintar lantas memerah, ia berdeham, "Trus hubungan lo sama Yaya kalo bukan pacaran apaan?!"

"Sepupu." Jawab Halilintar, Taufan, Yaya dan Gopal secara bersamaan.

"KOK LO TAU SIH PAL?!"

"LAH? Kok lo sewot ke gue? Lo aja yang gak peka dodol, memang cocok kalian berdua." Gopal ini mulutnya emang blak-blakan, wajah dua chindo itu langsung memerah dan masing-masing dari mereka berseru marah pada Gopal.

"BISA BERHENTI JODOH-JODOHIN GUE SAMA DIA GAK?!" Duh kompaknya.

"Tuhkan kompak, emang jodoh." Celetuk Taufan dengan seringai jahil.

Fang berdecak, "Ish, pokoknya kok bisa cuma gue yang gak tau?" Ia bertanya dengan penasaran.

"Lo tuh gak peka, bahkan Bang Kaizo aja tau, tulah ngebucin aja teros." Ledek Gopal.

"Gue cekokin sendok ke tenggorokan lo kayaknya boleh ya, Pal?" Si pemuda berkacamata itu berkata dengan kesal.

Yaya menggeleng lelah melihat tingkah sahabatnya itu, manik coklatnya beralih ke sepupu keduanya, Halilintar. Ia memiliki informasi yang harus ia katakan pada si sulung Auriga itu.

"Lin, gue ada kabar dari rumah keluarga. Terserah mau lo anggap kabar buruk atau engga, yang jelas kabarnya ngagetin banget." Ujar Yaya dengan nada serius.

Halilintar menatap Yaya dengan tatapan bingung, ia melirik ke kembarannya yang hanya mengangkat bahunya, Taufan juga tidak tahu.

"Kita perlu pergi gak nih?" Tanya Ying, gadis itu rasa pembicaraan yang akan dibahas oleh Yaya dan duo Auriga merupakan masalah keluarga dan cukup serius.

"Terserah aja, gue sama Linlin gak terlalu tertutup kok soal masalah keluarga. Tapi yah, cuma ke kalian doang loh ya." Jawab Taufan.

Fang dan Ying tertegun, sepertinya dua Auriga ini benar-benar mempercayai mereka dengan rahasia keluarga mereka. Jadi mereka langsung bergerak mencari posisi yang nyaman untuk mendengarkan, melihat itu, Taufan tersenyum diam-diam.

"Gue langsung ke intinya aja, Yudistira lagi di Bali sekarang, di rumah keluarga." Ujar Yaya langsung to the point.

Taufan membeku, begitu pula Halilintar yang juga terlihat kaget namun masih bisa menjaga ekspresi nya. Gopal yang tentu tahu permasalahan awal keluarga Auriga ini hanya bisa diam.

"Yudistira..?" Ying ragu-ragu bertanya.

Yaya mengangguk, "Singkatnya saudaranya Hali dan Upan." Ia menjelaskan secara singkat.

Mendengar hal itu, Fang sama Ying langsung mengerti. Perceraian. Perpisahan. Mereka yakin itulah yang terjadi di keluarga Halilintar ini.

"Lalu? Ngapain mereka kesana?" Tanya pemuda bermata merah itu.

Sepupunya itu menggeleng tidak tahu, "Gue gak yakin, tapi kayaknya nyari kalian. Sesuatu terjadi, maybe?" Yaya berkata dengan ragu.

"Kalian sama Yudistira ini emangnya lost contact kah?" Tanya Fang penasaran.

Taufan mengangguk, "Udah 6 tahun lost contact, sebulan sebelum kelulusan pas SMP kalo gue gak salah ingat."

"Trus gimana?"

Mendengar pertanyaan Gopal, Halilintar jadi agak sensi.

"Ya gak gimana-gimana? Emangnya lo mau gue gimana?" Nada si sulung Auriga ini agak sewot, maklum, anger issues, sensitif banget emang.

Gopal langsung mengangkat kedua tangannya ketika mendengar nada sinis dari Halilintar, sorry ya, Gopal pagi-pagi gini gamau jadi samsaknya gledek merah itu, cukup Blaze aja yang di banting pagi ini.

"Wess santai bro, kalo misalnya mereka nyusul kemari lo mau gimana? Ngusir? Tega lo ngusir mereka?"

"Ya gak ngusir juga kali..." Kata Taufan pelan.

Halilintar bimbang, si mata merah berdecak lalu bangkit dari kursinya, ia menarik tasnya, "Gak tau, nanti aja gue pikirin. Gue cabut duluan, ada kelas, bye." Katanya dalam satu tarikan nafas dan cuss pergi meninggalkan kafe, meninggalkan sirkel nya yang terlihat kebingungan dengan sikap si gledek itu.

Fang ingin bertanya sebenarnya, ia, Halilintar dan Taufan telah berteman sejak SMA, memang tidak selama Gopal yang sudah mengenal keluarga Auriga itu semenjak masih kecil, atau Yaya yang ternyata merupakan sepupu dari dua Auriga ini, tapi sebagai teman... Atau bolehkan ia katakan sebagai sahabat? Ia tentunya ingin tahu permasalahan keluarga sahabatnya itu. Namun Fang tahu batasan, ia tak berhak mengusik privasi mereka.

Taufan menoleh ke Fang dan Ying, seolah tau apa yang kedua orang itu pikirkan, "Nanti gue cerita. Pikiran gue masih agak kacau gara-gara informasi ini." Katanya dengan pelan, memang jika dilihat lebih teliti, Taufan memang terlihat tidak fokus, seolah-olah pikirannya terbagi menjadi beberapa cabang.

Yaya menepuk bahu sepupunya itu, "Sorry kalo gue jadi nambahin beban lo ya, Pan."

Si mata biru malah nyengir lima jari, walaupun cengirannya agak dipaksakan, "Santai aja, bagi gue sih ini bukan kabar buruk, kabar baik malahan, gue... Kangen banget." Balasnya dengan lirih di akhir kalimat.

Gopal dan Yaya mengerti, hey hey, siapa yang gak kangen sama saudara yang udah terpisah lama? Mana kembar lagi. Ini kalo dua bontot tau pasti reaksinya bakal lebih heboh lagi.

Disisi lain, setelah kabur dari kafe tadi, Halilintar kini berada di kelasnya, menunggu sang dosen tiba. Seperti Taufan, pikiran Halilintar kini terbagi menjadi beberapa cabang, ia tidak fokus.

'Kalo mereka beneran kesini, gue harus apa sial...?'

---------------

Alooo! Gimana bab baru ini? Hehe, aku sebenernya ngeship HaliYa tapi gak ship banged, aku lebih demen FangYi hehe~
Para istrinya Fang maafkan aku ya ueueue

Btw, jangan lupa vote dan komen! Kunjungi akun tiktok ku @rein_azalea untuk selingan singkat buku ini ya!

Oke sekian, adios~

-RezleaReinn

ATLAS [END]Where stories live. Discover now